Sukses

Kisah Label Busana Donna Prive yang Didirikan untuk Obati Kecanduan Belanja

Berawal dari kota Banjarmasin, Donna Prive menembus pasar fesyen modest di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Muliani Alif Lakoreasa mulanya mendirikan brand Donna Prive untuk mengatasi kegemarannya berbelanja. Perempuan yang akrab disapa Muli ini makin keranjingan berbelanja online setelah menikah dan hanya disibukkan urusan rumah tangga.

"Penyakit boros, suka belanja meskipun tak dipakai dibeli. Saya pikir penyakit ini harus saya sembuhkan," kata Muli saat intimate gathering dengan media, di Hotel Ra Suites Simatupang, Jumat, 5 Agustus 2022.

Tanpa penghasilan saat itu dan hanya menunggu uang bulanan suami, ia pun berpikir untuk menyembuhkan 'penyakit borosnya' dengan berbisnis. Ia memilih modest fashion sebagai pilihan usahanya. Ia mengerjakan hampir semua pekerjaan sendiri, mulai dari mendesain corak, mencari bahan, hingga mengemas produk.

Ia punya cukup waktu luang saat merintis usaha di awal pandemi Covid-19. Ia rela berlelah-lelah lantaran ingin menghasilkan produk yang berkualitas. Busana rancangannya itu kemudian dilabeli Donna Prive. Tak disangka usahanya direspons pasar secara positif.

Ia menjual produknya secara online, sebelum akhirnya membuka gerai di Banjarmasin dan Makassar. Kota pertama yang disebut adalah tempat tinggalnya saat ini. Perempuan asal Konawe, Sulawesi Tenggara ini juga mengintensifkan pemasaran secara online, hingga berkembang pesat dalam setahun setelah dibuka. 

Donna Prive, kata dia, juga telah terjual hingga ke Sydney, Australia. Ia tak membatasi target pasarnya hanya pada perempuan muslim, tetapi lebih luas. Pada tahun ini, Muli berencana membuka gerai di Jakarta, namun belum menemukan lokasi mal yang tepat.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Identitas Label

Sebagai local brand baru, Donna Prive menghadapi persaingan di dalam negeri yang cukup sengit. Lewat brand itu pula, ia berharap dapat memberdayakan dan menginspirasi sesama perempuan. Karenanya, Muli menciptakan identitas agar lebih mudah dikenali, yakni monogram dan motif desain.

Salah satunya monogram Tadhia Series yang sudah diluncurkan. Namanya diambil dari bahasa Arab yang berarti pengobanan. Scarf motif Tadhia itu memiliki dua elemen motif, yakni monogram dan bunga.

Muli menyebut scarf motif monogram sebagai koleksi kesukaan penggemar brand-nya. Sementara, motif bunga dihadirkan untuk menambah kesan manis dan cantik perempuan Indonesia. 

Menyambut HUT ke-77 RI, Donna Prive kembali mengusung motif monogram dan mengombinasikannya dengan warna merah dan putih. Salah satunya dikenakan Kevin Liliana, Miss International 2017 saat sesi pemotretan bersama Muli.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Semangat Pemberdayaan

Kerap pergi ke luar Banjarmasin untuk mengembangkan bisnisnya, Muli terkadang harus meninggalkan sepasang anak kembarnya yang belum genap berusia 2 tahun di rumah. Namun, ia berusaha untuk tetap dekat dengan anak-anaknya.

"Anak-anak meski di tinggal kalau pulang tetap dekat inginnya dengan dengan saya," kata Muli.

Ia mengaku tak mudah berperan ganda, yakni sebagai ibu rumah tangga dan pebisnis, di tengah persaingan yang ada. Sandungan pernah menghampiri usahanya saat ia ditipu pemasok bahan. Sejak itu, ia belajar untuk mengelola bisnis lebih baik lagi.

Semangat itu pula yang jadi inti kampanye menyambut Kemerdekaan Indonesia. Donna Prive mengajak dua sosok wanita inspiratif lainnya untuk ikut berbagi semangat dengan sesama perempuan, salah satunya Miss International 2017 Kevin Liliana.

Kevin yang kini menekuni karier sebagai model dan influencer mengatakan bahwa perempuan harus pintas membagi peran dan memberi pengaruh baik untuk para perempuan lain. "Saya yakin setiap perempuan itu pasti memiliki multiperan dalam keluarganya yang mana hal ini adalah hal yang mulia dan bukan hal mudah untuk dijalani," kata dia.

4 dari 4 halaman

Fesyen Modest Berkembang

Modest fashion makin mendapat tempat di dalam negeri. Founder TBF Consultant, Melinda Babyanna mengatakan kategori fesyen ini mampu memberikan kebebasan berbusana, khususnya bagi pengguna hijab agar bisa lebih modis dengan harga ekonomis.

Situasi pandemi ikut berdampak pada bisnis modest wear, meski perkembangannya relatif stabil. Hal ini menandakan modest fashion sebagai kategori yang menjanjikan di masa depan. Berangkat dari hal itu, TBF Business Summit ke-9 digelar pada akhir Januari 2022 dengan tema The Future of Modest Fashion.

Salah satu yang disinggung yaitu perkembangan bisnis modest fashion pascapandemi. "Modest wear kian meramaikan industri fesyen lokal dengan inovasi dan tentunya bersinergi dengan era digital," ujar Melinda pada 20 Februari 2022.

Ia mengungkapkan situasi pandemi mengarahkan bisnis modest wear lebih akrab dengan digitalisasi. Ketika mobilitas dan interaksi langsung masih dibatasi, digital activation jadi andalan untuk memasarkan dan menjual produk-produk. Kondisi akan sedikit berbeda pasca-pandemi.

"Tak menutup kemungkinan jika pandemi usai, akan terfokus pada offline activation," katanya. Namun, pendekatan digital tak akan ditinggalkan sepenuhnya, melainkan menjadi satu paket alias hybrid.Â