Sukses

Perjuangan Pria Haiti Rawat Bayi Terlantar, Rela Cuti Kuliah demi Kumpulkan Biaya Adopsi

Anak terlantar yang dirawat pria Haiti itu ditemukan di tumpukan sampah.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria di Haiti menjadi buah bibir. Kejadian bermula saat Jimmy Amisial menemukan seorang bayi di tumpukan sampah. Saat itu usianya baru 22 tahun dan sedang mengunjungi tanah kelahirannya untuk liburan dari kuliahnya di Texas, Amerika Serikat.

"Ketika saya sampai di tempat orang-orang membuat keributan, saya melihat seorang bayi," kata Amisial, dikutip dari CNN, Kamis, 25 Agustus 2022. "Bayi itu ada di tumpukan sampah sedang menangis, dan tidak ada satu orang pun yang ingin melakukan apa pun tentang itu."

Warga, kata dia, takut menyentuh bayi itu karena khawatir ia telah dikutuk. Namun, Amisial memberanikan diri menggendongnya. 

"Dia tidak mengenakan pakaian. Semut api merayap di sekujur tubuhnya karena dia sudah berada di sana selama beberapa jam. Ketika saya mengangkatnya, dia langsung berhenti menangis."

Sejak itu, ikatan antara Amisial dan bayi laki-laki tersebut terjalin dengan spontan. Ia lalu membawa bayi itu ke rumah ibunya, Elicie Jean. Sontak sang ibu terkejut karena putranya membawa pulang bayi berusia tiga bulan setelah pamit pergi berpesta.

"Saat membersihkannya, kami melihat dia memiliki beberapa gigitan semut api dan reaksi alergi, jadi kami menggunakan losion untuk membantu menghentikan rasa sakitnya," kata Amisial.

"Ketika saya bangun hari itu, saya tidak menyadari bahwa hidup saya akan berubah selamanya," kata Amisial.

Amisial menelepon polisi untuk melaporkan apa yang dia temukan. Dia menjaga anak terlantar itu semalaman sementara polisi menyelidiki kasus itu, seperti yang disarankan oleh pihak berwenang, katanya.

 

2 dari 4 halaman

Hak Asuh Sementara

Hari berikutnya seorang hakim datang ke rumah ibunya. Amisial berkata, hakim tersebut menanyakan apakah dia menginginkan hak asuh sementara atas anak tersebut karena tidak ada yang datang untuk menuntutnya.

"Setelah dia menanyakan pertanyaan itu, saya mengalami banyak malam tanpa tidur. Saya berguling-guling, tetapi ibu saya mengingatkan saya bahwa sesuatu terjadi karena suatu alasan," kata Amisial kepada CNN. "Saya selalu ingin menjadi bagian dari sesuatu yang hebat dan bagi saya, itulah saatnya."

Setelah liburan, Amisial kembali ke Texas seperti yang dipersyaratkan oleh program visa pelajarnya. Dia meninggalkan anak itu dalam perawatan ibunya sementara dia terus mendukung mereka secara finansial.

Setahun kemudian, pada 2019, Amisial memutuskan memulai proses untuk secara resmi mengadopsi anak yang dinamai Emilio Angel Jeremiah. Dengan cepat dia menyadari bahwa prosesnya tidak mudah karena memakan biaya besar.

"Tidak semudah itu," kata Amisial. "Di Haiti sulit untuk melakukan hal-hal bersifat pemerintah. Ketika saya memulai proses itu tampaknya baik-baik saja, tetapi kemudian mereka meminta saya banyak uang, saya tidak punya dana."

 

3 dari 4 halaman

Mewujudkan Mimpi

Esther Chery, pengacaranya di Haiti, mengatakan kepada CNN bahwa dia telah bekerja dengan Amisial dalam proses adopsi sejak 2019. "Yang saya tahu pasti (adalah) adopsi sangat mahal," kata Chery.

All God's Children International, sebuah agen adopsi, memperkirakan butuh biaya lebih dari 40.000 dolar AS untuk mengadopsi seorang anak dari Haiti, tanpa termasuk tiket pesawat, penginapan, dan biaya lain yang terkait dengan perjalanan, menurut situs webnya. Karena itu, Amisial memutuskan mengambil cuti dari kampusnya tempat dia belajar komunikasi, pada 2020.

Dia fokus bekerja sebagai penata taman paruh waktu dan asisten pengiriman. Uangnya ditabung untuk mengadopsi Emilio dan menghidupi keluarganya di Haiti. Pada 27 Juli 2022, dia menggalang dana online untuk membantu mengumpulkan uang untuk biaya adopsi Emilio. Amisial menetapkan tujuan sebesar 60ribu dolar AS, dan pada Jumat pagi dia telah mengumpulkan lebih dari 79ribu dolar AS.

"Cinta dan cahaya dalam perjalanan mengasuh anak Anda," kata seorang donatur 20 dolar AS, menambahkan emoji hati.

Dia mengatakan kepada CNN, berencana untuk menggunakan uang ekstra untuk mendanai pendidikan Emilio dan mendukung panti asuhan lokal di Haiti. Dia juga memiliki mimpi untuk memulai organisasi nirlaba sendiri untuk membantu anak yatim dan keluarga yang membutuhkan di negara asalnya.

Amisial dan Emilio saat ini tinggal terpisah, tetapi dia selalu berkomunikasi dengan putra angkatnya menggunakan FaceTime, beberapa kali seminggu. Dia mencoba untuk mengunjungi sesering mungkin, tetapi kondisi yang tidak aman di Haiti pada tahun lalu menyulitkannya.

4 dari 4 halaman

Dia Tidak Sendirian

Amisial memuji sang putra yang kini berusia 4 tahun itu. Emilio, kata Amisial, senang berada di sekitarnya dan memiliki kepribadian yang hebat. "Dia suka menonton 'Tom and Jerry' dan dia suka bermain gitar dan bernyanyi. Dia anak yang ceria dan dia suka olahraga. Dia bermain sepak bola dan bola basket," kata dia.

"Ibuku dan aku memiliki koneksi otomatis dengannya. Dia memanggilku Ayah. Meskipun aku wali sementaranya, aku masih menganggap diriku ayahnya."

Amisial memiliki sejarah membantu anak yatim di negaranya. Dia pernah menjadi sukarelawan di panti asuhan lokal di Haiti. Saat remaja, dia membuat gelang dari tas Doritos daur ulang dan menjualnya untuk mengumpulkan uang pendidikannya dan membantu anak-anak di panti asuhan merayakan ulang tahun mereka.

Selama periode itu, dia belajar bahasa Inggris dan berhasil membuat beberapa koneksi melalui pekerjaan sukarelanya. Itu pula yang membantunya diterima di Texas State University.

Amisial yang kini berusia 27 tahun, bertekad untuk menyelesaikan proses adopsi Emilio. Dia lalu berencana untuk kembali ke sekolah dan menyelesaikan studinya. "Aku ingin dia bahagia. Aku ingin mengajarinya cara mencintai dan aku ingin dia tahu bahwa meskipun dia ditinggalkan sendiri, dia tidak sendirian,"ucapnya.