Sukses

Toko di Malaysia Kenakan Biaya Potong Ayam Sebesar Rp3 Ribu per Kg

Biaya potong ayam di sebuah toko di Malaysia ini menimbulkan pro kontra warganet.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah toko di Malaysia mengenakan biaya potong ayam sebesar 1 ringgit Malaysia atau sekitar Rp3 ribu per kilogram (kg). Hal tersebut seketika membuat jagat maya heboh dengan beragam tanggapan yang memenuhinya.

Dikutip dari mStar, Selasa, 28 Juni 2022, kabar ini berawal dari sebuah tanda terima pembelian yang diunggah di Facebook pada Minggu, 26 Juni 2022. Berdasarkan potret yang dibagikan, pelanggan membeli udang putih seberat 1,27 kg seharga 44,63 ringgit Malaysia.

Pelanggan itu juga membeli ayam segar seberat 4,06 kg seharga 36,18 ringgit. Toko itu mengenakan biaya 1 ringgit Malaysia per kg ayam yang dibeli pelanggannya.

Dalam struk belanja tersebut, pelanggan dikenakan biaya potong ayam 4,06 ringgit Malaysia atau setara Rp13 ribuan untuk seekor ayam seberat 4,06 kg yang dibelinya. Menurut informasi di struk belanja itu, transaksi pembelian terjadi pada Kamis, 23 Juni 2022 di sebuat toko di Sungai Besar, Selangor, Malaysia.

Struk belanja dengan biaya potong ayam tersebut lantas diunggah kembali di Facebook Viral Media Johor pada Minggu, 26 Juni 2022, dan menerima ratusan komentar warganet. Tak sedikit warganet yang terkejut dengan biaya tersebut dan berharap pihak berwenang akan ambil tindakan.

"Yang ini saya percaya. Bibi saya minggu lalu membeli lima ekor ayam. Upah potongnya 10 ringgit," tulis warganet tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tuai Pro Kontra

"Hari ini saya pun kena hal semacam ini. 1 kg 8,90 ringgit. Upah potong 2,60 ringgit per kg," tambah warganet. "Saya beli tadi, ada biaya untuk jasa potong ayam itu 2,60 ringgit," lanjut lainnya.

Sementara, beberapa warganet juga menyarankan agar pembeli memotong ayam sendiri di rumah untuk menghemat biaya. Di sisi lain, ada pula yang merasa wajar untuk mengenakan biaya potong karena pedagang ayam juga terjebak dalam situasi ekonomi saat ini.

"Sudah waktunya. Beli ayam yang besar, memang benar upahnya dienakan sesuai dengan berat ayam. Sekarang saya beli dan potong sendiri. Hemat dan mudah. Kalau mau makan sendiri, potong saja," kata warganet lain.

"Buruh juga butuh upah. Tidak salah dia jual murah dan kenakan potongan biaya. Harga jualnya terbatas dan upah minimum lagi, kalau tidak bisa terima biaya potong, beli saja ayamnya dan potong sendiri. Dulu gratis, tak semestinya selalu gratis," tambah lainnya.

3 dari 4 halaman

Harga Ayam Naik

Sebelumnya, memang sempat terjadi kenaikan harga ayam di Negeri Jiran. Dikutip dari The Straits Times, pada 1 Juni 2022, ayam di Malaysia dijual jauh di atas harga tertinggi eceran, hingga sekitar 17 ringgit Malaysia (Rp57 ribu) per kg, di beberapa pedagang lokal.

Pemerintah setempat telah menetapkan harga standar eceran untuk ayam 8,90 ringgit Malaysia per kg, berlaku mulai 5 Februari hingga 5 Juni 2022. Ini terjadi karena negara itu menghadapi kekurangan ayam, yang menyebabkan negara itu menghentikan ekspor 3,6 juta ayam utuh selama sebulan mulai Rabu, 1 Juni 2022 hingga produksi dan harga stabil.

Seorang ibu rumah tangga, Rohanna Abdullah, mengatakan supermarket lokal dekat rumahnya sekarang dijual 17,90 ringgit Malaysia untuk satu kg ayam. "Awal tahun ini, 17 ringgit Malaysia bisa untuk membeli lebih dari satu kilo ayam di supermarket yang sama, tapi sekarang terlalu mahal," kata perempuan berusia 60 tahun itu. Ia menambahkan, ketika pergi ke pasar pagi Datuk Keramat di Kuala Lumpur pada April lalu, harganya sudah dibanderol 10,50 ringgit Malaysia per kg.

4 dari 4 halaman

Harga Tak Konsisten

Pelanggan lain, Noor Aishah Aziz, mengatakan dia bingung dengan harga yang tidak konsisten di toko kelontong setempat, yakni 13,50 ringgit Malaysia pada satu hari dan 10,50 ringgit Malaysia pada hari berikutnya. Ia mengatakan bahwa dia telah melaporkan masalah ini ke pihak berwenang beberapa kali, tetapi situasinya tetap sama.

"Mungkin harga pagu yang lebih tepat adalah 10 ringgit Malaysia, mengingat biaya operasional peternak ayam yang semakin meningkat," tambahnya.

Penjual ayam Mohd Yusof mengatakan dia hampir tidak mendapat untung setelah dikenakan biaya 9,80 ringgit Malaysia per kg oleh pedagang grosir. "Bagaimana kami harus membayar sewa, pajak dan listrik jika keuntungan kami kurang dari 70 sen per kg?" katanya.

Dia mengklaim bahwa "pihak ketiga" (grosir) bahkan membatasi pasokan ayam dan dia hanya menerima sekitar 40 ekor. "Ayam hidup dijual dengan harga sekitar 7 ringgit pada pihak ketiga dan mereka menjualnya pada kami dengan harga 9,80 ringgit Malaysia. Kami tidak mampu menurunkan harga kami. Jika ada yang harus melakukannya, itu akan menjadi pihak ketiga," katanya. (Natalia Adinda)