Sukses

Cerita Akhir Pekan: Mengulik Eksistensi Buku dan Minat Baca Anak-Anak

Membaca belum jadi rutinitas harian dan masih sulitnya akses ke buku anak sangat berpengaruh pada minat baca anak.

Liputan6.com, Jakarta - Kebiasaan membaca atau minat baca biasanya mulai diterapkan sejak kecil atau sejak masih anak-anak. Ada berbagai jenis buku yang bisa dibaca oleh anak-anak agar minat baca atau literasi mereka sudah tumbuh sejak kecil.

Jika anak suka membaca, maka akan membuat anak lebih kaya perbendaharaan kosakata, memperlancar kemampuan berbicara, dan menambah pengetahuan di luar yang diajarkan orangtua dan lingkungan. Selain itu, membaca juga menambah motivasi, meningkatkan kreativitas dan dengan membaca akan mempengaruhi karakter anak.

Namun sejumlah pihak mengklaim minat baca di Indonesia, terutama anak-anak masih termasuk rendah. Fakta itu diungkapkan dalam webinar yang diadakan oleh ekosistem dan aplikasi tumbuh kembang anak, Tentang Anak, pada 24 Agustus kemarin.

Indonesia ternyata menempati ranking ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Untuk meningkatkan minat baca anak ada berbagai hal yang bisa dilakukan para orangtua.

"Untuk bisa meningkatkan minat, sesuaikan ekspektasi dengan usia anak dan ‘dengarkan’ keinginan anak. Misalnya, tidak selalu harus baca hingga selesai. Jika anak fokus dan bahas detil gambar yang lain sebaiknya diikuti saja," jelas psikolog sekaligus Principal Child Psychologist Tentang Anak, Grace E. Sameve, M.A, M.Psi, pada Liputan6.com, 26 Agustus 2022.

Grace menambahkan, anak biasanya sangat mencontoh orangtua dan lingkungannya. Jadi orangtua bisa menunjukkan ketertarikan membaca dan membaca bersama anak. Terapkan jadwal untuk penggunaan gawai sesuai usia anak. Anak juga bisa diajak berkunjung ke perpustakaan dan/atau toko buku.

Sementara menurut Gianti Amanda, M. Psi. T., Montessori, Dipl yang merupakan Principal Early Childhood Education Tentang Anak mengatakan, membaca belum jadi bagian dari rutinitas harian dan masih sulitnya akses ke buku anak sangat berpengaruh pada minat baca anak. Di sisi lain, sebenarnya sudah sangat banyak buku anak saat ini di pasaran, dan buku tentang anak ditulis oleh para ahli sesuai dengan perkembangan anak.

Namun distribusinya belum terlalu merata sehingga hanya bisa dijangkau oleh mereka yang berada di kota besar atau daerah tertentu. Mengenai kriteria buku anak yang baik, Grace dan Gianti sepakat bahwa untuk usia dini, buku anak harus jelas gambarnya, sederhana jalan ceritanya, warna kontras, dan ada detail yang bisa menarik perhatian anak.

Sementara itu, tokoh yang akrab dengan dunia dongeng dan anak-anak, Paman Gery, minat baca anak sangat bergantung pada lingkungan sekitarnya terutama keluarganya. Pria dikenal sebagai story teller untuk anak-anak ini mengatakan, sifat anak itu copy pasting atau meniru dari apa yang mereka dengar dan lihat di sekitar mereka. Mereka bisa suka baca karena ada pemicu dari orangtua maupun orang-orang di sekitarnya.

 

2 dari 4 halaman

Edukatif dan Menarik

"Yang jadi concern adalah apakah orangtua atau orang di sekitarnya suka nembaca? Dari situ anak-anak bisa mendapatkan values kalau membaca itu menyenangkan karena dia bisa melihat kalau membaca itu menyenangkan dari orang-orang terdekatnya," ucap Paman Gery pada Liputan6.com, 26 Agustus 2022.

Mengenai dampak teknologi seperti penggunaan gawai yang semakin marak, bagi Paman Gery, kurang tepat untuk menyalahkan kemajuan terknologi, tapi lebih menyoroti masalah konten. Contohnya, kemasan untuk bacaan anak-anak banyak yang kalah menarik dari konten-konten di gawai. Ada pula bahan bacaan yang ada dianggap kurang menarik baik dari kemasan maupun konten, atau isinya tidak semenarik yang dibayangkan anak-anak.

"Apa yang bikin anak tertarik? Nah ini perlu riset tersendiri. Biasanya anak-anak suka yang colorful dan bisa dimainkan bisa menarik perhatian mereka, di pustaka seharusnya juga bisa, ini bisa jadi lahan buat para kreator untuk bisa menyajikan bahan tulisan sekreatif mungkin," tutur Paman Gery.

"Jadi tak usah memusuhi gawai, tantangan kita adalah mebuat konten yang edukatif dan menarik, jadi kontennya harus diperhatikan. Contohnya e-book, bagaimana bisa membuat konten e-book yang menarik dan itu jadi tantangan buat para kreator," lanjutnya.

Bagi Gery, minat baca tak harus selalu buku tapi bisa juga lewat media lain, padahal sama asalkan penggunaannya lebih dibatasi. Kalau orang bisa membaca tentu bisa membuka jendela ilmu lainnya.

