Liputan6.com, Jakarta - International Wellness Tourism Conference and Festival atau IWTCF 2022Â telah berlangsung di Solo, Jawa Tengah pada 5--7 Agustus 2022. Salah satu agenda dari side events G20 tersebut adalah menghadirkan ruang edukasi berupa workshop kepada para peserta IWTCF 2022.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Senin (8/8/2022), agenda ini digelar Kemenparekraf untuk mengenalkan lebih dekat jamu tradisional Indonesia. Pengenalan ini mengedepankan terkait bahan-bahan yang digunakan hingga khasiat yang terkandung dalam jamu.
Advertisement
Baca Juga
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani menjelaskan IWTCF 2022 tidak hanya menyuguhkan konferensi yang menghadirkan lebih dari 30 narasumber dari negara anggota G20, ASEAN, termasuk Indonesia, tapi juga ada exhibition, dan workshop. Kegiatan ini dikatakannya agar para peserta mendapat lebih banyak pengalaman dalam satu event.
"Pemberian edukasi bagi peserta melalui workshop ini perlu dilakukan agar tidak hanya masyarakat Indonesia yang memahami lebih dalam tentang produk wellness, tapi juga wisatawan mancanegara," kata Rizkidi Solo, Jawa Tengah, dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 6 Agustus 2022.
Ia menambahkan agenda ini menjadi salah satu cara untuk menarik wisatawan untuk bepergian wellness di Indonesia. Maka itu, pihaknya menonjolkan narasi-narasi behind wellness product yang ditawarkan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sudut Pandang
Workshop bertemakan "Jamu Making" ini diisi pemateri dari Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu), yang berlangsung di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 6 Agustus 2022. Pemateri tersebut, yakni Vice Chairman of Indonesian Herbal and Traditional Medicine Association Thomas Hartono serta para anggota GP Jamu, yakni Arief Eka Wardana, Edward Basillianus, Victor S. Ringoringo, dan Ratu Kusuma Anjani.
Anggota GP yang juga Marketing Manager Acaraki, Arief Eka Wardana menjelaskan, jamu sebagai ramuan tradisional hadir secara turun-temurun dan dipercaya masyarakat Indonesia sebagai ramuan untuk kesehatan. Istilah jamu berasal dari bahasa Jawa kuno, yakni 'jampi' yang berarti mantra atau doa dan 'oesodo' yang berarti kesehatan.
Seiring maraknya kedai kopi yang beredar di Indonesia, Arief mengaku terinspirasi untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam jamu ke dalam kehidupan masyarakat dengan menghadirkan jamu dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya, kunyit asam bisa dipadukan dengan soda, susu, ataupun yoghurt.
"Jamu itu ternyata bisa diolah berbagai macam, tidak mengesampingkan nilai-nilai leluhur yang terkandung di dalam jamu, tapi supaya jamu bisa lebih mendekatkan ke masyarakat Indonesia, sehingga nantinya jamu bisa naik kelas," kata Arief.
Â
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Jadi Gaya Hidup
Menurut Arief, pengembangan wellness tourism di Indonesia bisa dimulai dari jamu. Terlebih, pengalaman yang diciptakan melalui jamu sangat beragam. "Pengalaman mereka minum jamu, pengalaman mereka melihat proses bikin jamu, bagaimana kunyitnya diolah dan ditambahkan dengan asam, madu, lemon, ataupun susu menjadi hal menarik untuk wisata kebugaran," tuturnya.
Kualitas jamu jadi hal utama yang harus diperhatikan, mulai dari pemilihan pupuk, drainase air untuk menyiram tanaman, proses penanaman, hingga proses panen harus dilakukan secara optimal agar menghasilkan jamu yang berkualitas. Anggota GP Jamu lainnya yang menjabat sebagaii Director of Business Development and Innovation Mustika Ratu, Kusuma Anjani menjelaskan, jamu tidak hanya dapat diolah sebaga minuman herbal.
Dengan mengoptimalkan bahan-bahan herbal eksotik yang ada, membuat jamu tidak hanya baik untuk kesehatan dari dalam, tapi juga untuk kesehatan dari luar.
"Contohnya kosmetik yang saya pakai mengandung ekstrak biji daun kelor yang dikenal dengan superfood dan tentu manfaatnya sangat banyak, seperti anti-aging, sehingga menggunakan make up juga bisa mendapatkan skincare benefit," kata Ajeng, demikian ia akrab disapa.
Cerita Putri Indonesia Lingkungan 2022
Putri Indonesia Lingkungan 2022, Cindy May McGuire juga berbagi pengalamannya meminum jamu sewaktu kecil. Ia mengaku dahulu sangat pemilih terhadap makanan maupun minuman. Sejak mengetahui khasiat yang terkandung di dalam jamu, apalagi jamu ini menggunakan bahan-bahan alami, ia mulai tertarik dan mencoba berbagai jamu.
"Jamu pertama yang saya coba adalah kunyit asem dan aku sangat menyukai ini. Apalagi ketika saya mengalami menstruasi, kunyit asem sangat membantu meredakan nyeri. Maka dari itu, saya sangat-sangat percaya bahwa jamu mempunyai fungsi selain sebagai minuman yang diminum sejak nenek moyang kita, itu juga bisa sebagai fitofarmaka, obat-obatan yang berfungsi sangat baik untuk tubuh," kata Cindy.
Pada kesempatan itu, hadir pula Chef Rahmat, salah seorang chef yang membantu Mustika Ratu menciptakan herbal drink. Dalam workshop ini, Chef Rahmat mendemonstrasikan menggunakan jamu tidak hanya untuk minuman berkhasiat dan kosmetik, tetapi juga untuk wellness. Para peserta pun tampak antusiasme melihat demonstrasi yang dilakukan Chef Rahmat.
"Untuk membuat smoothies mango kunyit asem, bahan-bahan yang diperlukan ada pisang, nanas, dan jahe, lalu blender semua bahan tanpa adanya air, sehingga rasanya akan lebih segar dan lebih sehat. Kemudian, bisa ditambahkan dengan topping kesukaan masing-masing," jelas Chef Rahmat.
Advertisement