Liputan6.com, Jakarta Pengelolaan sampah telah jadi satu dari tiga isu lingkungan utama dalam 50 tahun terakhir, menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati. Salah satu solusinya, limbah bisa dikelola dengan prinsip ekonomi sirkular.
"Limbah bukan sesuatu yang dibuang, tapi didayagunakan," ia mengatakan dalam pembukaan Festival Peduli Sampah Nasional 2022 secara hybrid, Selasa, 14 Juni 2022.
Advertisement
Baca Juga
Konsep ekonomi sirkular, menurut Vivien, lebih besar dari sekadar sampah bisa didaur ulang, supaya tidak membebani lingkungan. Ia berkata, "Tapi, bahan hasil poses itu (daur ulang) bisa menghasilkan sesuatu yang bisa digunakan kembali." Dengan begitu, sampah yang semula dipersepsikan sebagai limbah bisa berubah jadi berkah.
Guna mendapatkan bahan baku daur ulang yang berkualitas, Vivien menggarisbawahi pentingnya pilah sampah dari rumah. "(Sampah yang sudah dipilah) tidak tercampur, juga tidak bau," ia menyambung. "Perlu dipahami bahwa 40 persen bahan baku industri daur ulang di Indonesia masih impor, padahal volume sampah kita juga tinggi."
Sejalan dengan semangat itu, Festival Peduli Sampah Nasional 2022, pihaknya ingin memperlihatkan "praktik terbaik untuk mengelola sampah." Salah satunya, Vivien menyebut, persoalan sampah bisa diselesaikan dengan pemanfaatan teknologi. Namun, ia tidak menjelaskan bagaimana peran pemanfaatan teknoologi tersebut.
Bertajuk "Indonesia Bersih 2025 Berbasis Circular Economy," Festival Peduli Sampah Nasional 2022 berlangsung secara hybrid pada 14--17 Juni 2022. Ini masih perpanjangan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari 2022.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
5 Poin
Penyebarluasan informasi, sekaligus ide dan agenda kebijakan pengendalian sampah di Festival Peduli Sampah Nasional 2022, Vivien mengatakan, mengacu pada Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 tentang pengelolaan sampah. Ini berlandaskan ketetapan target Indonesia dalam pengelolaan sampah hingga 100 persen pada 2025.
Festival ini juga merupakan promosi pengembangan pengelolaan sampah inovatif dalam skema ekonomi sirkular. Juga, bertujuan mendorong kesadaran kolektif dengan paradigma sampah sebagai sumber daya melalui perubahan perilaku untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, diiringi dukungan teknologi daur ulang, serta "mengaktifkan kondisi” yang diperlukan.
Ada lima poin yang digarisbawahi dalam penyelenggaraannya. Pertama, pentingnya bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam perencanaan pengendalian sampah. Kemudian, memaksimalkan potensi pengembangan ekonomi melalui konsep ekonomi sirkular.
Ketiga, membuka akses dunia usaha nasional dan meningkatkan citra perusahaan. Disusul, membuka peluang investasi dan kerja sama dalam skema regional dan nasional. Terakhir, memaksimalkan waktu dengan para peserta maupun "pengunjung yang kompeten."
Advertisement
Skema Pelaksanaan
Ada empat skema penyelenggaraan Festival Peduli Sampah Nasional 2022. Pertama, ekshibisi luring yang berlokasi di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat. Kendati, pihaknya tidak memberi tahu lebih jelas tentang prosedur kunjungan setelah dikonfirmasi Liputan6.com.
Ada juga virtual expo di situs web festivalsampah.com, namun Liputan6.com tidak bisa mengaksesnya sejak kemarin, Selasa, 14 Juni 2022, sampai artikel ini ditulis. Skema ketiga adalah hybrid forum, dan terakhir, webinar.
Materi pamerannya terdiri dari tiga zona. Pertama, Zona Upstream: zonasi bagi peserta pameran yang memiliki potensi sumber penghasil sampah dan limbah. Lalu, Zona Midstream, yakni zona bagi peserta pameran yang terlibat dalam pengendalian dan pengelolaan, termasuk pembuat kebijakan pengurangan sampah maupun limbah.
Ketiga, Zona Downstream: zonasi bagi peserta pameran yang berkontribusi sebagai tempat pembuangan dan pengelolaan sampah akhir. Di Indonesia, dalam narasi berbeda, sekitar 4,8 juta ton sampah plastik tidak terkelola dengan baik setiap tahunnya.
Ancaman Sampah Plastik
Sampah-sampah plastik ini dibakar di ruang terbuka (48 persen), tidak dikelola secara layak di tempat pembuangan sampah resmi (13 persen), dan sisanya mencemari saluran air dan laut (sembilan persen). Menurut pengamatan Waste4Change, kurangnya data di fase pengumpulan sampah plastik jadi salah satu penyebab masih adanya kesenjangan yang besar antara sampah plastik yang diproduksi, yang saat ini didaur ulang, dan yang berpotensi untuk didaur ulang.
Bagi perusahaan, data yang belum memadai mengakibatkan rantai pasok daur ulang saat ini jadi panjang dan belum efisien. Diperlukan upaya lebih besar agar dapat memperoleh bahan baku dari plastik daur ulang dalam jumlah signifikan untuk dapat diolah jadi kemasan kembali.
Perwakilan Uni Eropa untuk Indonesia, Seth Van Doorn dalam sesi Dialog Nasional Pengurangan Sampah oleh Produsen di Jakarta, seperti dilaporkan kanal Regional Liputan6.com, mengatakan bahwa sampah plastik di perairan laut Indonesia telah jadi salah satu ancaman lingkungan terbesar dunia.
Advertisement