Sukses

Ethnowellness, Kekayaan Rempah Indonesia untuk Perawatan Kecantikan dan Kesehatan

Tradisi pengobatan dan perawatan kecantikan dengan ramuan tradisional dari rempah-rempah warisan leluhur jadi incaran wisatawan, baik dalam negeri maupun mancanegara.

Liputan6.com, Jakarta - Budaya Indonesia punya keunikan dan kharisma yang tidak dimiliki negara-negara lain. Selain kekayaan alamnya, enthowellness atau tradisi pengobatan dan perawatan kecantikan dengan ramuan tradisional dari rempah-rempah warisan leluhur juga jadi incaran wisatawan.

Ethnowellness terinspirasi dari latar belakang budaya Indonesia yang kaya. Setiap budaya memiliki rempah-rempah khas yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan.

"Di dalam etnowellness terdapat etnis dari setiap kekayaan Indonesia. Wellness jadi satu kesatuan dan kita bisa mengembangkan spa jadi bagian dari kekayaan Indonesia," ujar Dian SS Maulana, pakar Ethnowellness, saat jumpa pers virtual peluncuran Ethnowellness by Essentia Apothecary, pada Rabu, 22 Juni 2022.

Ia menyebut salah satu bukti tradisi pengobatan itu diterapkan di Bali yang dinobatkan sebagai 'the best spa destination' di dunia. Hal itu membuktikan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk jadi tempat unggulan pengembangan spa.

"Di sini kita punya kekayaan Indonesia yang kita banggakan. Terdapat tiga wujud kebudayaan aspek nilai dan filosofi. Jadi, etnowellness yang ada itu tidak semata-mata diproduksi oleh Essentia Apothecary, tetapi melalui beberapa riset masukan dari antropologi, Indonesia Wellness Master Association, ada ilmuwan, nutrisi, hingga herbalist," terang Dian.

Selain aspek nilai dan filosofi ramah lingkungan, ada juga aspek hasilnya. Di dalam aspek itu terdapat proses pengolahan, mulai dari penanaman rempah-rempah hingga dikemas menjadi minyak esensial yang kuat, minyak pijat, dan lulur.

Dian juga menyebut bukti ethnowellness lainnya adalah sejumlah minuman tradisional berbagai daerah, di antaranya wedang uwuh dan jamu dari Jawa serta bir pletok dari Betawi. Kedua minuman ini adalah upaya turun temurun untuk menjaga kesehatan berbasis kearifan lokal. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Meningkatkan Imunitas

Bahan dasar kedua minuman itu berasal dari rempah-rempah. Itu baru dari segi minumannya. Belum lagi dari perawatan kulit dan wajah, sangat beragam mengikuti kebiasaan dan kekayaan hasil bumi masing-masing daerah.

"Tujuan kami di masa yang akan datang adalah untuk melestarikan budaya kesehatan dan kecantikan Indonesia serta memperkenalkan budaya kesehatan dan kecantikan Indonesia yang sudah dikemas dalam bentuk produk essential oil, body oil dan body scrub ke dunia," ucap Dian.

Melihat beberapa fenomena itu, Essentia Apothecary menghadirkan sembilan varian essential oil berbasis Ethnowellness. Minyak esensial itu merupakan representasi dari sembilan daerah yang ada di Indonesia.

Secara general, kesembilan essential oil ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan imunitas, membantu memperbaiki mood, relaksasi pikiran, dan mengurangi pegal-pegal. Minyak esensial juga bisa melindungi dari gigitan serangga, meredakan rasa gatal, meningkatkan gairah, dan membantu mengurangi kerutan.

3 dari 4 halaman

Batak, Betawi dan Minang

Essential oil pertama adalah Batak. Mereka terinspirasi dari filosofi ‘kehidupan yang baik datang dari perawatan melalui tanaman yang baik’. Dari filosofi itu, diambil tanaman setempat yang mengandung minyak kaffir lime, kenanga, dan jahe untuk membantu menjaga imunitas.

Selanjutnya, ada Betawi yang terinspirasi dari filosofi kebersihan adalah bagian dari iman. Mereka menambahkan kandungan bunga melati, mawar, dan serai yang memiliki berbagai manfaat.

Ketiga, mereka hadirkan essential oil dari Minang. Produk itu terinspirasi dari filosofi manusia yang belajar dari segala sesuatu di alam semesta. Beberapa di antaranya seperti tumbuhan, hewan, atau fenomena alam yang terjadi.

Etnowellness dari Essentia Apothecary juga mengambil inspirasi dari Jawa. Mereka memilih filosofi ‘mempercantik diri dan memperindah busana, memperindah pribadi dan kecantikan batin, alam sumber kesehatan dan kecantikan’. Untuk kandungannya, mereka menambahkan basil oil untuk membantu meredakan pegal-pegal.

Essentia Apothecary juga memilih Madura untuk dijadikan aroma essential oil selanjutnya. Mereka terinspirasi dari filosofi ‘merawat wajah dan tubuh agar indah dan sedap dipandang mata’. 

4 dari 4 halaman

Bali sampai Banjar

Untuk kandungan tambahannya, ia memadukan patchouli oil dan sandalwood oil. Selain itu, mereka juga memilih Bali untuk dijadikan varian aroma essential oil tersebut. Etnowellness juga terinspirasi dari filosofi ‘tiga hal yang menyebabkan keharmonisan dalam kehidupan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, manusia, dan alam lingkungan’. Mereka menambahkan kandungan Cajeput oil dan orange oil di dalamnya.

Tidak hanya itu, mereka juga memilih Bugis untuk dijadikan aroma. Untuk filosofinya, mereka terinspirasi dari tiga unsur alam yaitu api, air, dan tanah yang saling berkaitan dalam menjaga keharmonisan manusia. Untuk kandungan tambahannya ada lavender oil dan clove bud.

Minahasa juga menjadi salah satu daerah yang dipilih. Mereka mengambil Dewi Lumimuu yang merupakan Dewi kecantikan Minahasa. Untuk kandungan tambahannya, ada cinnamon oil yang bisa melegakan pernafasan.

Terakhir, mereka memilih Banjar untuk dijadikan aroma. Essential oil ini terdiri dari sandalwood oil, cananga oil, lemongrass oil, dan patchouli oil. (Natalia Adinda)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.