Liputan6.com, Jakarta Semangat Muda! Yup, itu merupakan salah satu buku yang dihasilkan Tan Malaka. Ketika membaca buku itu, pasti kritisisme kamu bakal terpancing, lewat kata-kata agitatif yang digunakan Tan Malaka. Eitss, cuma dalam kerangka yang positif ya! Ia ingin membakar semangat idealisme anak muda untuk mencapai kemerdekaan, pada waktu itu.
Selain buku itu, ada buku-buku Tan Malaka lainnya yang bisa kamu baca lho! Apalagi, buat kamu yang ngakunya aktivis, harus deh baca bukunya. Kalau kamu nggak baca, malu lho nanti ditanya tahu Tan Malaka atau nggak, jawabnya malah nggak! Aktivis ala-ala berarti kamu.
Nah, biar makin shahih jadi aktivis, berikut 5 buku Tan Malaka yang bisa kamu baca ya! Jangan terlewatkan!
Advertisement
1. Naar De Republiek Indonesia
Sebuah gagasan yang sungguh cemerlang dari Tan Malaka! Buku ini ditulisnya di Kanton, China pada 1925, tiga tahun deklarasi Sumpah Pemuda, dan 24 tahun sebelum Indonesia merdeka.
Lewat Buku ini, Tan Malaka dilabeli oleh Muhammad Yamin sebagai Bapak Republik Indoneisa, setara dengan George Washington. Nggak terlalu berlebihan sih, karena sebelum Indonesia merdeka, ia sudah menuliskan sebuah catatan perihal bagaimana suatu bangsa seharusnya berjalan dan lepas dari penjajahan lewat buku ini.
Buku ini sangat menarik buat kamu baca lho! Yakin deh, kamu akan terbawa konsep berpikir dari Tan Malaka tentang bagaimana Indonesia seharusnya berjalan dan juga nalar kritis kamu semakin membara!
Advertisement
2. Aksi Massa
Siapa yang menjadi aktivis saat kuliah? Atau sekarang masih panas-panasnya jadi aktivis? Yup, buku ini wajib kamu baca ya! Tan Malaka memberi penjelasan mengenai taktik sebuah pergerakan dan strategi khusus yang harus dilakukan oleh rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaannya lho!
Baginya, dalam sebuah aksi massa, para penjajah dapat dilawan hanya dengan melakukan aksi massa yang teratur dari masyarakat ekonomi kelas bawah. Menarik bukan buat kamu yang sering buat aksi demonstrasi? Buku ini relevan banget deh buat kamu yang gelut dalam perjuangan aktivisme. So, tunggu apa lagi?
Â
3. Gerpolek
Judul buku ini merupakan sebuah singkatan dari Gerilya, Politik, dan Ekonomi. Buku ini ditulis ketika dipenjara di Madiun. Lewat buku ini, ia meluapkan kekecewaan dengan situasi bangsanya yang semakin memperkecil wilayah secara de facto dan de jure akibat negara boneka yang dibuat oleh Belanda.
Â
Dalam buku ini, Gerpolek bisa dimaknai sebagai senjata untuk membela Proklamasi 17 Agustus sekaligus melaksanakan kemerdekaan secara 100%. Bagi Panglima Besar Sudirman, buku ini merupakan buku strategi militer. Kamu jangan terlewatkan ya baca buku ini!
Â
Advertisement
4. Dari Penjara ke Penjara
Ini merupakan sebuah otobiografi yang ditulis oleh Tan Malaka. Dari Penjara ke Penjara merupakan buku yang mengisahkan bagaimana perjalanan Tan Malaka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Buku ini ditulis pada tahun 1948, tepat satu tahun kemudian, Tan Malaka pun meninggal.
Karena sebagian besar hidupnya dihabiskan secara nomaden, berpindah dari satu daerah ke daerah lain, hingga satu negara ke negara lain, ia pun tak lepas dari kerangkeng penjara. Maka dari itu, ia memberikan judul buku ini seperti perjalanan hidupnya.
Dari Penjara ke Penjara mengulas seputar pengalaman hidup, perasaan Tan Malaka, kemerdekaan, keterasingan di negeri orang lain, menjadi buronan internasional, dan lain sebagainya. Buku ini menjadi salah satu yang memberikan kontribusi terhadap gagasan kebangsaan. Wajib Kamu baca!
5. Madilog
Masterpice! Itu merupakan satu kata yang menggambarkan buku Tan Malaka satu ini. Buku ini merupakan karya filsafat yang berpengaruh dalam sejarah filsafat modern di Indonesia. Madilog merupakan akronim dari materialisme, dialetika, dan logika.
Melalui buku ini, Tan Malaka menyajikan ilmu-ilmu alam (sains), biologi, fisika, dan kimia dengan pendekatan filosofis, jauh dari pendekatan mistis, yang saat itu sangat mempengaruhi alam berpikir masyarakat Indonesia. Yup, ia memiliki tujuan melepaskan belenggu pemikiran mistik dan irasional dari masyarakat Indonesia.
Membaca buku ini, kamu harus meletakkan konsep berpikir ke zaman itu ya! Karena kalau masih dalam konsep sekarang, memang sudah ketinggalan zaman! But anyway, buku filsafat ini wajib kamu baca ya, untuk melengkapi perbendaharaan pengetahuan terkait kondisi masyarakat Indonesia masa lalu.
Nah, itu 5 buku Tan Malaka yang wajib kamu baca. Jika kamu masih memiliki status sebagai mahasiswa, sayang sih kalau nggak baca buku-buku tadi! Selain memperkaya perbendaharaan kata, kamu juga bisa membakar semangat idealisme masa muda lho!Â
Advertisement