Sukses

Rancang Busana Klasik Maudy Ayunda, Didiet Maulana: Aku Menunggu Orang yang Tepat untuk Memakainya

"Kembali ke Akar," dengan persepsi itulah Didiet Maulana merancang salah satu tampilan dalam rangkaian perayaan pernikahan Maudy Ayunda dan Jesse Choi.

Liputan6.com, Jakarta - "Kembali ke Akar," dengan persepsi itulah Didiet Maulana merancang salah satu tampilan dalam rangkaian perayaan pernikahan Maudy Ayunda dan suaminya, Jesse Choi. "Tampilan klasik untuk sepasang pengantin, Maudy dan Jesse," ungkap Didiet mengawali cerita busana tersebut.

Ia melanjutkan, "Kami hadirkan sebuah tampilan segar yang terinspirasi dari busana klasik yang kerap dipakai masyarakat Jawa di era 1800-an dan awal 1900-an." Tampilan busana ini, Didiet mengatakan pada Liputan6.com, Jumat (10/6/2022), merupakan permintaan khusus Maudy.

"Maudy mau dodot (pakaian adat Jawa), kemudian sisanya diserahkan ke aku (secara desain)," creative director label IKAT Indonesia itu mengatakan.

Didiet mengatakan, semua yang dipakai Maudy adalah kain antik. Detailnya, pelantun lagu Jakarta Ramai itu mengenakan kain kemban klasik buatan 1930 berpadu kain motif bunga prada emas buatan 1960.

Maudy melengkapi tampilan anggunnya dengan aksesori emas rambut klasik dan bros antik dari 1800-an. Menambahkan aksen unik, perempuan berusia 27 tahun itu memakai ikat pinggang dari tenun Sumba.

"Itu memang sudah dikoleksi lama (kain kemban)," tutur Didiet, menambahkan bahwa kain-kain itu sudah dimilikinya sejak 2013. "Aku memang menunggu orang yang tepat untuk memakainya, dan ternyata jatuhlah pada proyek ini untuk pemakaian kain-kain kemban klasik dan kain prada batik untuk bawahnya."

Dalam prosesnya, Didiet Maulana bercerita bahwa antara dirinya dan Maudy Ayunda, "kami sangat terkoneksi dan aku sudah tahu kira-kira Maudy taste-nya kayak apa." "Alhamdulillah Maudy sama sekali tidak bertanya soal desainnya seperti apa, jadi pas hari H langsung dipakai saja. Senang banget bisa dipercaya sama Maudy," penulis buku Kisah Kebaya itu bercerita.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tampilan Klasik yang Masih Relevan

Sementara itu, suami Maudy Ayunda, Jesse Choi, memakai kemeja dengan beskap berwarna tanah. Busana itu dilengkapi ikat pinggang dari tenun Tanimbar, dengan pending emas antik, kata Didiet. "Jesse memakai batik motif udan liris, perlambang rezeki dan barokah," ia menambahkan.

Melalui tampilan itu, Didiet bermaksud menunjukkan bahwa tampilan klasik masih tetap relevan di masa sekarang. Itu digarisbawahinya "dengan padu padan yang tepat, bisa menghasilkan tampilan selaras."

"Mudah-mudahan anak muda Indonesia makin bersemangat dalam mempresentasikan karya. Terima kasih juga pada mereka yang punya pengaruh besar, influencer maupun selebritas, yang memiliki ketertarikan pada budaya Indonesia," Didiet mengutarakan. 

"Karena dengan apa yang mereka buat, itu bisa memberi gaung yang sangat, sangat besar pada kehidupan para perajin, pembatik, penenun, dan membuat industri kreatif Indonesia tetap hidup," tutupnya.

Di akun Instagram-nya, Maudy juga menandai busana klasik itu sebagai salah satu cara "menyoroti akar kami, serta menjadikannya milik kami sendiri." "Begitulah cara kami membayangkan hari istimewa kami dan momen-momen di sekitarnya. Perpaduan Jawa, Korea, (dan) kontemporer," tulisnya.

3 dari 4 halaman

Bukan Kali Pertama

Ini tentu bukan kali pertama Didiet Maulana merancang busana untuk Maudy Ayunda. Maret lalu, ia sudah lebih dulu membagikan tampilan memesona Maudy mengenakan kebaya kutubaru karyanya.

Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya kala itu, Didiet menjelaskan, kebaya menurut modelnya secara garis besar dibagi jadi dua. Pertama, Kebaya Kartini: berpotongan V, model ini sering dipakai Kartini. Kedua, Kebaya Kutubaru: kebaya dengan potongan bahan yang menghubungkan sisi kanan dan kiri badan.

"Untuk Maudy, kami terinspirasi dari kebaya kutubaru berpotongan pendek, yang zaman dahulu sering dipakai sebagai busana sehari-hari oleh perempuan Indonesia di beberapa daerah," imbuh Didiet.

Ia juga menjelaskan, bagian bahan yang menutupi stagen disebut angkin. Menurut Didiet, angkin dibuat dari kain merah maroon yang melengkapi tampilan "warna segar di pagi hari."

"Kain dengan latar hitam dan motif bunga dan burung," tutur Didiet. "Aksen yang menarik adalah selendang sutera yang disampirkan di bagian bahu dengan bros dan memakai kalung antik dari tahun 1930-an."

4 dari 4 halaman

Busana Lainnya

Dalam keterangan, Didiet Maulana juga mengatakan sasak rambut Maudy Ayunda dibuat rendah. Hal itu membuat visualnya seperti putri keraton zaman dahulu, dengan hiasan rambut di bagian sanggul yang dibuat dari rambutnya sendiri.

"Tampilan makeup Maudy, dengan MUA yang enggak lain adalah Mod sendiri (good job!). Pagi-pagi seru ya Mod dan Tante Muren kita," kata Didiet.

Maudy juga berbagi foto tampilan tersebut di akun Instagram-nya, menuliskan, "Shout out to Mas @didietmaulana for the look."

Sebelum itu, ia sempat tampil mencuri banyak pasang mata dengan potretnya sedang mengenakan kebaya merah. Itu dipakainya saat wisuda di Stanford University, Amerika Serikat.

Maudy menjelaskan, kebaya tersebut, tidak lain tidak bukan, juga merupakan karya Didiet Maulana. Dalam karya itu, Didiet memadukan kebaya dengan kain yang indah.

"Saya sudah lulus! Dua tahun benar-benar berlalu dengan cepat. Kata-kata tidak dapat menggambarkan berapa banyak yang telah saya pelajari dari pengalaman ini, terutama karena diwarnai tantangan yang unik dan tidak terduga," tulis Maudy dalam keterangan unggahannya saat itu.

"Saya bersyukur untuk setiap bagiannya. Merupakan hak istimewa yang luar biasa untuk berjalan di antara dinding-dinfing ini," tutupnya.