Sukses

Jadwal Penerbangan Kacau, Qantas Beri Kompensasi Penumpang Loyal Rp511 Ribu per Orang

Australia mencetak rekor penundaan dan pembatalan penerbangan terburuk pada Juni 2022. Qantas termasuk salah satunya.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Qantas Alan Joyce merilis video permintaan maaf atas performa buruk maskapai berbendera Australia itu dalam beberapa bulan terakhir. Pimpinan eksekutif itu menyadari kesalahannya dan memastikan pelanggannya bahwa timnya bekerja keras untuk memitigasi kekacauan lebih lanjut.

"Selama beberapa bulan terakhir, terlalu banyak dari Anda mengalami penerbangan yang tertunda, dibatalkan, atau bagasi salah tempat. Ada alasan kuat mengapa hal itu terjadi, tetapi ketika bicara tentang ekspektasi Anda dari Qantas, itu tidak cukup baik. Atas nama maskapai nasional, saya ingin meminta maaf dan memastikan bahwa kami bekerja keras untuk kembali ke performa terbaik kami," ujar Joyce, dikutip dari laman simplyflying, dikutip Selasa, 23 Agustus 2022.

Permintaan maaf sang CEO itu disertai sederet kompensasi untuk pengguna layanan Qantas. Pertama, maskapai menawarkan kredit perjalanan senilai 50 dolar Australia atau sekitar Rp511 ribu untuk seluruh penumpang setia demi mengembalikan kepercayaan mereka.

Voucer kredit atau kode promo itu dapat ditukar untuk memesan tiket pulang pergi dari Australia maupun Selandia Baru. Kompensasi itu hanya akan diberikan kepada penumpang loyal mereka yang berbasis di dua negara itu. 

Sebagai tambahan, Qantas juga memperpanjang masa aktif keanggotaan silver dan level di atasnya hingga 12 bulan. Maskapai nasional itu juga mengizinkan anggota pemegang kartu silver untuk menggunakan Qantas Lounge atau lounge bisnis internasional. Sementara, pemegang kartu anggota gold akan diundang untuk mengunjungi lounge bisnis domestik.

 

2 dari 4 halaman

Diprotes Serikat Pekerja

Usulan itu tak diterima baik oleh semua pihak. Serikat Pekerja Transportasi Australia (TWU) mengkritik kepemimpinan Joyce di maskapai tersebut. Menurut Sekretaris Nasional TWU Michael Kaine, selama satu abad, pelanggan Qantas telah membayar harga premium dan sepatutnya mendapatkan layanan premium. Faktanya di lapangan tidak demikian.

"Selama 15 tahun terakhir, manajemen yang dipimpin Joyce telah merusak standar keselamatan dan layanan dengan mengikis kondisi kerja, menyerang keluarga pekerja keras, dan memecat 2.000 petugas darat secara ilegal. Sekarang manajemen harus membayar orang $50 untuk terbang dengan Qantas," sambung dia.

Qantas telah mengalami cukup banyak masalah dengan serikat pekerja. Sentimen publik merespons negatif karena manajemen maskapai telah menerapkan pemotongan biaya yang menimbulkan tanda tanya dan memberhentikan sekitar 1.700 pekerja darat selama pandemi Covid-19. Dalam video permintaan maafnya, Joyce mengklaim bahwa maskapainya telah mempekerjakan 1.500 karyawan baru sejak April 2022, dan menginvestasikan 15 juta dolar Australia dalam teknologi baru untuk meningkatkan pengalaman penumpang.

Australia, menurut laporan bulanan Biro Studi Ekonomi Infrastruktur dan Transportasi (BITRE), mencetak rekor keterlambatan penerbangan tertinggi sejak dimulainya proses pengumpulan data jadwal penerbangan pada 2003. Penerbangan dari Bandara Broome, Australia Barat, menjadi yang terburuk dari seluruh rute penerbangan di Australia berdasarkan hasil laporan Juni 2022. 

 

3 dari 4 halaman

Catatan Terburuk

Dikutip dari laman abc.net.au, hasil statistik pengumpulan edisi terbaru dari Juni menemukan hanya sekitar 30 persen penerbangan menuju Broome ke Perth yang berangkat tepat waktu. Angka tersebut kurang dari setengah angka rata-rata nasional sebesar 62 persen pada bulan tersebut, yang menurut laporan,merupakan angka terburuk yang tercatat "sejak perekaman dimulai pada November 2003".

Maskapai Virgin Australia mencatat penundaan terburuk dalam periode tersebut. Tidak satu pun dari 14 jadwal penerbangan maskapai dari Broome ke Perth yang bisa berangkat dalam waktu 15 menit dari perkiraan waktu keberangkatan mereka.

Virgin Australia Regional juga mengalami penundaan, dengan angka hanya 38 persen dari 50 penerbangannya yang dijadwalkan berangkat ke Perth berangkat sesuai perkiraan. Begitu pula dengan penumpang penerbangan Qantas dan QantasLink, dengan masing-masing hanya 22,2 dan 31,5 persen penerbangan yang meninggalkan Broome ke Perth tepat waktu. Total ada 11 pembatalan penerbangan antara kedua kota — 10 untuk QantasLink dan satu untuk Virgin Australia Regional.

 

 

4 dari 4 halaman

Penumpang Terdampak

Pembatalan dan penundaan membuat banyak pelancong tidak punya tempat untuk pergi selama musim kemarau yang sibuk karena banyak hotel di kota itu telah dipesan berbulan-bulan sebelumnya oleh turis lain. Untuk membantu penumpang yang terdampar, penduduk setempat terpaksa turun tangan.

Di bawah koordinasi sukarelawan, para turis ditampung di kediaman warga lokal sampai mereka dapat naik penerbangan lain. Di sisi lain, kekacauan jadwal penerbangan itu juga berdampak pada penduduk setempat. 

"Beberapa dari ... anggota staf saya yang sudah lanjut usia memiliki janji untuk pergi ke Perth dan menjalani pemeriksaan dan MRI dan sebagainya," kata Presiden Broome Shire Harold Tracey.

"Sehari sebelum penerbangan janji … [penerbangan] dibatalkan dan kemudian harus membatalkan janji (pemeriksaan)," sambung dia.

Situasi yang tak nyaman itu mendorong juru bicara Qantas bersuara. Mereka beralasan kekacauan terjadi disebabkan Covid-19 dan penyakit lain yang diderita kru maskapai serta pasar tenaga kerja yang ketat. "Penundaan dan pembatalan penerbangan ini bukan jenis kinerja yang kami berikan sebelum COVID dan kami tahu itu tidak pada tingkat yang diharapkan pelanggan kami," kata mereka.

Permintaan maaf serupa juga disampaikan pihak Virgin Australia. Sementara, otoritas bandara menyebut hal itu terjadi karena masalah yang terkait dengan maskapai.