Liputan6.com, Jakarta - Sebuah restoran di Jepang mengumumkan tutup permanen usai beroperasi hampir setengah abad, atau 50 tahun. Restoran bernama Anna Miller tersebut didirikan pada 1973 oleh perusahaan panganan Jepang Imuraya.
Meskipun restoran bergaya Amerika tersebut dimulai di Hawaii, AS, restoran ini benar-benar berkembang di kawasan Tokyo. Restoran tersebut berkembang menjadi 25 lokasi berbeda yang menyajikan deretan pai yang menggugah selera, dilansir dari SoraNews24, Selasa, 14 Juni 2022.
Advertisement
Baca Juga
Anna Miller mengikuti gaya Amerika dengan meminta karyawannya memandu pelanggan ke tempat duduk. Selain dikenal painya sangat enak, restoran ini juga terkenal dengan seragam pelayannya yang ikonik, yang telah muncul sebagai penghormatan dan parodi di banyak anime, manga, dan video.
Pada Selasa, 7 Juni 2022, Imuraya mengumumkan bahwa cabang terakhir Anna Miller yang tersisa, yang terletak di lingkungan Takanawa Tokyo, akan ditutup secara permanen pada musim panas ini. Restoran ini terletak di dalam pusat perbelanjaan Wing Takanawa.
Keputusan diambil karena kompleks tersebut dijadwalkan akan dihancurkan sebagai bagian dari proyek pembangunan kembali dan bisnis penyewa diminta untuk dikosongkan. Pihak manajemen sebenarnya sempat mencari lokasi pengganti yang sudah ditempati Anna Miller sejak 1983.Â
Namun, pihak Imuraya sulit menemukan lokasi sesuai keinginan, yakni strategis dengan akses ke stasiun untuk mempermudah konsumen masuk ke restoran. Mereka akhirnya tidak melanjutkan rencana membuka kembali Anna Miller di tempat lain. Restoran pun ditutup.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tutup 31 Agustus 2022
Manajemen memutuskan 31 Agustus 2022 menjadi hari terakhir cabang Takanawa dibuka. Selain itu, tanggal tersebut menjadi hari terakhir untuk rantai Anna Miller di Jepang.
Warganet ikut sedih tentang rencana penutupan restoran tersebut. Beberapa warganet meminta Imuraya membuka Anna Miller di tempat lain. Mereka tetap berharap restoran tersebut tetap ada. Beberapa warganet mengucapkan terima kasih kepada pihak restoran tersebut yang telah ada selama bertahun-tahun.
"Serius berharap Anda dapat membuka kembali di tempat lain!" kata seorang warganet. "Akan pergi sesering mungkin selagi mereka masih buka."
"Saya dulu pergi ke cabang [Yokohama] mereka ketika saya bekerja di dekatnya. Ketika saya keluar lebih awal, saya akan membeli tiga potong pai, membawanya pulang, dan memakan semuanya sendiri."
"Terima kasih atas semuanya selama ini," komentar warganet yang lain.
Advertisement
231 Tahun
Penutupan restoran di Jepang, bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, sebuah restoran berusia 231 tahun tutup permanen atas bisnis mereka akibat pandemi Covid-19.
Dilansir dari laman Soranews24, sebuah restoran di distrik Shibamata Tokyo ini telah melayani pelanggang selama 231 tahun. Kawajin didirikan pada 1790 silam, sekitar zaman Edo (1603--1868). Eksistensi yang begitu lama tentu membawa popularitas restoran ini begitu melambung.
Salah satunya dari penulis Jepang Natsume Soseki yang menyebut nama restoran Kawajin dalam novelnya pada 1912, To the Spring Equinox. Hal ini juga seperti yang dilakukan Seicho Matsumoto dalam novel tahun 1963, Kaze no Shisen atau The Wind's Gaze.
Restoran ini bahkan jadi lokasi perjamuan pernikahan untuk adegan di Otoko wa Tsurai Yo, sebuah serial film Jepang populer yang umumnya dikenal sebagai "Tora-san." Restoran Kawajin terkenal dengan sajian ikan air tawar, termasuk hidangan ikan mas dan belut seperti kabayaki, belut mentega dengan saus manis yang disajikan di atas nasi dalam kotak persegi panjang.
Tutup Buka
Penutupan Kawajin membuat tak sedikit orang mengungkap keprihatinan mereka atas masa depan budaya makanan Jepang. Tak banyak restoran yang bisa membanggakan sejarah panjang keahliannya dalam menyajikan hidangan berbahan ikan air tawar ini.
Presiden restoran generasi ke-8, Kazuki Amamiya, menyampaikan bahwa ia tak punya pilihan selain menutup restoran. Hal ini dikarenakan penurunan pelanggan yang disebabkan pandemi Covid-19.
Pria berusia 69 tahun itu mengaku menyesali penutupan tersebut. Bahkan, setelah memotong biaya utilitas dan memanfaatkan sepenuhnya hak dukungan pemerintah, mereka tetap tak dapat bertahan. Restoran bersejarah ini menutup pintu untuk selamanya pada 31 Januari 2021.
Di luar penutupan, ada juga restoran yang telah tutup selama 44 tahun, kemudian justru buka kembali. Hal itu terjadi pada restoran ramen bersejarah Rairaiken di Jepang.
Restoran yang dibuka pada 1910 di lingkungan Asakusa Tokyo itu adalah restoran ramen pertama di Jepang. Pendirinya adalah Kanichi Ozaki, dibantu tim juru masak yang direkrut dari Pecinan Yokohama. Rairaiken meraih kesuksesan yang cepat, bahkan kadang-kadang harus melayani sebanyak 3.000 pelanggan dalam sehari.
Rairaiken bertempat di Asakusa selama lebih dari 30 tahun. Pada 1944, dengan Perang Dunia II menimbulkan malapetaka pada kehidupan warga biasa, restoran tersebut pun ditutup.
Advertisement