Liputan6.com, Jakarta - Nike secara resmi mengumumkan rencana meninggalkan Rusia. Pihaknya jadi merek Barat terbaru yang keluar dari negara itu sejak invasi ke Ukraina pada Februari 2022, melansir BBC, Jumat (24/6/2022).
Raksasa pakaian olahraga Amerika Serikat (AS) itu menghentikan pesanan online dan menutup toko mereka di Rusia pada Maret 2022. Toko-toko yang dijalankan mitra lokal memang terus beroperasi, tapi perusahaan telah membatalkan perjanjian tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Nike telah membuat keputusan untuk meninggalkan pasar Rusia," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. "Prioritas kami adalah memastikan kami sepenuhnya mendukung karyawan kami, sementara kami secara bertanggung jawab mengurangi operasi kami selama beberapa bulan mendatang."
Nike memiliki lebih dari 50 toko di Rusia, sekitar sepertiga di antaranya tutup, menurut situs webnya. Bulan lalu, media Rusia melaporkan bahwa perusahaan itu mengakhiri perjanjiannya dengan pemegang waralaba terbesar di Rusia, yang bertanggung jawab atas 37 toko mereka.
Nike sebelumnya telah mengungkap bahwa Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang kurang dari satu persen pendapatan perusahaan. Perusahaan lain yang telah menyelesaikan rencana untuk angkat kaki dari Rusia dalam beberapa pekan terakhir, termasuk McDonald's dan Starbucks.
Dalam memo pada pegawainya, 23 Mei 2022, Starbucks memutuskan menutup 130 gerai mereka di Rusia, yang menurut CNN, hanya menyumbang kurang dari satu persen pendapatan tahunan perusahaan. Selama masa transisi, sekitar dua ribu pegawai Rusia akan terus digaji hingga enam bulan mendatang.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berjanji Menyumbang Royalti
AFP melaporkan, Starbucks pertama kali memasuki pasar Rusia pada 2007. Seluruh gerai rantai kedai kopi tersebut dimiliki dan dijalankan Alshaya Group, operator waralaba yang berbasis di Kuwait.
Starbucks telah menangguhkan semua aktivitas bisnis mereka dengan Rusia sejak 8 Maret 2022. Langkah itu termasuk penghentian pengiriman seluruh produk dan menutup kafe sementara. Mantan CEO-nya, Kevin Johnson, juga berjanji menyumbangkan royalti dari bisnis Rusia untuk tujuan kemanusiaan.
Dalam laporan kuartal terbaru yang dirilis awal Mei 2022, perusahaan itu tidak mengungkap dampak keuangan dari penangguhan operasional bisnis. Diyakini, pukulan finansial yang dialami perusahaan itu lebih kecil dari yang dihadapi McDonald's yang telah berada di Rusia selama lebih dari 30 tahun.
Keputusan McDonald's menutup lebih dari 800 restorannya di Rusia menelan biaya hingga 127 juta dolar AS (sekitar Rp1,8 triliun) pada kuartal terakhir. Hampir 27 juta dolar AS (sekitar Rp395,6 miliar) adalah biaya staf, pembayaran sewa, dan persediaan. Sementara, 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,4 triliun) lainnya berasal dari makanan dan barang-barang lain yang harus dibuang.
Advertisement
Menjual Bisnisnya
McDonald's memiliki 847 cabang restoran cepat saji di Rusia pada penutupan tahun lalu, menurut dokumen investor. Bersama 108 gerai lainnya di Ukraina, mereka menyumbang sembilan persen dari pendapatan perusahaan pada 2021.
McDonald's akan menjual bisnisnya di Rusia dengan mengatakan, "krisis kemanusiaan yang disebabkan perang di Ukraina dan lingkungan operasi yang tidak dapat diprediksi telah membuat McDonald's menyimpulkan bahwa kepemilikan bisnis yang berkelanjutan di Rusia tidak lagi dapat dipertahankan, juga tidak konsisten dengan nilai-nilai McDonald's."
Setelah penjualan selesai, restoran mereka di Rusia akan "de-Arched," yang berarti lokasi tidak akan lagi diizinkan menggunakan nama, logo, atau menu McDonald's. Pihaknya mengatakan, karyawan mereka di Rusia masih akan dibayar sampai transaksi ditutup dan bahwa "karyawan memiliki pekerjaan di masa depan dengan pembeli potensial." CEO-nya, Chris Kempczinski, mengatakan ia bangga dengan lebih dari 60 ribu stafnya di Rusia dan menyebut keputusan itu "sangat sulit."
Hingga pada 12 Juni 2022, warga Rusia melihat 15 "restoran McDonald's" dibuka kembali di bawah merek dan kepemilikan baru, menurut pemiliknya Alexander Nikolaevich Govor. Raksasa makanan cepat saji Amerika telah berganti nama jadi "Vkusno & Tochka," yang diterjemahkan secara harfiah jadi "Enak dan hanya itu."
Restoran Pengganti McDonald's di Rusia
Perusahaan, yang menunjuk Oleg Paroev sebagai direktur jenderal, berencana membuka 200 cabang pada akhir Juni 2022 dan semua cabang pada akhir musim panas, menurut keterangan resmi mereka seperti dikutip dari CNN.
"Jika Anda ingat, pada bulan Mei (2022), McDonald's mengumumkan bahwa mereka menghapus bisnis mereka dari Rusia. Saya sangat bangga bahwa mereka memilih saya untuk terus mengembangkan bisnis ini. Itu berarti perusahaan memandang saya sebagai seseorang yang sepenuhnya menganut semua prinsip bisnis dan nilai-nilai McDonald's," kata Govor.
Ia menyambung, "Saya tidak akan menyembunyikan fakta bahwa saya adalah orang yang ambisius, jadi saya tidak hanya akan membuka 850 restoran, tapi juga akan mengembangkan yang baru," katanya. Menurut siaran pers, 62 ribu mantan karyawan McDonald's juga dipekerjakan kembali.
Pembukaan Vkusno & Tochka bertepatan dengan Hari Nasional Rusia, hari libur yang menandai kemerdekaan negara itu. Itu terjadi di lokasi yang sama di Lapangan Pushkinskaya Moskow, tempat McDonald's membuka restoran Rusia pertamanya pada 31 Januari 1990.
Advertisement