Liputan6.com, Jakarta - Gerai kopi ternama, Starbucks, dikenal sebagai tempat yang menjual minuman dengan harga mahal. Bagi sebagian orang, nongkrong di Starbucks terkesan mewah karena harga minuman yang mencapai puluhan ribu rupiah.
Seorang pria justru mengungkapkan cara membeli minuman di Starbucks dengan harga yang lebih murah. Hal ini ia bagikan melalui akun TikTok @hitmeharderbaam.
Melansir akun tersebut, Minggu (28/8/2022), pria ini mengatakan dirinya sering disebut punya banyak uang karena kerap nongkrong di Starbucks. Ia kemudian menunjukkan hal yang dibutuhkan untuk membeli minuman di gerai kopi tersebut dengan harga lebih murah.
Advertisement
Baca Juga
Pertama, ia menunjukkan tumblr yang dibeli langsung di Starbucks. Tiga tumbler Starbucks yang ia punya dibanderol dengan harga sekitar Rp100 ribuan. Ia juga menyebutkan untuk membuat kartu Starbucks.
Harga Starbucks card itu adalah Rp100 ribu dengan isi saldo yang sama. Selanjutnya, pria ini menyarankan untuk pergi di hari Kamis dan tanggal 22 di setiap bulannya.
Di momen itu, pelanggan bisa mendapatkan diskon minuman sebesar 50 persen dengan memakai tumbler dan pembayaran menggunakan Starbucks card. "Jadinya kayak bahkan Starbucks lo tuh lebih murah dari boba-boba yang super mahal yang nggak perlu gue sebut namanya," kata pria ini di akhir video.
Unggahan ini lantas menarik banyak perhatian warganet. Beragam komentar memenuhi unggahan tersebut. "Betul sih, Starbucks gue beli kalau ada promonya," komentar seorang warganet.
Beli 1 Gratis 1
"Bener banget, apalagi kalau lo punya Line. Beli grande bisa gratis grande juga," komentar warganet lainnya. "Starbucks itu murah kalau minum lebih dari 1 orang, karena sering banget promo buy 1 get 1," tulis warganet lainnya. Sampai berita ini ditulis, unggahan itu sudah dilihat lebih dari 1,7 juta kali dan disukai lebih dari 205 ribu kali.
Kalau minum kopi di Starbucks dianggap mahal, beda lagi dengan sebuah kedai kopi di Penang, Malaysia. Mereka memaksa pelanggan membayar 50 sen ringgit (sekitarRp1.600) per orang jika mereka duduk di dalam area restoran tanpa memesan minuman apa pun.
Praktik tersebut baru-baru ini menarik perhatian pelanggan di Penang yang padat turis dengan kembalinya perjalanan internasional, dilaporkan oleh The Star, melansir Mothership, Rabu, 24 Agustus 2022. Seorang pemilik kedai kopi berusia 37 tahun di sana semakin frustrasi seiring waktu dengan pelanggan yang duduk dan membeli makanan, tapi bukan minuman. Itu kemudian mendorongnya memasang tanda yang memberi tahu semua orang tentang "biaya hunian."
Advertisement
Biaya Tambahan
Pengusaha itu berkata, "Kadang-kadang, hingga lima pelanggan akan duduk di meja tanpa memesan minuman apa pun. Sebagian besar pelanggan ini adalah turis dan saya merasa mereka setidaknya harus memesan sesuatu."
Bos kedai kopi itu menjelaskan bahwa ia menerima pembayaran sewa dari warung makan lain. Juga, mendapat penghasilan dari menjual minuman. Ia menambahkan bahwa jika pelanggan membayar biaya tambahan 50 sen, ia akan menyajikan air mineral.
"Tidak apa-apa jika hanya beberapa dari seluruh kelompok yang memesan minuman di meja. Setidaknya itu membantu menutupi biaya saya dan bekerja untuk menjaga tempat itu," ucapnya. Si bos kedai kopi mengaku tidak bisa memaksa pelanggan memesan minuman. Ia hanya berharap tanda di tempat makan itu akan mendorong mereka yang mengunjungi bisnisnya untuk menunjukkan empati dan dukungan.
Pada gilirannya, ia tidak akan mengecewakan dengan keramahannya. Ia menambahkan bahwa "banyak pelanggan telah mengembangkan pemahaman lebih baik dan kami lebih menghormati satu sama lain."
Biaya Duduk di Tempat
Sebagian besar kedai kopi di Penang dilaporkan telah memasukkan "biaya duduk di tempat." Sebuah food court di sekitar kedai kopi menagih pelanggan 1 ringgit (sekitar Rp3,3 ribu) untuk mencegah orang duduk secara gratis.
Stiker yang terletak di setiap meja menginformasikan pelanggan tentang kebijakan tersebut. Operator mengatakan, pelanggan dapat memilih membeli air seharga 60 sen (sekitar hampir Rp2 ribu) daripada membayar 1 ringgit dan tidak mendapat apapun.
Alasannya adalah pelayan harus membersihkan setelah pelanggan menggunakan meja usai makan, dan ini menimbulkan biaya. The Star menambahkan bahwa negara bagian lain di Malaysia tidak mengikuti tren biaya tambahan saat ini, dan tampaknya "unik" untuk Penang.
"Banyak pelanggan datang memesan makanan dan meninggalkan meja kotor untuk dibersihkan pelayan kami. Segelas air seharga 60 sen, sehingga pelanggan dapat memilih memesan ini daripada membayar 1 ringgit tanpa biaya," katanya. "Kami hanya ingin menggunakan aturan itu untuk menjelaskannya, dan itu adalah pilihan mereka."
Advertisement