Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang sempat melandai membuat banyak orang terlena dan lengah, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Momen liburan musim panas pun dimanfaatkan untuk pelesir dengan mengabaikan banyak protokol kesehatan. Hal itu tentunya kontras dengan situasi selama setahun awal pandemi yang menerapkan banyak pembatasan.
Akibatnya, kasus Covid-19 dikabarkan kembali naik karena banyak yang lalai dalam menjalankan protokol kesehatan. Di AS misalnya, memburuknya masalah Covid-19 digambarkan dengan pas oleh kartunis asal New York, Bruce Eric Kaplan.
"Kita mengalami Covid, lalu pernikahan, lalu Covid, lalu liburan dan Covid lagi," demikian kepsyen dari kartun tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari CNN, Kamis (21/7/2022) secara nasional, lonjakan terbaru COVID-19 di AS didorong oleh varian BA.5 yang sangat menular. Varian terbaru ini menunjukkan kemampuan luar biasa untuk menembus perlindungan yang diberikan vaksinasi. Dengan kembali meningkatnya jumlah rawat inap dan kematian akibat varian baru Omicron itu dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara bagian dan kota-kota kembali mengkaji ulang respons mereka.
Di sisi lain, warga AS masih berbondong-bondong untuk liburan musim panas di tengah pelonggaran kebijakan yang masih berlaku seperti tidak ada kewajiban memakai masker di banyak tempat. Otoritas kesehatan di Amerika Serikat sudah memperingatkan kasus Covid-19 akan semakin memburuk kalau masih terjadi banyak pelonggaran aturan.
Menurut CDC, kasus Covid-19 sudah mencapai angka 120 ribu per hari dan angka itu mungkin lebih tinggi lagi karena banyak yang melakukan tes mandiri di rumah dan tidak melaporkan kasus mereka.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Boleh Diremehkan
Hal yang sama juga terjadi di sejumlah negara Eropa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa, 19 Juli 2022, kasus Covid-19 telah meningkat tiga kali lipat di seluruh Eropa dalam enam minggu terakhir, terhitung hampir setengah dari semua kasus infeksi secara global.
Tingkat rawat inap juga meningkat dua kali lipat, meskipun penerimaan perawatan intensif tetap rendah. Banyaknya wisatawan yang liburan ke luar negeri dan mendatangi berbagai konser musik yang ramai dan longgarnya protokol kesehatan diyakini jadi salah satu faktor utama yang memicu melonjaknya kasus Covid-19.
Direktur WHO Eropa Dr. Hans Kluge menggambarkan Covid-19 sebagai 'penyakit jahat dan berpotensi mematikan' yang tidak boleh diremehkan orang. Dia mengatakan kerabat super-infeksi dari varian Omicron mendorong gelombang penyakit baru di seluruh benua dan bahwa infeksi berulang berpotensi menyebabkan Covid-19 yang berkepanjangan.
"Dengan meningkatnya kasus, kami juga melihat peningkatan rawat inap, yang hanya akan meningkat lebih lanjut pada bulan-bulan musim gugur dan musim dingin," kata Kluge. "Perkiraan ini menghadirkan tantangan besar bagi tenaga kerja kesehatan di negara demi negara, yang sudah berada di bawah tekanan besar menghadapi krisis yang tak henti-hentinya sejak 2020," lanjutnya.
Dia juga mendesak orang-orang untuk membuat keputusan sendiri, bahkan di negara-negara yang pihak berwenang sebagian besar mengabaikan pembatasan Covid-19. "Kita semua menyadari alat yang kita miliki untuk menjaga diri kita tetap aman, menilai tingkat risiko kita dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi orang lain jika kita terinfeksi," kata Kluge.
"Hanya karena masker tidak diamanatkan bukan berarti itu dilarang. Jadi, untuk mengatasi masalah ini kesadaran untuk menjaga kesehatan harus datang dari diri kita sendiri," sambungnya.
Advertisement
Dua Strategi Tetap Sehat
Sementara di AS, CDC menyarankan agar mereka yang merasa kurang sehat sebaiknya melewatkan liburan musim panas. Sementara, yang sehat sebaiknya tetap memakai masker saat naik pesawat atau saat berada di dalam ruangan.
Meski pemerintah AS tidak lagi mewajibkan negatif tes Covid-19 bagi para pelaku perjalanan luar negeri, CDC masih menyarankan untuk tetap melakukan tes sebelum kembali ke AS. Kalkulasi risiko traveler terkena Covid-19 semakin meningkat dan hal itu juga bergantung pada masing-masing individu.
"Kita sampai dalan tahapan tiap orang harus mengambil keputusan sendiri soal kondisi kesehatan mereka, apakah mereka peduli dan mau disiplin menjalankan protokol kesehatan," ucap dokter Leana Wen, analis kesehatan CNN yang juga profesor kebijakan dan manajemen kesehatan di George Washington University.
Wen menyarankan ada dua strategi untuk membuat kita tetap sehat saat kembali dari liburan. Pertama, cobalah untuk mengurangi kegiatan di dalam ruangan atau setidaknya memakai masker selama menjalani kegiatan maupun berinteraksi di dalam ruangan. Lalu, hindari kegiatan di dalam ruangan yang menyediakan makanan dan minuman, atau setidaknya tetap memakai masker selama di dalam ruangan dan setelah itu carilah tempat lain untuk makan dan minum.
Cara kedua, anggaplah diri kita akan terpapar atau bisa terkena Covid-19, lalu lakukan karantina mandiri dan jalani tes sebelum berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. "Tak semua orang bisa melakukannyam mungkin mereka mereka harus mengurus anak atau anggota keluarga lainnya, tapi setidaknya ada pilihan yang mungkin tepat bagi beberapa orang," pungkas Wen.
Â
Kembali Pakai Masker
Beberapa negara bagian di AS kini mulai mempertimbangkan kebijakan baru. Los Angeles akan menjadi kota besar pertama yang pada musim panas ini kembali mewajibkan pemakaian masker di dalam ruangan.
Aturan itu diberlakukan karena jumlah kasus virus corona yang melonjak. Los Angeles adalah county terpadat dengan 10 juta penduduk, demikian dikutip dari kanal Global Liputan6.com, 16 Juli 2022.
Direktur kesehatan county itu, Barbara Ferrer, mengatakan bahwa mulai 29 Juli nanti wilayah setingkat kabupaten itu secara luas akan menerapkan lagi mandat masker di dalam ruangan jika tren meningkatnya jumlah orang yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 terus berlanjut. Mewajibkan kembali masker "membantu kami mengurangi risiko," kata Ferrer kepada supervisor Los Angeles County.
Secara nasional, lonjakan terbaru COVID-19 didorong oleh varian BA.5 yang sangat menular. Sekitar 65 persen kasus yang ada terkait BA.5 dan 16 persen di antaranya terkait dengan varian BA.4.
Dengan kembali meningkatnya jumlah rawat inap dan kematian akibat varian baru Omicron itu dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara bagian dan kota-kota kembali mengkaji ulang respons mereka. Sedangkan Gedung Putih meningkatkan upayanya untuk memperingatkan masyarakat.
Advertisement