Sukses

Sepatu Hasil Daur Ulang Mainan Seks Cacat Produksi, Harganya Rp1,9 Juta

Model sepatu hasil daur ulang mainan seks itu disebut mirip sepatu Yeezy.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah label streetwear berkolaborasi dengan raksasa di industri mainan seks. Mereka mendaur ulang bahan dari sisa mainan tak terpakai dan tak lolos standar produksi untuk dijadikan produk sepatu. 

Modelnya terlihat sangat mirip dengan Merrell's Hydro Moc atau Yeezy's Foam Runners yang populer. Sepatu itu dinamai Plastic Soul yang 15 persen komposisinya terbuat dari bahan mainan seks. Sisanya adalah EVA non-pemutih, busa berbasis minyak bumi yang sulit didaur ulang.

Ide membuat sepatu datang dari David Teitelbaum, pendiri Rose in Good Faith, dan Chad Braverman, Chief Operating Officer untuk Doc Johnson, perusahaan mainan dewasa yang didirikan ayahnya pada 1976. Mereka mengembangkan Plastic Soul lebih dari dua tahun lalu.

Meski bentuknya mirip Yeezy, popularitasnya tak ada apa-apanya dibandingkan label sepatu milik Kanye West tersebut. Hal itu tak terlalu sesuai dengan promosinya yang mengklaim sebagai pilihan utama produk berkelanjutan. Namun, kedua pengusaha asal Los Angeles tersebut tetap bangga.

"Secara pribadi, saya suka sepatu. Jadi itu adalah produk yang keren, cara yang sangat menarik untuk membuat Doc Johnson bergabung dengan sesuatu yang tidak akan pernah saya lakukan," kata Braverman dari kantor pusat perusahaan di lingkungan Hollywood Utara Los Angeles dikutip dari NY Post, Rabu, 24 Agustus 2022. 

Teitelbaum yang dijuluki raja kolaborasi telah merilis hoodie, kemeja, dan merchandise lain keluaran Ed Hardy, Lil Peep dan Juice Wrld, di bawah kepemimpinannya. Sebelum pandemi, dia mencari sesuatu yang baru. Dia bertemu dengan sebuah perusahaan film dewasa, yang menempatkan dia di Doc Johnson.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Inovasi

Sementara, Braverman memilih tak banyak membuang mainan seks gagal ke tempat pembuangan akhir dan berhasil memanfaatkannya untuk produk lain. Ia mengklaim produk kolaborasi itu bukan sekadar untuk mendapatkan publisitas, tetapi untuk mempromosikan sisi positif seks melalui mode dan inovasi.

"Sekitar 28 persen dari penjualan akan diberikan kepada wanita," kata Teitelbaum. "Kami memberikan narasi yang menarik. Saya pikir hal itu membuat kami (dengan konsumen) terhubung lebih dalam."

Sepatu hasil daur ulang itu mulai diperkenalkan dalam varian warna putih pada bulan lalu. Produk tersebut tidak segera terjual habis baik secara online maupun yang dijual di toko ritel seluruh dunia. Namun, mereka sudah merancang untuk menjual versi warna hitam.

Kolaborasi ini juga mendaur ulang mainan seks cacat produksi menjadi kubus elastomer termoplastik mini, yakni campuran karet dan plastik yang cocok untuk cetakan injeksi. Material itu digunakan untuk membuat sepatu slip-on seharga 130 dolar AS atau setara Rp1,9 juta.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Sepatu Unik Lainnya

Teitelbaum, yang mendesain sepatu tersebut, menambahkan insole gabus alami sebagai penyangga ekstra. Ia lalu membuat iklan yang menarik untuk memasarkannya. Mempromosikan eksklusivitas dibuat edisi terbatas tetapi dalam peluncuran lebih banyak warna yang direncanakan. Sebulan setelah pengenalan, 1.600 pasang sepatu itu belum terjual habis.

Tanggapan dari para warga online beragam, kata Teitelbaum. "Banyak dari mereka, 'Kamu terlihat seperti Yeezy,'" katanya. "Tapi kami juga mendapatkan begitu banyak cinta."

Bicara sepatu unik, perusahaan bir asal Belanda Heineken baru-baru ini juga sempat bekerja sama dengan desainer dan ahli kustomisasi sepatu kets Dominic Ciambone, alias The Shoe Surgeon, untuk membuat sepatu kets khusus dengan sol berisi bir. Sepatu kets tersebut untuk merayakan peluncuran produk terbaru Heineken, Heineken Silver, yang mewujudkan identitas bir baru mereka yang ringan dan mudah diminum. 

The Shoe Surgeon membuat apa yang disebut "Heinekicks", menampilkan skema warna ikonik perusahaan – hijau, putih dan merah – serta logo Heineken, dan pembuka botol praktis yang terpasang di lidah sepatu. Pembeda sepatu itu dari sepatu kets lainnya adalah cairan yang mengambang di sol transparannya – bir Heineken Silver yang sebenarnya.

4 dari 4 halaman

Mirip Laba-Laba

Sepatu unik lainnya yang pernah diproduksi adalah Unbalanced. Desain produk ini mirip laba-laba dan berfungsi untuk membantu orang lanjut usia yang punya masalah keseimbangan. 

Melansir Fast Company, koleksi Unbalanced diklaim bisa membantu otak pemakainya dalam mengatur keseimbangan dengan memanfaatkan ilusi ketidakstablian. Koleksi unik dan futuristik karya Sruli Recht pun menjadi sorotan di akun Instagram Hypebeast. Banyak warganet yang takjub melihat rancangan sepatu tersebut.

Ada yang kagum dan heran, tapi sebagian besar menilai desainnya sangat aneh. "Apa mereka bisa melewati banjir dengan memakai ini?" kata seorang warganet.  "Sekali salah langkah dan pergelangan kakimu akan patah," kata warganet lainnya.

Recht tidak memproduksi koleksi ini untuk dijual secara massal. Dia hanya menjajakannya sebagai karya seni di pasar NFT (Non-Fungible Token). Dengan Non-Fungible Token, karya seni dapat 'ditokenisasi' untuk membuat sertifikat kepemilikan digital yang dapat dibeli dan dijual. Pembeli bisa melacak kembali kepemilikan dari sebuah NFT ke pencipta tanpa perantara atau rumah lelang untuk mengonfirmasi.Â