Sukses

Bak Citayam Fashion Week, Mantan Miss World Malaysia Catwalk di Zebra Cross

Mantan Miss World Malaysia, Alexis Sue-Ann Seow, bahkan membuat "Citayam Fashion Week" versi London.

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Alexis Sue-Ann Seow, Miss World Malaysia 2019 yang telah mengunggah deretan sesi catwalk di zebra cross bak personel Citayam Fashion Week (CFW) ke akun TikTok-nya. Video pertama yang memperlihatkannya "catwalk" di antara orang menyeberang pertama kali dibagikan pada 8 Mei 2022.

Sebagaimana diketahui, CFW merupakan "pekan mode jalanan" yang memanfaatkan zebra cross di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat sebagai landasan pacu. Dalam rangkaian video yang sekarang viral, Seow terlihat berjalan di area penyebrangan di Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia.

Berbicara secara eksklusif dengan Says, dilansir Sabtu (13/8/2022), Seow menyebutkan kecintaannya pada fesyen dan bereksperimen dengan suasana hatinya sehari-hari melalui pakaian. Sebagian besar video TikTok memiliki kerangka kerja yang sama.

Tampak di sana perempuan berusia 27 tahun tersebut melintasi zebra cross di luar Pavilion KL, sementara seorang anggota timnya merekam video dari ujung jalan yang lain. Menguraikan di mana ia mendapat ide untuk membuat video TikTok ini, Seow mengatakan, "Saya berada di area Pavilion suatu hari untuk mengambil beberapa gambar dan video untuk klien mode (yang) menginginkan tampilan kehidupan kota luar ruangan."

"Setelah menyelesaikan apa yang perlu diambil, saya melihat zebra cross di depan saya dan random mengatakan pada tim saya untuk merekam video seluler sederhana, memperlihatkan saya melintasinya, karena saya pikir warna pakaian saya mencolok dan akan menonjol di antara orang banyak," ia menyambung.

Di salah satunya, Miss Malaysia 2019 ini bahkan mengunggah versi terbaru dari "zebra cross catwalk" itu di London.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tren Mode Utama

Menanggapi respons video pertama yang diunggah, Seow mengatakan, "Saya meninggalkan ponsel saya selama setengah jam dan kembali untuk mendapati 400 ribu tampilan! Itu benar-benar aneh bagi saya karena itu hanya tampak seperti seorang gadis random berjalan di jalanan."

Mengambil tren mode utama, Seow menganggap keberhasilan penayangan video sebagai tanda dan memutuskan mereplikasi konsep yang sama dengan pakaian berbeda. Setelahnya, jelas bahwa konsep video tersebut adalah sesuatu yang disukai pengguna TikTok.

Semua videonya sukses besar, mengumpulkan total lebih dari dua juta tampilan dari setiap rekaman yang diunggah dari seri tersebut saat artikel ini ditulis. Sebagian besar komentarnya positif, dengan penggemarnya dan publik Malaysia sama-sama memuji Seow untuk pakaian menawan yang ia modelkan.

Beberapa komentator lain menyadari bagaimana orang di video tersebut menoleh ke arah Seow, entah untuk melihat aksinya atau terkesima dengan padanan busananya. "Kamu membuat sekelompok pria menoleh tepat ke arahmu," tulis salah satu pengguna.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Fenomena Citayem Fashion Week

Sementara itu, Citayam Fashion Week menurut fashion stylist Bimo Permadi adalah bukti fesyen bukan melulu soal barang branded yang tidak terjangkau kantong semua orang. Hanya dengan memanfaatkan koleksi pakaian yang ada di lemari, anak-anak CFW mampu berkreasi dan menghasilkan efek yang sama.

"Enggak perlu kok kalian sama branded-nya sama artis-artis yang kalian lihat. Karena sebetulnya, kalian bisa 'membeli' itu, berkreasi sendiri supaya efek tampilannya sama, tapi dengan harga sesuai kantong," kata penata gaya yang kerap bekerja sama dengan Luna Maya, Bunga Citra Lestari, dan Rossa itu, akhir bulan lalu.

Lulusan London School of Public Relation tersebut menilai spektrum gaya anak-anak CFW sebenarnya sangat luas. Pengaruh berbagai konsep dicampuradukkan untuk menghasilkan kreasi tidak biasa.

"Itu ada influence dari 90-an, grunge-nya ada, preppy-nya juga ada, tapi semua gaya mereka ada unsur vintage-nya. Aku ngerasa fashion show tidak harus selalu proper, tapi dengan gayanya, mereka sudah bagus," tutur Bimo.

4 dari 4 halaman

Benang Merah

Meski sulit untuk didefinisikan secara baku, Bimo menyebut ada benang merah dari beragamnya gaya anak-anak Citayam Fashion Week. Salah satunya bahwa mereka kurus dan muda. 

"Aku belum cari tahu apakah ada dalang dari semuanya. Apakah ada stylist-nya atau sudah jalan sendiri aja, terserah gue. Tapi kalau menurut aku, karena mereka berasal dari satu daerah, mereka jadi terinspirasi satu dan lainnya," ujar dia.

Ke depan, ia berharap CFW bisa lebih inklusif. Mereka yang bertubuh plus juga bisa ikutan eksis, bahkan sangat potensial pekan mode jalanan itu dikelola secara serius.

"Ya kalau di Jepang punya Harajuku, aku sangat senang kita punya Citayam Fashion Week untuk memberikan inspirasi pada masyarakat luas, terutama kelas menengah ke bawah. Bahwa mereka lebih aware terhadap fesyen. Walau dari Citayam, tapi ini dari semua kalangan mendukung, mulai dari model, selebritas, semuanya ke sana," ia menambahkan.