Liputan6.com, Jakarta - Ulasan tentang Citayam Fashion Week terus berlanjut. Terlebih setelah selebritas, pesohor, bahkan gubernur ikut turun ke lapangan mencoba menjadi bagian tren.
Bagi fashion stylist Bimo Permadi, fenomena itu adalah bukti bahwa fesyen bukan melulu soal barang branded yang tak terjangkau kantong semua orang. Hanya dengan memanfaatkan koleksi pakaian yang ada di lemari, anak-anak Citayam Fashion Week mampu berkreasi sendiri dan menghasilkan efek yang sama.
Advertisement
Baca Juga
"Enggak perlu kok kalian sama branded-nya sama artis-artis yang kalian lihat. Karena sebetulnya, kalian bisa membeli itu, berkreasi sendiri supaya efek tampilannya sama, tapi dengan harga sesuai kantong," ujar penata gaya yang kerap bekerja sama dengan Luna Maya, Bunga Citra Lestari, dan Rossa itu.
Kepada Liputan6.com, Jumat (22/7/2022), lulusan London School of Public Relation tersebut menilai spektrum gaya anak-anak Citayam Fashion Week sebenarnya sangat luas. Pengaruh berbagai konsep dicampuradukkan untuk menghasilkan kreasi yang tak biasa.
"Itu ada influence dari 90-an, grunge-nya ada, preppy-nya juga ada, tapi semua gaya mereka ada unsur vintage-nya. Aku ngerasa fashion show tidak harus selalu proper, tapi dengan gayanya mereka sudah bagus," tutur Bimo.
"Mereka mixture of everything...Tapi, gimana caranya memadupadankan semuanya, entah itu ada yang tabrak lari, entah punya tema sendiri yang lebih rapi, atau hanya simpel. Kayak aku melihat mereka hanya pakai sweatshirt atau hoodie, tapi cuma satu di tangannya," ia menambahkan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Benang Merah
Meski sulit untuk didefinisikan secara baku, Bimo menyebut ada benang merah dari beragamnya gaya anak-anak remaja itu. Salah satunya bahwa mereka kurus dan muda.Â
"Aku belum cari tahu apakah ada dalang dari semuanya. Apakah ada stylist-nya atau sudah jalan sendiri aja, terserah gue. Tapi kalau menurut aku, karena mereka berasal dari satu daerah, mereka jadi terinspirasi satu dan lainnya," ujar dia.
Ke depan, ia berharap Citayam Fashion Week bisa lebih inklusif. Mereka yang bertubuh plus juga bisa ikutan eksis, bahkan sangat potensial Citayam Fashion Week dikelola secara serius.
"Ya kalau di Jepang punya Harajuku, aku sangat senang kita punya Citayam Fashion Week untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat luas, terutama kelas menengah ke bawah. Bahwa mereka lebih aware terhadap fesyen. Walau dari Citayam, tapi ini dari semua kalangan mendukung, mulai dari model, selebritis, semuanya ke sana," ucapnya.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Membuka Mata
Bimo melihat bahwa Citayam Fashion Week semakin membuka mata masyarakat Indonesia terhadap fesyen. Sebaliknya, masyarakat juga terbuka dengan fesyen yang ada lewat keberadaan media sosial.
Dengan situasi itu, ia berharap mereka bisa turut memberantas masalah pembajakan. "Dengan semakin besar Citayam Fashion Week, barang-barang palsu itu semakin enggak mau mereka pakai," sambung dia.
Mereka, kata dia, cukup memiliki baju yang biasa, tetapi ditata agar lebih keren. "Bukan cari barang palsu supaya dia bisa jadi artis ini, jadi artis itu," imbuh dia.
Senada dengan itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memandang gelaran fesyen jalanan tersebut menjadi salah satu bukti bahwa industri fesyen bisa diterima oleh berbagai kalangan. Hal itu juga bisa menjadi tolok ukur industri fesyen muslim Tanah Air juga bisa diterima, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga mancanegara.
Masyarakat diajak semakin menggaungkan tren fesyen muslim di pasar dalam negeri, sehingga semakin memantapkan industri fesyen muslim dan modest fashion Indonesia. Dengan begitu, target Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada 2024 sesuai arahan Presiden Joko Widodo bisa tercapai.
Â
Beasiswa Masih Berlaku
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno kembali mengapresiasi kreativitas anak-anak SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong, Depok) yang menyulap zebra cross Dukuh Atas menjadi arena catwalk. Ia juga menyebut busana yang mereka kenakan tidak kalah keren dengan fesyen Harajuku di Jepang.
"Semoga Citayam Fashion Week ini bisa jadi salah satu jalan untuk mengenalkan produk lokal terutama fesyen Indonesia ke kancah dunia ya, sehingga bisa membantu pergerakkan ekonomi negeri dan memperluas kesempatan usaha dan lapangan kerja buat masyarakat Indonesia," ujarnya dalam akun Instagram pribadinya, seraya berpesan agar semua menjaga kebersihan dan keindahan area publik.
Ia sebelumnya menyebut para anak muda itu bisa menjadi trendsetter untuk dunia fesyen Indonesia. Style yang dipakai anak-anak ini banyak unik misalnya dengan memakai hoodie.Â
"Sekarang ekonomi ini banyak tantangan, anak-anak muda inilah yang datang dengan berbagai ide kreatif untuk menggerakkan dan menggeliatkan ekonomi kita. Seperti Dukuh Atas yang perekonomiannya semakin meningkat berkat adanya fenomena ini," kata Sandiaga.
Selain beasiswa, ia juga menawarkan pelatihan agar anak muda Citayam bisa menciptakan konten-konten yang berkualitas. Ia berharap mereka bisa naik kelas dengan program hasil kolaborasi berbagai pihak.
Advertisement