Sukses

Dibuatkan Boneka Barbie, Butet Manurung Juga Jadi Mentor bagi Anak-Anak ASEAN

Boneka Barbie Butet Manurung diharapkan bisa memberikan contoh positif untuk generasi muda.

Liputan6.com, Jakarta - Jejak inspirasi aktivis pendidikan Butet Manurung membuahkan apresiasi dari jenama Barbie lewat boneka Barbie One Of A Kind (OOAK), satu-satunya boneka yang dibuat menyerupai Butet. Boneka tersebut diserahkan secara simbolis kepada pendiri Sokola Rimba di Jakarta.

Acara peluncuran sekaligus penyerahan boneka diadakan di Atrium Plaza Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2022). Butet sendiri tidak bisa menghadiri acara tersebut tapi berinteraksi melalui video conference.

Meski begitu, aktivis yang berjuang mewujudkan kesetaraan pendidikan di komunitas marjinal dan masyarakat adat di seluruh Indonesia ini sempat ragu saat menerima kabar apresiasi dari Barbie.

"Awalnya kaget, saya waktu itu belum tahu boneka itu ada Barbie Role Model," kata Butet Manurung melalui panggilan video dari Belanda. Keraguan itu muncul karena penampilannya jauh berbeda dari tipikal Barbie biasanya.

Butet yang bolak-balik masuk hutan untuk mengajari anak-anak di sana merasa tampilannya sama sekali tak mirip dengan imej boneka Barbie. Namun keraguan itu menguap setelah orang sekitarnya, termasuk suami dan teman-temannya, mendorongnya agar bisa memberikan contoh positif untuk generasi muda.

Boneka Barbie yang mewakili Butet mengenakan busana kain batik merah dan hitam khas Jambi serta kalung dengan manik-manik warna hitam. Penggunaan kain batik pada busana Barbie Butet menggambarkan budaya dari Indonesia. Rambut hitamnya yang tebal digelung ke atas.

"Tampilan Butet di boneka Barbie sesuai dengan rekomendasi dari dia sendiri, termasuk pilihan memakai sandal dan rambut digelung. Untuk jenis atasan dan bawahan kain batiknya saya tidak tahu detailnya, yang pasti ini kain khas Jambi karena Jambi memang daerah paling berkesan bagi Butet selama dia mengajar," terang Dwanty Eka Putri selaku Brand Manager Mattel Southeast Asia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Mewujudkan Cita-Cita

"Sebenarnya dia minta ada semacam tusukan rambut seperti pensil, tapi ukurannya terlalu kecil jadi tidak bisa diakomodasi oleh pembuat Barbie kita di Amerika Serikat. Secara keseluruhan dia sangat puas dengan versi Barbie ini," tambahnya.

Lewat apresiasi ini, Butet yang kisah perjuangannya telah diadaptasi ke dalam film "Sokola Rimba" berharap bisa menjadi salah satu contoh untuk anak perempuan bahwa mereka bisa mewujudkan apa pun yang dicita-citakan meski impian mereka tidak biasa.

"Sebagai orang yang bekerja di mana profesi terinspirasi dari masa kecil, aku bisa bayangkan perasaan anak perempuan tentang cita-cita. Dulu aku berpikir ingin jadi Indiana Jones, tapi inspirasi itu begitu kuat," ucap Butet.

Penggemar Indiana Jones dan Lima Sekawan itu berharap boneka yang terinspirasi dari dirinya ini bisa membuat para orangtua lebih mendukung dan bersikap positif menyikapi minat buah hati, meskipun berbeda dari orang kebanyakan.

"Jangan jadikan anak versi (mini) orangtua, tapi jadikan dia versi dirinya sendiri," tutur Butet yang sedang kuliah S3 di Belanda.

3 dari 4 halaman

Membuat Perubahan

Barbie juga ingin mengajak anak-anak Indonesia membuat perubahan untuk lingkungan sekitar lewat program You Can Be (YCB) A Champion for Change. Tak hanya dibuatkan boneka Barbie, Butet pun turut digandeng menjadi mentor yang akan menyimak presentasi dari para peserta.

Sebagai kelanjutan dari program ini, Barbie Role Model memainkan peran penting dalam prakarsa global Dream Gap Project yang diluncurkan sebagai dukungan bagi anak perempuan untuk berani menjadi apapun yang mereka inginkan. Salah satunya melalui program YCB A Champion for Change.

Melalui program YCB ini, Barbie berusaha mengembangkan potensi tak terbatas pada setiap anak perempuan serta mendorong mereka untuk percaya bahwa kekuatan dan suara mereka dapat membawa perubahan di masa depan. Program ini diikuti oleh anak perempuan berusia 5--12 tahun yang memiliki ide untuk membuat perubahan (changemaker) bagi sekitarnya.

Peserta berasal dari berbagai negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Para peserta tentunya akan mengikuti beberapa fase penilaian, seperti seleksi dan presentasi pertama di tingkat nasional, kemudian satu peserta terpilih akan mewakili setiap negara untuk mengikuti sesi mentoring dengan seluruh finalis dari negara lain.

4 dari 4 halaman

Ide Kreatif

Untuk mendapatkan pemenang, para peserta harus melakukan presentasi terakhir di depan seluruh mentor. Selain Butet Manurung, ada Princess Zatasha dari Malaysia, Chesca Gracia Kramer (Filipina), Rebekah Lin (Singapura), dan Maria Poonlertlap (Thailand).

"Saya sangat senang bisa melihat dan mendengar secara langsung presentasi dari ide-ide kreatif anak perempuan yang meliputi berbagai aspek. Di Indonesia sendiri, sebenarnya banyak sekali Ide yang di luar dugaan, seperti konsentrasi program mereka terhadap sexual harassment, self-love, animal testing, hingga water filter," terang Butet.

"Semua ide ini terinspirasi dari situasi yang berada di sekitar mereka, kemudian mereka kembangkan demi mencari solusi yang bisa membawa perubahan bagi lebih banyak orang. Saya ikut kagum dengan berbagai ide mereka," sambungnya.

Kriteria pemenang You Can Be A Champion For Change sendiri dilihat dari empat aspek utama, yaitu antusias peserta terhadap program yang dibuat dan dipresentasikan, kreativitas ide, originalitas, dan tentunya cara penyampaian (presentasi) para peserta. Final program You Can Be A Champion For Change dijadwalkan pada Agustus 2022.

Pemenang utama akan mendapatkan total hadiah hingga 5.000 dolar AS atau sekitar Rp72,5 juta, serta kesempatan untuk mewujudkan mimpinya bersama organisasi nirlaba internasional, produk Barbie, merchandise, dan sertifikat.