Liputan6.com, Jakarta - "Barang Lama Bersemi Kembali" persembahan Setali terselenggara lagi. Berlangsung dalam format ekshibisi, pihaknya kembali menyoroti pentingnya mengurangi potensi limbah pakaian berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), dan akhirnya jadi beban lingkungan.
Langkah untuk mengurangi jumlah emisi karbon yang dihasilkan limbah pakaian ini dikemas pihak social enterprise tersebut dengan cara menarik. Di area ekshibisi yang masih akan hadir sampai 26 Juni 2022 di ASHTA District 8, publik akan melihat langsung bagaimana daur ulang bisa memperpanjang usia pakaian bekas, bahkan memberi nilai pada barang yang semula sudah dianggap sebagai sampah.
Advertisement
Di salah satu sudut ekshibisinya tertulis, "Melalui 'Barang Lama Bersemi Kembali,' Setali mengajak teman-teman menelusuri cerita sehelai pakaian agar paham bahwa memperpanjang usia pakaian akan memberi nyawa baru pada pakaian lama bersemi kembali."
Pengunjung ekshibisi juga akan melihat beragam informasi dalam bentuk infografis, dan memahami pentingnya menghargai praktik mode lambat untuk melindungi ibu Bumi. Daur ulang dan mode lambat kemudian jadi prinsip utama yang dibawa Setali dalam menghasilkan setiap kreasinya.
Selain mengolah limbah pakaian, pihaknya juga berupaya meningkatkan mata pencaharian orang-orang yang turut membantu produksi dan pengolahan limbah pakaian tersebut. Anda akan mendapati berbagai busana, seperti kebaya lama yang terlihat baru karena dipadukan dengan bahan fur, juga tumpang tindih kain perca yang memberi kesan one of a kind di produk-produk denim.
Bahkan, Anda bisa menemukan berbagai furnitur berbahan daur ulang dengan desain tidak biasa. Jadi, sambil belajar prinsip mode lambat dan daur ulang, Anda bisa ikut berperan aktif dengan memberi produk-produk upcycle tersebut.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Nilai Pemberdayaan
Andien Aisyah, salah satu pendiri dari Setali, dalam keterangannya menyampaikan, "Setiap pembelian hasil produk daur ulang akan dimanfaatkan untuk memberdayakan para perajin lokal dan komunitas penjahit lewat pelatihan dan berbagai kegiatan peningkatan keterampilan."Â
Pemilihan lokasi ekshibisi juga sejalan dengan prinsip lingkungan dan upaya berkelanjutan yang dipegang ASHTA District 8. Bersama-sama, ekshibisi ini menunjukkan tiga pilar Setali: Setali Goods (produksi barang daur ulang), Setali Collaboration (projek kolaborasi untuk membesarkan dampak), dan Setali Education (pelaksanaan lokakarya untuk edukasi masyarakat).
Agenda lain selama ekshibisi adalah kegiatan-kegiatan upcycling workshop, live upcycling, serta jasa vermak berharga mulai dari Rp350 ribu. Sebagai bentuk realisasi pilar Setali Collaboration, terdapat juga pilihan produk hasil kolaborasi Setali dengan beberapa merek fesyen, tekstil, dan furnitur.
Pada pameran ini, Setali menampilkan koleksi furnitur dengan Tejas yang menggunakan kain perca. Sementara, pilihan kreasi busana busana daur ulangnya berkolaborasi dengan jenama-jenama lokal, seperti Nonarara, Gaea Home, dan Arte Wear.
Pengunjung juga dapat menyalurkan pakaian bekas yang nantinya akan diserap Setali dan Pable sebagai bentuk kolaborasi lainnya.Â
Advertisement
Gandeng Tangan Kurangi Limbah Pakaian
Ketika ditemui di area ekshibisi "Barang Lama Bersemi Kembali," Managing Director Setali, Gema Minang, mengatakan bahwa Setali sudah jadi social enterprise sejak tahun lalu, bukan lagi yayasan. "Karena itu, kami melakukan berbagai kegiatan untuk bisa mandiri secara finansial," katanya, Jumat, 17 Juni 2022.
Terlepas dari ekshibisi ini, mereka punya banyak jadwal workshop daur ulang pakaian yang bisa diikuti siapa pun. "Niatnya, kami mau terus mengedukasi supaya pakaian bekas bisa punya kehidupan baru," ia menambahkan.
Ketika masih bergerak sebagai yayasan, Setali juga telah aktif menggemakan upaya menekan limbah mode. Pada 2019, misalnya. Saat itu mereka menyoroti urgensi kabut asap di Jambi, Riau, dan beberapa wilayah Kalimantan. Bazar barang preloved saat itu menggalang donasi demi membantu para korban terdampak kabut asap.
Ragam barang bekas, terutama baju, Andien menuturkan saat itu, sebagiannya merupakan sumbangan dari sejumlah figur publik. Mereka adalah Krisdayanti, Melly Goeslaw, Alice Norine, Ayushita, Titi DJ, Sabai Dieter, Ayla Dimitri, Tarra Budiman, Nindy Parasady, Cissylia, Raden Prisya, dan Ria Sarwono.
Â
Rahasia Andien
Barang bekas sendiri telah jadi rahasia Andien Aisyah tampil beda dari tren kebanyakan. "Kalau ada yang bilang gayanya Andien agak aneh, itu hasil berburu barang yang tidak tren sekarang," katanya dalam jumpa pers #Hunt2Save Re-Loved di Jakarta, 22 November 2019.
Kebiasaan penyanyi itu membeli barang bekas dimulai sejak masih berstatus sebagai mahasiswa, yakni sekitar tahun 2002. Kala itu, ia sering berburu pakaian ke Pasar Baru Jakarta, bahkan sampai ke Bandung, bersama sahabatnya, termasuk desainer Didiet Maulana.
"Keuntungannya pakai barang preloved itu bahwa kita tidak akan sama dengan yang lain karena modelnya kan sudah lewat musimnya. Sementara yang lain masih ikuti tren yang ada," kata ibu dua anak tersebut.
Kebiasaan berburu barang bekas ini rupanya terus berlanjut hingga sekarang. Tidak hanya di dalam negeri, kebiasaan ini juga dibawa Andien saat berjalan-jalan ke luar negeri. Ya, ia memilih mampir ke thrift shop dibandingkan toko barang-barang mewah.
Advertisement