Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut angkat bicara tentang fenomena Citayam Fashion Week. Ia merujuk pada keberadaan remaja-remaja berbusana nyentrik yang berkumpul di dekat Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, yang disebut dengan remaja SCBDÂ (Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok).
Jokowi menilai apa yang dilakukan remaja-remaja dalam kegiatan Citayam Fashion Week merupakan bentuk kreativitas yang positif dan harus didukung selama tidak melanggar aturan.
Advertisement
Baca Juga
"Asalkan positif, saya kira nggak ada masalah. Jangan diramaikanlah. Hal-hal yang positif itu diberikan dukungan dan didorong asal tidak menabrak aturan. Itu kan kreatif, karya-karya seperti itu," ujar Presiden Jokowi usai menghadiri acara Peringatan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/7/2022), dilansir Antara.
Presiden justru mempertanyakan mengapa kreativitas para remaja tersebut harus dilarang. "Kenapa harus dilarang, asal tidak menabrak aturan, tidak melanggar aturan. Prinsipnya di situ," ujarnya.
Sebelumnya, Polres Jakarta Pusat melarang kegiatan Citayam Fashion Week yang menggunakan zebra cross dan jalur pedestrian. Polisi beralasan, di samping mengganggu kelancaran lalu lintas, juga berpotensi mengganggu ketertiban umum.
"Makanya kemarin ada penindakan. Trotoar tidak boleh digunakan untuk kegiatan apapun selain sirkulasi orang lalu-lalang," kata Kasat Lantas Wilayah Jakarta Pusat Kompol Purwanta, dikutip dari kanal News Liputan6.com.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cari Tempat Lain
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin menambahkan, penggunanaan zebra cross sebagai tempat lenggak-lenggok Citayam Fashion Week melanggar aturan. Ia menyatakan penyebrangan jalan bukan diperuntukkan untuk catwalk, terlebih kegiatan itu tidak mengantongi izin kepolisian.
"Untuk kegiatan catwalk di Citayam Fashion Week, saya pastikan bahwa kegiatan tersebut tidak memiliki izin," kata Komarudin saat dihubungi, Jumat (22/7/2022).
Komarudin mengatakan, remaja Citayam dan Bojonggede awalnya sebatas kumpul-kumpul dan nongkrong. Kegiatan itu, kata dia, tidak memerlukan izin. Seiring berjalannya waktu aktivitas yang mereka lakukan mengundang keramaian dan tak berizin.
Karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat mengambil sikap dengan menertibkan kerumunan, dilakukan oleh Satpol PP. "Ini tentunya melanggar aturan Undang-Undang Lalu lintas dan Angkutan Jalan salah satunya termasuk ketertiban umum," ujar dia.
Menurut dia, seandainya nanti ada pihak-pihak yang siap memfasilitas silahkan saja. "Silahkan dicarikan tempat asalkan tidak menggangu keteriban umum," ujar dia.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Gaya Busana
Sementara itu, fashion stylist Bimo Permadi mengapresiasi kreativitas anak-anak Citayam Fashion Week dalam bergaya. Meski dinilainya masih mentah, mereka mampu menunjukkan ciri khas tanpa harus beli item fashion branded.
Kepada Liputan6.com, Jumat (22/7/2022), lulusan London School of Public Relation tersebut menilai spektrum gaya anak-anak Citayam Fashion Week sebenarnya sangat luas. Pengaruh berbagai konsep dicampuradukkan untuk menghasilkan kreasi yang tak biasa.
"Itu ada influence dari 90-an, grunge-nya ada, preppy-nya juga ada, tapi semua gaya mereka ada unsur vintage-nya. Aku ngerasa fashion show tidak harus selalu proper, tapi dengan gayanya mereka sudah bagus," tutur Bimo.
"Mereka mixture of everything...Tapi, gimana caranya memadupadankan semuanya, entah itu ada yang tabrak lari, entah punya tema sendiri yang lebih rapi, atau hanya simpel. Kayak aku melihat mereka hanya pakai sweatshirt atau hoodie, tapi cuma satu di tangannya," ia menambahkan.
Meski sulit untuk didefinisikan secara baku, Bimo menyebut ada benang merah dari beragamnya gaya anak-anak remaja itu. Salah satunya bahwa mereka kurus dan muda.Â
"Aku belum cari tahu apakah ada dalang dari semuanya. Apakah ada stylist-nya atau sudah jalan sendiri aja, terserah gue. Tapi kalau menurut aku, karena mereka berasal dari satu daerah, mereka jadi terinspirasi satu dan lainnya," ujar dia.
Fashion Terjangkau
Hanya dengan memanfaatkan koleksi pakaian yang ada di lemari, anak-anak Citayam Fashion Week mampu berkreasi sendiri dan menghasilkan efek yang sama.
"Enggak perlu kok kalian sama branded-nya sama artis-artis yang kalian lihat. Karena sebetulnya, kalian bisa membeli itu, berkreasi sendiri supaya efek tampilannya sama, tapi dengan harga sesuai kantong," ujar penata gaya yang kerap bekerja sama dengan Luna Maya, Bunga Citra Lestari, dan Rossa itu.
Â
Ke depan, ia berharap Citayam Fashion Week bisa lebih inklusif. Mereka yang bertubuh plus juga bisa ikutan eksis, bahkan sangat potensial Citayam Fashion Week dikelola secara serius.
"Ya kalau di Jepang punya Harajuku, aku sangat senang kita punya Citayam Fashion Week untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat luas, terutama kelas menengah ke bawah. Bahwa mereka lebih aware terhadap fesyen. Walau dari Citayam, tapi ini dari semua kalangan mendukung, mulai dari model, selebritis, semuanya ke sana," ucapnya.
Advertisement