Liputan6.com, Jakarta - Pemandangan unik terlihat di Museum Boola Bardip, Australia Barat. Tak biasanya ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan kisah pahlawan nasional Pangeran Diponegoro dan tari Gambyong dari Jawa. Acara tersebut dibawakan dalam pertunjukan seni bertema "A Day in Indonesia" dalam rangkaian acara 77 Tahun Indonesia Merdeka (HUT ke-77 RI).
Pertunjukan diselenggarakan di Hackett Hall dan Learning Studio Museum Boola Bardip di jantung kota Perth pada Sabtu, 20 Agustus 2022. Melansir akun Instagram resmi Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Perth, Senin, 22 Agustus 2022, acara dibuka oleh Konsul Jenderal KJRI Perth Listiana Operananta.
Advertisement
Baca Juga
"Ini merupakan harapan komunitas, diaspora Indonesia, warga setempat Australia, serta lembaga seni dan budaya di Perth untuk mendapat kesempatan menghadirkan budaya Indonesia secara komprehensif dan berkelanjutan," ucap Listiana.
KJRI Perth mengundang dua perwakilan seni ternama Indonesia. Ada Kemantren Langen Projo dari Puro Mangkunegaran X serta Paguyuban Wayang Kulit Patra Padi dari Yogyakarta yang menampilkan kekuatan, makna, keindahan serta keberagaman budaya Indonesia kepada masyarakat Australia Barat.
Dalam kegiatan ini, KGPAA Mangkunagoro X memimpin langsung kunjungan dan pentas seni Langen Praja di Museum Boola Bardip. Sementara, GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo membawahi langsung tim seni Langenprojo di Pura Mangkunegaran.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pentas Musik
Pada pertunjukan seni di museum di Australia Barat itu dibawakan pergelaran wayang kulit Babaring Keris Bandayudha yang dibawakan oleh Ki Dalang Catur Kuncoro yang mengisahkan perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah. Pertunjukan itu adalah yang pertama kali dilakukan di Museum Boola Bardip, Australia Barat.
Pada kesempatan itu, dua pejabat pemerintah Australia Barat, yakni Menteri Pertambangan, Perminyakan dan Energi Bill Johnston dan Menteri Multikultural Tony Buti, hadir menyaksikan pertunjukan, khususnya pementasan wayang kulit. Pertunjukan itu dibawakan dalam bahasa Jawa dengan ringkasan terjemahan bahasa Inggris.
Komunitas dan diaspora Indonesia di Perth dari berbagai latar belakang juga melengkapi pertunjukan seni di museum tersebut. Mereka menampilkan pentas musik dari Sulawesi Utara, Sumatra Utara, Jawa Barat, Papua, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Selain wakil-wakil dari provinsi, komunitas masyarakat Indonesia yang memiliki kecintaan terhadap kebudayaan dan musik Indonesia juga turut menampilkan lagu dan musik daerah dengan angklung dan alat musik tradisional lainnya dari Indonesia.
 Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Budaya Indonesia
Komunitas, diaspora Indonesia, warga lokal, serta lembaga seni dan budaya di Perth berharap bisa menghadirkan budaya Indonesia secara komprehensif dan berkelanjutan. Berbagai jenis makanan Indonesia dari restoran Indonesia di sekitar Perth juga disajikan. Sajian mereka mendapat sambutan hangat dan kabarnya ludes terjual.
Sebelumnya pada tahun lalu, warga Indonesia yang tergabung dalam komunitas Bahasa Kita, didukung oleh KJRI Perth, meluncurkan piranti lunak (aplikasi) bernama Bahasa Kita tepat di Hari Sumpah Pemuda yang ke-93. Komunitas itu terdiri dari warga negara Indonesia di Perth, Australia Barat yang punya minat belajar bahasa Indonesia atau memiliki tugas mengajar Bahasa Indonesia di berbagai sekolah dasar dan menengah di Australia Barat.
Melansir kanal Global Liputan6.com, lewat semangat bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Bahasa Indonesia kelompok pecinta Bahasa Indonesia ini penuh suka cita hadir dalam kegiatan tersebut. Kelahiran piranti lunak ini merupakan inisiatif tokoh-tokoh yang tergabung dalam Tim Bahasa Kita.
Aplikasi Bahasa Indonesia
KJRI Perth menyambut baik dan mendukung inisiatif peluncuran piranti lunak ini sebagai upaya penguatan ekosistem pendukung promosi Bahasa Indonesia di wilayah kerja Australia Barat. Meski begitu, aplikasi ini dapat diakses dan digunakan secara global oleh setiap orang yang memiliki koneksi data internet, dengan gawai telepon pintar berbasis sistem Android atau IOS dari lima benua.
Peluncuran ini juga diharapkan dapat memperkuat upaya Indonesia untuk mempertahankan tingkat minat Bahasa Indonesia di mancanegara, khususnya Australia Barat. Tercatat sekitar 14.000 pelajar yang tersebar di lebih kurang 40 sekolah publik dan privat di Australia yang mengajarkan Bahasa Indonesia dalam kurikulum mereka, didukung oleh sekitar 150 tenaga pengajar Bahasa Indonesia, baik dalam kapasitas guru (full time equivalent - FTE) maupun guru bantu (language assistants).
Peluncuran piranti lunak Bahasa Kita juga dimeriahkan dengan kegiatan Temu Wicara dengan Tajuk Semangat Sumpah Pemuda di Era Digital; Satu Bahasa, Bahasa Kita, Bahasa Indonesia. Temu Wicara menghadirkan pendiri dan insiator aplikasi Bahasa Kita, Wieke Gur; Presiden Westralian Indonesian Language Teacher Association (WILTA), Danielle Horne; dan Direktur Indonesia Institute, Robbie Gaspar.
Advertisement