Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, pasar kecantikan Indonesia tengah melihat menjamurnya brand skincare lokal. Beragam produk perawatan kulit pun sudah bukan barang asing bagi sekian banyak orang, tidak terkecuali tabir surya.
Seperti item lain, tabir surya terus berkembang secara formulasi, sehingga tetap relevan dengan pasar. Produk kecantikan ini bahkan disebut CEO Martha Tilaar Group, Kilala Tilaar, sebagai salah satu yang tengah jadi primadona.
 [bacajuga:Baca Juga](4995507 5016479 5015968)
Advertisement
"Berdasarkan yang kami kerjakan (merujuk pada produksi PT Cedefindo, anak usaha dari PT Martina Berto Tbk), ada yang bentuknya cair, enggak ada warna alias tanpa white cast, (berbentuk) spray, pokoknya semua produk pelindung sinar matahari," katanya saat dijumpai di bilangan Jakarta Pusat, Kamis, 21 Juli 2022.
Ia menyebut akan ada sederet lini perawatan kulit lokal yang akan merilis produk tabir surya mereka pada September datang. "Wah bakal luar biasa ramai nanti itu," klaimnya.
Tren skincare lokal lain yang disebut Kiki, sapaan akrabnya, adalah produk senyawa tunggal, mulai dari retinol sampai niacinamide. Ia menyambung, "Yang lagi happening juga itu saingan besar-besaran (kadar) vitamin C dalam sebuah produk."
Yang harus jadi catatan, Kiki menegaskan, vitamin C adalah salah satu bahan aktif paling tidak stabil. Karenanya, itu perlu formulasi khusus. "Tapi, karena K-beauty lagi ngomongin yang sama (vitamin C), di sini juga booming. Pasar Indonesia sekarang memang sedang berkiblat ke sana (K-beauty)," ia menuturkan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bagaimana Nasib Skincare Natural dan Organik?
Lebih lanjut Kiki menjelaskan, tren skincare senyawa tunggal ini bahkan melangkahi ragam produk perawatan kulit organik dan natural. "2017--2018 itu natural dan organic skincare booming banget, tapi smoehow tergeser oleh produk single compound ini," tuturnya.
Namun demikian, Kiki menegaskan, bukan berarti sama sekali tidak ada pasarnya. Ia mengatakan, "Ada saatnya kembali ke (produk skincare) natural. Sekarang pun masih banyak segmennya, dan sekarang adalah soal sertifikasi (bahan dalam formulasi produk kecantikan organik dan natural)."
Pihaknya sebagai salah satu pusat produksi produk kecantikan pun bisa "membantu mereka (merek lokal) yang mau sertifikasi bahan skincare natural dan organik." Melihat banyaknya potensi merek kecantikan lokal, Cedefindo pun siap mendukung perkembangan ekosistemnya.
Mereka menawarkan full contract manufacturing, semi contract manufacturing, filling dan packing, safety and efficacy test, design, bahkan distribusi. Kiki menyebut, karena personalisasi adalah salah satu keunggulan mereka, setiap brand bisa mengajukan ide produk tertentu yang akhirnya akan diformulasikan secara khusus.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Peningkatan Produk untuk Merek Lokal
Lebih lanjut ia memaparkan, dalam tiga tahun terakhir, produk merek lokal yang mereka produksi telah meningkat sebanyak 30 persen. "Jadi, sekarang ada sekitar 146 klien (lokal)," tuturnya.
Nama-namanya antara lain Argavell, Nevada, Kamalia by Titi Kamal, aubeau cosmetics, serta. ElsheSkin. Tidak ketinggalan, ada pula Shapelyne, Pinkberry, Secondate, Votre Peau, Dissy, NAMA, Sorcha, SASC, Mo Ma Mi, ESQA, dan Bhumi.
Di samping, mereka juga memproduksi produk-produk perusahaan multinasional. Ini termasuk Unilever, Asepso, NU SKIN, Miniso, KOSE, Mandom, Rohto, Joy Coco, Cussons, Watsons, Amway, Disney, dan Rentokol Initial.
Kiki pun memaparkan syarat-syarat sebuah merek kecantikan bisa bekerja sama dengan mereka. Pertama, harus punya legalitas. "Apakah CV, PT, atau yang lain, semua harus jelas. Karena aturan BPOM walau kita yang daftarin, akan ditanya siapa yang buat. Jadi terulis, 'Produce by Cedefindo for ...' PT apa," tuturnya.
"Kemudian, HAKI harus jelas. Kita sebenarnya akan bantu secara legal, karena banyak beauty preneur itu anak kuliah, enggak mengerti soal yang begini-begini. Makanya kami menawarkan pendampingan," imbuhnya.
Semaraknya Pasar Produk Kecantikan Lokal
Total, Cedefindo menyebut pihaknya memproduksi kurang lebih 80 persen peredaran indie beauty brand di pasar Indonesia. Mereka memiiki spesialisasi dalam memproduksidan mengemas produk makeup, decorative, personal care, parfum, aerosol, dan produk herbal.
Tercatat sebagai Top 3 Contract Manufacturing di Indonesia, Cedefindo saat ini sudah memiliki sertifikasi ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, ISO GMP22716, Sistem Jaminan Halal (SJH) Grade A, dan telah menerapkan Ethical Trading Initiative(ETI) base code dan menjaga pelaksanaannya melalui audit SMETA, menurut keterangannya.
Didukung dengan manufaktur berstandar internasional, ekspor produksi dari pihaknya telah merambahke 11 negara di Asia Pasifik dan Amerika Latin. Baru-baru ini, mereka memenangkan kontrak manufaktur dari salah satu perusahaan multinational. "Tapi, saya tidak bisa sebut namanya," kata Kiki.
Sementara, semaraknya pasar lokal indie brand juga menyumbang pertumbuhan bisnis mereka di pertengahan tahun 2022. Output produksi dilaporkan meningkat sebesar 52 persen dari 1.450 ton tahun lalu jadi 2.160 ton pada 2022. Kendati, kenaikan output produksi memang mayoritas disebabkan permintaan dari perusahaan multinasional.
Advertisement