Liputan6.com, Jakarta - Selandia Baru memperketat aturan bagi penumpang yang tiba dari Indonesia terkait kewaspadaan masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK) ke negara itu. Otoritas Negeri Kiwi kini meminta mereka mendisinfeksi sepatu melalui keset disinfektan Biosecurity Selandia Baru.
Aturan ini diharapkan dapat mengurangi risiko pelancong dari Indonesia membawa penyakit tersebut di sepatu mereka, yang dapat menyebabkan wabah, melansir New Zealand Herald, Kamis (21/7/2022). Petugas perbatasan di Selandia Baru dan Australia telah siaga tinggi sejak wabah PMK dikonfirmasi di Indonesia pada 28 April 2022.
Advertisement
Baca Juga
Awal bulan ini, penyakit itu juga dikonfirmasi di Bali sebagai salah satu destinasi liburan favorit turis Selandia Baru. Menteri Biosekuriti dan Pertanian Selandia Baru, Damien O'Connor, mengatakan keset desinfektan adalah bagian dari serangkaian tindakan untuk mencegah PMK masuk negara itu.
"Dengan PMK yang baru-baru ini ditemukan di Bali, kami telah mengambil langkah-langkah nyata untuk meningkatkan kewaspadana kami di perbatasan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kampanye kesadaran publik," kata O'Connor.
Ia melanjutkan, "Saya meminta semua orang untuk waspada dalam peran mereka melindungi keamanan ekonomi Selandia Baru."
Pemerintah juga telah meluncurkan kampanye kesadaran yang menargetkan para pelancong dalam perjalanan ke Indonesia, mengaudit inti sawit Indonesia, serta menyediakan APD, desinfektan, penyemprot ransel, dan alat-alat lain ke Indonesia untuk membantu di lapangan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berlaku untuk Penumpang Transit Sebelum Tiba di Selandia Baru
O'Connor mengatakan, "Saat ini kami tidak memiliki penerbangan langsung dari Bali atau tempat lain di Indonesia ke Selandia Baru. Bagaimanapun, setiap kartu kedatangan penumpang diperiksa dan mereka yang berasal dari negara yang memiliki PMK (termasuk Indonesia) diarahkan ke proses pemeriksaan, pencarian bagasi, dan desinfeksi berbeda."
"Artinya, jika penumpang transit ke bandara lain, risikonya tetap ditangani," tuturnya. "Kami juga sangat menghimbau pada siapa pun yang kontak dengan ternak di Indonesia, untuk menjauh dari peternakan dan hewan di Selandia Baru selama satu minggu."
O'Connor juga mendesak petani memeriksa ternak mereka untuk gejala penyakit, termasuk demam tinggi, mulut dan kaki melepuh atau erosi dan kepincangan. Siapa pun yang melihat babi, kambing, alpacas, llama, sapi, domba, atau rusa dengan potensi gejala PMK harus menghubungi hotline hama dan penyakit eksotik MPI di 0800 80 99 66.
Kelompok industri Beef and Lamb NZ mendukung tanggapan MPI, dengan mengatakan Selandia Baru memiliki salah satu perbatasan paling ketat di dunia. Manajer senior untuk kebijakan teknis, Chris Houston, mengatakan setiap tindakan perlindungan ekstra di perbatasan disambut baik.
Advertisement
Meningkatkan Kewaspadaan
Houston mengatakan, sementara risiko ke Selandia Baru dari wabah Indonesia tetap rendah, itu adalah pengingat bagi petani untuk ketat dalam pencatatan. "Kami telah bekerja dengan petani kami untuk membantu mereka memahami situasi dan pada dasarnya mengingatkan mereka tentang hal-hal biosekuriti yang perlu mereka perhatikan dan dapat lakukan untuk membantu," tuturnya.
Ini seperti tetap waspada dan melihat stok, serta mengetahui apa yang harus dilakukan jika melihat tanda-tanda penyakit. "Sangat penting juga bahwa kami menjaga keterlacakan catatan, jadi catatan NAIT (Identifikasi dan Penelusuran Hewan Nasional Selandia Baru), dan kemudian ASD, atau deklarasi status hewan.
"Itu adalah catatan pergerakan berbasis kertas untuk kelompok domba yang bepergian antar peternakan," tuturnya.
Houston menjelaskan, "Ada ekuivalen elektronik dari ASD yang saat ini sedang diluncurkan oleh OSPRI, dan kami akan sangat mendorong para peternak domba untuk melihat penggunaan ASD elektronik daripada formulir berbasis kertas karena itu akan jauh lebih berharga jika kami memilikinya saat ada serangan penyakit dan kita perlu melacaknya."
Langkah Australia
Senada dengan Selandia Baru, Australia juga telah memperketat aturan perbatasan bagi penumpang dari Indonesia dampak merbaknya PMK. Wakil Perdana Menteri New South Wales, Paul Toole, mengatakan bahwa penyakit itu "sekarang di depan pintu kami," melansir news.com.au.
Toole mendorong para pelancong Australia memilih langkah aman daripada menyesal dan meminta mereka memastikan tidak membawa tanah yang terkontaminasi ke Australia. Karena itu, ia memohon pada wisatawan dari Bali untuk membuang sepatu mereka, tidak membawa pulang alas kaki itu ke Negeri Kanguru.
PMK sendiri diidentifikasi sebagai salah satu penyakit ternak paling serius di dunia dan menyerang hewan berkuku belah, seperti sapi, domba, dan babi. Wabah PMK tercatat belum pernah terjadi di Australia dalam 130 tahun terakhir.
Senator Queensland Utara, Susan McDonald, menyebut, secara tidak sengaja membawa penyakit itu kembali ke Australia adalah risiko bagi siapa saja yang telah berjalan melalui jalan-jalan di Bali. "Mereka mungkin berpikir, 'Saya belum pernah ke peternakan,' tapi yang kami katakan adalah di Bali, Anda memiliki kontak dengan hewan dan orang-orang yang bekerja dengan hewan," kata McDonald.
"Ada kotoran yang bisa Anda bawa atau terseret bersama koper Anda," ia menyambung. "Dampak dari kesalahan ini adalah bencana besar terhadap petani, hewan, dan konsumen Australia.”
Advertisement