Mengenai ketersediaan buku anak, menurut Paman Gery, bergantung pada region atau wilayah. Di beberapa wilayah seperti di kota besar tentu akan lebih mudah mendapatkan akses untuk mendapatkan buku. Namun di wilayah tertentu atau masyarakat tertentu sulit mendapatkan buku dan lingkungannya juga kurang mendukung. "Saya yakin kalau anak punya minat baca, mereka akan terus mencari bahan bacaan, dia akan mencoba untuk mendapatkannya," kata Gery.

 

3 dari 4 halaman

Buku Paling Diminati

Soal kriteria buku anak yang baik di mata pemilik nama asli Gery Saleh Melawadi ini adalah, mengandung unsur edukatif yaitu ada sesuatu pelajaran atau values yang baik untuk anak. Unsur imajinatif juga penting karena dunia anak-anak itu penuh imajinasi sehingga anak akan lebih tertarik seperti pada buku cerita walaupun tetap ada unsur edukatifnya. "Unsur hiburan juga berpengaruh, jangankan anak-anak kita saja orang dewasa pasti lebih suka yang ada unsur hiburannya," ujarnya.

Buku anak-anak juga harus menggunakan bahasa yang baik. Tiap budaya mungkin berbeda tapi harus ada kesepakatan bersama kalau ada kata-kata yang lebih tepat bagi orang dewasa. "Hal-hal ini akan membuat buku bacaan ini menarik bagi anak-anak dan jadi sesuatu yang baik ukurannya untuk anak-anak," tutup Paman Gery.

Mengenai minat baca anak, Ketua Umum IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Arys Hilman punya pendapat lain. Menurut Arys, minat baca anak Indonesia tak bisa dibilang rendah dan bahkan cukup tinggi karena buku anak termasuk tiga besar buku yang paling diminati, selain buku agama dan fiksi atau novel.

"Saya tidak punya data pastinya, tapi buku anak jumlahnya termasuk banyak dan selalu termasuk deretan buku terlaris. Buku anak juga ada beberapa bagian yaitu buku non-teks pendidikan seperti buku cerita, puisi dan yang bisa melatih skill. Jadi buku anak-anak ini berperan penting dalam industri buku di Indonesia," terang Arys pada Liputan6.com, 26 Agustus 2022.

Selain itu, di Indonesia sudah bannyak atau bahkan hampir semua anak Indonesia bisa membaca. Seperti anak saat ini di usia sekolah bisa dibilang 99 persen sudah bisa membaca. Namun kemampuan baca anak-anak Indonesia tidak bagus, menurut studi OECD atau Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development), baru-baru ini.

"Ada riset dari OECD tentang kemampuan baca anak usia sampai 15 tahun, yang terdiri dari 6 level. Dari hasil riset mereka, ternyata kemanpuan baca anak Indonesia termasuk rendah. Yang melek huruf memang banyak tapi kemampaun bacanya masih rendah dan masuk di level 1 dan 2, tidak ada yang masuk level 6," ungkap Arys Hilman.

 

4 dari 4 halaman

Perkembangan Teknologi

Menurut hasil riset tersebut, Indonesia termasuk negara yang paling rendah kemampuan bacanya. Misalnya kalau diberi kalimat yang agak sulit atau panjang, biasanya kesulitan untuk memahami. "Hal ini bisa berdampak pada masyarakat kita jadi kesulitan dalam membedakan opini, fakta dan bisa termakan berita hoaks. Selain itu kemampuan kritis juga tidak terbangun sehingga mereka tidak akan mengakses pengetahuan dan tidak akan bisa memanfaatkan informasi untuk kehidupan meeka," kata Arys.

Masalah penyebaran atau distribusi buku juga termasuk faktor yang mempemgaruhi minat baca. Salah satu tempat yang bisa membuat buku atau bahan bacaan lainnya bisa terdistribusi dengan baik adalah perpustakaan. Perpustakaan memang ada di tiap provinsi, lalu di tiap kota atau kabupaten masih bisa dijumpai perpustakaan, tapi di bawahnya sampai ke desa sudah sulit ditemui perpustakaan.

"Buku anak itu banyak sekai tapi penyebarannya kurang merata, mungkin ini tugas perpustakaan daerah untuk lebih banyak mendistribusikan buku anak. Jadi ada PR besar, buka sebenarnya cukup banyak mungkin ada ratusan buku terbit tiap tahun tapi tidak terdistribusi secara merata," jelas Arys.

Buku juga kadang sulit masuk sekolah bisa karena masalah harga atau kontennya karena tiap sekolah punya kebijakan tersendiri. Sekolah adalah akses terbaik untuk membaca buku, jadi posisi sekolah cukup penting. Cara penyebaran lainnya adalah melalui tempat-tempat umum lainnya seperti taman bacaan anak. Mengenai perkembanan teknologi yang semakin pesat, menurut Arys, anggota IKAPI sudah cukup adaptif dengan situasi.

"Saat ini sekitar 76 persen anggota IKAPI 76 sudah menjual buku secara digital atau online. Di sisi lain, di Indonesia lebih banyak budaya menonton sehingga budaya audio belum memasyarakat dan itu jadi tantangan buat kita semua untuk lebih membudayakan membaca," pungkas Arys Hilman.