Sukses

Arab Saudi Sita Mainan Berwarna Pelangi karena Mempromosikan Homoseksualitas

Praktik homoseksual di Arab Saudi bisa sampai dijatuhkan hukuman mati.

Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi menindak penjualan mainan berwarna pelangi di negara itu, dengan alasan mempromosikan homoseksualitas, menurut BBC, seperti dikutip dari Mothership, Sabtu, 18 Juni 2022. Video pejabat dari Kementerian Perdagangan negara itu memperlihatkan pihaknya menuju ke sederet toko untuk menyita barang-barang yang dimaksud.

Klip itu juga dibagikan melalui Twitter kementerian tersebut dan media pemerintah Saudi, Al-Ekhbariya. Media yang berbasis di London, Middle East Eye, melaporkan bahwa produk yang disita termasuk busur, rok, topi, dan kotak pensil, di antara barang-barang lainnya. Sebagian besar barang-barang ini seharusnya diproduksi untuk anak kecil.

Seorang pejabat mengatakan bahwa barang-barang tersebut "mempromosikan warna homoseksual yang menargetkan generasi muda." Kementerian Perdagangan Arab Saudi juga menyoroti dalam cuitannya bahwa sejumlah toko yang ditemukan menjual barang-barang tersebut akan ditindak berdasarkan hukum.

Di bawah interpretasi hukum Islam negara itu, hukuman untuk perilaku seksual sesama jenis termasuk hukuman mati atau cambuk, tergantung pada keseriusan kasus tersebut, BBC melaporkan lebih lanjut.

Sebelum menindak keras produk bertema pelangi, Arab Saudi telah melarang film Pixar, Lightyear, karena memasukkan adegan yang menunjukkan ciuman sesama jenis. Itu membuatnya jadi film terbaru dari Disney yang dilarang tayang di berbagai negara Timur Tengah, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, lapor The Hollywood Reporter.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Praktik Ilegal

Adegan, yang melibatkan karakter wanita Hawthorne (disuarakan Uzo Aduba) dan pasangannya, awalnya dipotong dari film, tapi dipulihkan setelah keributan seputar pernyataan dari karyawan Pixar. Narasi itu mengklaim bahwa Disney telah menyensor "kasih sayang gay yang terang-terangan" dan CEO Disney Bob Chapek menangani tuntutan "Don't Say Gay" Florida.

Kantor Regulasi Media UEA mengumumkan pada 13 Juni 2022 bahwa film tersebut tidak dilisensikan untuk pemutaran publik karena "pelanggaran standar konten media negara itu." Adegan yang dimaksud melanggar sensor untuk rilis teater karena homoseksualitas secara resmi ilegal di seluruh wilayah negara-negara tersebut.

Sebelumnya pada April 2022, Doctor Strange in the Multiverse of Madness tidak diberi lisensi teatrikal di Arab Saudi. Ini dilaporkan karena pengenalan karakter America Chavez (diperankan Xochitl Gomez) yang, sesuai penggambarannya dalam komik, adalah gay. Kuwait dan Qatar sejak itu dilaporkan mengikuti langkah negara tetangganya dengan melarang penayangan film tersebut.

3 dari 4 halaman

Bukan Kali Pertama

Sementara, Imax Mesir juga telah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan menayangkan film tersebut. Akun resmi Imax Egypt mengatakan pada pengikutnya, "Doctor Strange dan Wanda tidak akan berada di sini selama perjalanan antar-alam semesta mereka."

Langkah penolakan penayangan film Doctor Strange in the Multiverse of Madness ini juga diambil negara tetangga Indonesia, Brunei Darussalam, lapor World of Buzz.

Keputusan tersebut mengikuti jejak Chloé Zhao di Eternals, yang dilarang di sebagian besar negara Timur Tengah pada November tahun lalu setelah dimasukkannya pasangan sesama jenis dalam film dan superhero gay pertama MCU. Saat itu, pihak lembaga sensor setempat telah meminta serangkaian pengeditan yang tidak bersedia dilakukan Disney. Namun, versi yang diedit kemudian ditayangkan di Uni Emirat Arab (UEA).

Pada Januari 2021, West Side Story juga dihentikan penayangannya di bioskop-bioskop di Arab Saudi, UEA, Qatar, Bahrain, Oman, dan Kuwait. Kali ini, sumber regional mengatakan bahwa keputusan itu karena karakter Anybodys, yang ditulis sebagai transgender dalam adaptasi baru dan diperankan aktor non-biner, Iris Menas.

4 dari 4 halaman

Dikritik Secara Luas

Larangan penayangan film tersebut dikritik secara luas, dengan orang-orang seperti Angelina Jolie menyebutnya sebagai "konyol." Jolie menyebut, ia turut "sedih" untuk penonton di negara-negara yang melarang penayangan Eternals, di mana ia berperan sebagai Thena, atas adegan dua pria berciuman.

"Saya bangga dengan Marvel karena menolak untuk memotong adegan-adegan itu," katanya.

Sementara itu, terkait pelarangan penayangan Doctor Strange in the Multiverse of Madness di Brunei, Malaysia menunjukkan "keramahan mereka" dengan mengundang orang Brunei menonton film tersebut di negara mereka. Negeri Jiran merupakan tetangga dekat Brunei Darussalam.

Salah satu Cineplex Brunei turun ke Facebook untuk berbagi permintaan maaf mereka karena harus membatalkan penayangan film itu. Pihaknya menulis, "Dengan berat hati kami harus menyampaikan berita ini kepada Anda. Doctor Strange in the Multiverse of Madness tidak akan tayang di Brunei."

"Kata-kata tidak dapat mengungkapkan perasaan kami. Kami tahu betapa senangnya semua orang menonton film ini. Kami mohon maaf atas kekecewaan dan tidak bisa menayangkannya,” kata Cineplex Brunei.

Warga Malaysia, di sisi lain, telah berbondong-bondong memenuhi kolom komentar unggahan tersebut untuk mengajak penduduk Brunei melakukan perjalanan ke Sarawak, dan lokasi lain di Malaysia, untuk menonton film garapan sutradara Sam Raimi tersebut.