Liputan6.com, Jakarta - Tiap wanita tentu ingin memiliki penampilan yang dianggap ideal. Salah satunya di bagian dada. Tak sedikit wanita memilih untuk melakukan implan payudara demi mendapatkan ukuran yang lebih besar secara instan.
Dilansir dari laman Dailystar, Rabu, 10 Agustus 2022, tren membesarkan ukuran payudara ini justru mengalami perubahan yang mengejutkan. Bukannya bertambah seiring berjalannya waktu, permintaan untuk operasi pembesaran payudara menjadi berkurang.
Hal ini terjadi di Inggris, sejak pengakuan yang disampaikan oleh mantan anggota Spice Girls, Victoria Beckham. Istri dari David Beckham ini pernah membeberkan penyesalannya karena menjalani implan payudara beberapa tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Awalnya, ia melakukan operasi dan membuat payudaranya lebih besar demi kebutuhan industri hiburan. Namun, ia justru merasa tidak aman dengan bagian tubuhnya tersebut hingga memutuskan untuk mengangkat implan.
Ibu empat anak ini menyebut bahwa pemasangan implan itu sebagai tanda bahwa dia kurang percaya diri dengan penampilannya sendiri. Sikapnya tersebut ternyata menjadi panutan bagi wanita lain.
Usai pengakuan tersebut muncul ke publik, ada perubahan angka untuk permintaan implan payudara di Transform Hospital Group. Permintaan implan dengan model payudara lebih normal menjadi lebih banyak. Selain itu, beberapa wanita meminta operasi pengecilan ukuran payudara.Â
"Selama beberapa tahun terakhir, pasien kami telah meminta implan payudara yang lebih kecil yang dapat membantu mereka merasa lebih percaya diri tanpa terlihat aneh," ungkap Christine, wakil dari Transform Hospital Group.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengangkatan Implan Meningkat
Sebelumnya pada 2019 jumlah permintaan untuk pengangkatan implan hanya sekitar 29 persen, beda halnya dengan sekarang. Permintaannya meningkat menjadi sekitar 32 persen.Â
Sementara, permintaan operasi pengecilan payudara hanya sekitar 10 persen pada 2021. Kemudian pada 2022, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 12 persen.
Salah satu yang masuk dalam barisan itu adalah seorang model majalah Playboy bernama Sarah Harris. Ia yang dulu membanggakan buah dada hasil operasi plastik itu terpaksa mencopot implan karena masalah kesehatan.
Perempuan asal Selandia Baru itu sempat mengabaikan kondisi kesehatannya setelah menjalani operasi pemasangan implan payudara. Butuh waktu lima tahun untuk influencer, sekaligus model itu berusia 29 tahun untuk menyadari kekeliruannya.
Cerita ini bermula saat ia berusia 21 tahun. Saat itu, dokter mendeteksi Sarah memiliki tumor jinak di payudara. Benjolan itu akhirnya diangkat, menyebabkan payudaranya tidak simetris, yang satu berukuran A dan lainnya berukuran D. Pada 2017, ia memutuskan operasi dan memasang implan untuk "memperbaiki bentuk payudaranya." Prosedur pemasangan implan di Thailand itu berjalan sukses.
Â
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Bahaya Operasi Plastik
Tapi, kebahagiaannya hanya berlangsung sesaat. Tubuh Sarah mulai mengalami ruam, rambutnya pun rontok parah. Sarah bahkan mengalami kelelahan kronis yang membuatnya sulit bangun dari tempat tidur.
Sarah pun terus bergelut dengan masalah itu, sampai ia akhirnya direkomendasikan untuk ditangani ahli bedah ternama di Selandia Baru. Setelah dipindai, terungkap penyebabnya adalah peradangan akut di kedua payudara Sarah.
Dengan diagnosis itu, Sarah akhirnya setuju mencopot implan payudaranya. Ia mengaku sudah merasa lebih baik usai menjalani operasi selama lima jam.
Setelah payudaranya kembali ke bentuk aslinya, Sarah berusaha mensyukuri kondisi dirinya. Kesehatannya kembali pulih. Ia pun rajin mengadvokasi perempuan lain tentang bahaya operasi plastik.
Melansir Web MD, payudara yang sangat besar kerap dikaitkan dengan sejumlah keluhan fisik, termasuk sakit punggung, sakit leher, dan mati rasa pada jari-jari tangan. Mereka juga terlibat dalam keluhan sakit kepala migrain, yang diketahui menyebabkan sesak napas.
Penderitaan yang Tidak Perlu
"Kadang-kadang seorang wanita dengan payudara yang sangat besar akan tahu secara naluriah bahwa beban ekstra di dadanya yang menyebabkan masalah, tapi sering kali tidak mengenali hubungannya dan terkadang itu dapat menyebabkan bertahun-tahun penderitaan yang tidak perlu," terang Bethannie Snodgrass, seorang ahli bedah plastik.
Hal ini, kata Snodgrass, dapat terjadi terutama bagi wanita yang belum pernah memasang bra profesional dan mungkin percaya bahwa payudara mereka lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Sementara dokter tidak yakin hubungan antara ukuran payudara dan keluhan kesehatan, mereka tahu banyak masalah timbul dari perubahan struktur anatomi normal yang disebabkan kelebihan berat di dada.
"Semakin besar payudara Anda, semakin (tubuh) akan menarik ke depan, dan semakin banyak kompresi yang terjadi. Seiring waktu, hal itu akan menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan," ucap Snodgrass.
Sementara terapi fisik, perubahan ergonomis, bahkan obat pereda nyeri sering kali jadi garis pertahanan pertama wanita, dokter setuju bahwa satu-satunya cara pasti untuk meringankan gejala itu adalah dengan operasi pengecilan payudara.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery, sekelompok dokter Swedia menulis bahwa wanita yang menjalani operasi pengecilan payudara melaporkan peningkatan kenyamanan tubuh secara signifikan.
Advertisement