Sukses

Kiat Tasya Kamila Mengelola Tekanan Sebagai Orangtua dalam Mendidik Anak

Tasya Kamila mengakui menjadi orangtua saat ini lebih tertekan.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seorang ibu tidaklah mudah, termasuk yang dirasakan oleh Tasya Kamila. Mantan artis cilik itu kini disibukkan dengan mengurus putra pertamanya, Arrasya, yang kini berusia 3 tahun dan makin aktif dalam kesehariannya.

"Mama Papa sekarang lebih ada pressure untuk tumbuh kembang si kecil," kata mantan penyanyi cilik itu saat acara Nutrilon Royal Optimalkan Periode Winning Window, secara online, beberapa waktu lalu.

Istri Randi Bachtiar itu menceritakan awal perjalanannya menjadi seorang ibu. Ia berkeinginan agar putranya bisa mendapat bekal terbaik dan menjadi yang terbaik. Pelantun lagu "Libur Tlah Tiba" ini mengaku cemas dengan masa depan anaknya mengingat persaingan yang kian ketat.

Perempuan yang kini mengandung anak kedua itu ingin Arrasya menjadi yang terbaik dalam kompetisi. Namun, ia mengerti bahwa hal itu tidak cukup, tetapi bisa dicintai dan dihargai sesama. Perempuan berusia 29 tahun itu menerapkan pola parenting yang memungkinkannya untuk memberikan bekal yang sesuai dengan kebutuhan Arrasya di setiap tahapan pertumbuhannya.

Tasya mengaku terus membuka diri untuk mempelajari hal-hal baru, termasuk memastikan akan kecukupan nutrisi dan stimulasi pada anak. Selain memberikan asupan nutrisi yang membantu meningkatkan imunitas dan baik untuk perkembangan kognitif Arrasya, ia juga mendidik anak dengan beragam keterampilan agar bisa menjadi pemenang kehidupan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

8 Keterampilan Pemenang

Psikolog anak Saskhya Aulia Prima, M.Psi., menjelaskan langkah pertama untuk mendidik anak agar berjiwa pemenang dimulai dari pola pikir orangtuanya. Orangtua, khususnya ibu, idealnya tergerak untuk terus belajar dan menerapkan pendekatan parenting yang berkembang seiring waktu dan berorientasi masa depan.

"Agar anak dapat memiliki jiwa pemenang yang percaya diri dalam menghadapi tantangan di masa depan, sebagai The Winning Mom, kita perlu melakukan stimulasi sejak dini terutama mengoptimalkan periode sensitif, yaitu usia 0-8 tahun, dengan memberikan stimulasi yang tepat," kata co-founder Tiga Generasi itu.

Stimulasi yang direkomendasikan dikemas dalam konsep 8 Winning Skills. Dalam konsep yang dikembangkan Nutrilon Royal dan sejumlah ahli tumbuh kembang anak dan dokter anak itu diharapkan menjadi alat bantu untuk mempersiapkan si kecil menghadapi dunia dengan teknologi yang semakin canggih. Adapun detailnya adalah sebagai berikut:

1. Attention: kemampuan untuk mengarahkan perhatian terhadap sesuatu

2. Focus: kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu yang dimulai sampai akhir

3. Memory: kemampuan mengingat dengan baik seperti peristiwa, benda atau orang

4. Language: kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan bahasa yang tepat

5. Psychomotor: keterampilan jasmani dan berhubungan dengan aktivitas fisik

6. Logic: kemampuan untuk menganalisa informasi

7. Reasoning: kemampuan untuk memahami dan membangun proses berpikir

8. Decision Making: kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan analisa yang telah dilakukan

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Motorik dan Kognitif

Dua keterampilan yang juga perlu dikuasai oleh anak adalah kemampuan motorik dan kognitif. Pandangan pada masa lalu mengasumsikan bahwa kedua kemampuan itu berkembang secara terpisah. Namun, semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa perkembangan kognitif dan motorik anak-anak tenyata berjalan beriringan.

"Ketika si Kecil belajar gerakan motorik, perkembangan kognitif juga dimulai. Bahkan bila anak mengalami keterlambatan atau defisit dalam keterampilan motorik kasarnya, maka hal ini dapat berdampak pada perkembangan kognitifnya," dr. Margareta Komalasari, SpA selaku dokter spesialis anak memaparkan.

Karena itu, intervensi sejak dini sangat penting untuk memperbaiki efek gangguan motorik pada area pertumbuhan lainnya, seperti pembelajaran atau perkembangan sosial anak. Margareta menambahkan, salah satu bentuk intervensi yang penting untuk dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dalam periode emas mereka adalah melalui intervensi nutrisi.

Merujuk pada penelitian, ia menerangkan bahwa daya tahan tubuh yang baik dapat membantu anak untuk mengembangkan keterampilan motorik halus hingga 26 persen lebih baik. Anak juga memiliki nilai kognitif tiga poin lebih tinggi.

 

 

4 dari 4 halaman

Stimulasi

Velan Sormin, marketing manajer Nutrilon Royal menyebut semua anak berkesempatan untuk menjadi pemenang yang dicintai. Pihaknya mendukung dengan meluncurkan susu pertumbuhan dengan formulasi kandungan FOS:GOS. Kandungan ini telah teruji klinis dapat membantu meningkatkan imunitas serta Omega 3, Omega 6, dan DHA yang baik untuk perkembangan kognitif Si Kecil.

"Selain intervensi nutrisi, untuk membantu Si Kecil mengembangkan keterampilan motorik dan kognitifnya secara lebih optimal hingga usia delapan tahun, juga diperlukan intervensi stimulasi," kata Velan.

Salah satunya melalui bermain. Aktivitas itu bagi anak-anak usia dini adalah suatu keharusan agar mereka lebih pintar, lebih aktif, dan lebih terstimulasi.

Dalam kesempatan berbeda, Psikolog Klinis Anak dan Remaja Cecilia Sinaga menyampaikan, bermain ada tujuannya, tak sekadar membuat anak senang. Sangat disayangkan bila anak bermain, namun tak ada pengalaman dan hanya eksplorasi semata.

"Bermain merupakan aktivitas yang sukarela, kita enggak bisa paksa. Aturan perlu, tapi tergantung usia anak. Kalau anak usia dini yang pasti mereka kalau ada kesalahan dan kurang sesuai, masih tidak apa-apa yang penting harus sukarela dulu dan anak happy melakukannya," kata Cecilia