Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Fashion and Food Festival atau JF3 2022 kembali digelar offline. Gelaran fesyen sekaligus kuliner tersebut berlangsung di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta mulai 1--11 September 2022.
Pada tahun ini, JF3 mengusung tema besar bertagar "Cultural Diversity". Chairman JF3, Soegianto Nagaria beralasan topik dipilih karena banyak angle yang dapat diangkat, terutama menggaungkan keberagaman budaya Nusantara.
"Itu adalah kekayaan Indonesia dalam hal kekayaan budaya yang perlu dikenal dan digali. Kita ingin orang lebih banyak tahu mengenai hal ini," kata Soegi dalam konferensi pers di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta, Kamis, 1 September 2022.
Advertisement
Baca Juga
Hadir dengan suguhan berbeda, festival fesyen ini dibuka dengan presentasi koleksi perhiasan "Nusantara" mengusung tajuk Tamra Nusantara. Koleksi tersebut merupakan kolaborasi apik antara The Palace Jeweler X Samuel Wattimena.
Direktur Merchandising Central Mega Kencana Tanya Alissia menyampaikan biasanya fashion dikaitkan dengan pakaian dan perhiasan hanya aksesori atau pelengkap. Menurutnya, perhiasan adalah bagian dari fashion itu sendiri.
"Perhiasan ada di depan berjalan bersamaan dengan fashion. Tamra itu artinya prasasti, jadi kami ingin mengajak untuk menunjukkan komitmen The Palace menjadi konsisten berada di industri perhiasan ini dan kami ingin membawa perhiasan Indonesia untuk mendunia karena kami bekerja sama dengan Pak Samuel Wattimena," kata Tanya.
Ia melanjutkan, perhiasan tradisional pada lekuknya memiliki arti dan hasil dari kerja keras para tim dan perajin. Durasi pengerjaan koleksi perhiasan Nusantara dibutuhkan minimal 51 hari kerja atau 408 jam kerja untuk menyelesaikan satu piece perhiasan.
Gandeng Samuel Wattimena
Bahkan, ada perhiasan yang memakan waktu pengerjaan hingga 100 hari kerja atau 784 working hours untuk sepasang anting. Tanya menyebut proses ini didukung dengan teknologi dan kemampuan para perajin yang mumpuni.
Sementara, Samuel Wattimena dikenal sebagai maestro fashion Indonesia yang selalu mengolah budaya Nusantara dalam setiap karyanya. Kecintaan dan passion sang desainer ini pula yang menjadi poin utama dirinya digandeng The Palace. Ia juga berkisah mengenai proses mendesain perhiasan.
"Dibilang easy enggak, karena ini berhubungan dengan konsumsi, kebutuhan dengan balance, tapi dibilang hard juga tidak, karena menangani sesuatu dengan kebudayaan it's my passion. Jadi menggali kebudayaan Indonesia itu kecintaan saya dan saya bersyukur sekali The Palace mau mengakomodasi itu," kata Samuel.
Ia menjelaskan, ketika membuat perhiasan basic traditional, pihaknya perlu memiliki akar. "Kita enggak bisa sekadar bikin perhiasan nasional kemudian dari awang-awang mengatasnamakan kontemporer, enggak bisa, harus ada akar," tambahnya.
Advertisement
Seri Nusa, Anta, dan Tara
Dalam proses penciptaan koleksi perhiasan Nusantara ini turut melibatkan antropolog. "Dari awal pun, kita mengajak antropolog dari UI untuk turut riset apa yang kita mau," terang Samuel.
"Kita tidak menciptakan bentuk baru, kita betul-betul mengambil bentuk yang ada dari perhiasan Nusantara tapi kita twist, kenapa perlu di-twist? Karena pemakai kita saat ini memang butuh pendekatan yang populer, dan itu hanya bisa dicapai kalau kita mengemas desain tersebut tidak diberat-beratkan," kata Samuel.
Kilau dan keindahan koleksi perhiasan Nusantara terdiri atas tiga seri, yakni Nusa, Anta, dan Tara. Nusa adalah perhiasan berlian koleksi Nusantara merepresentasikan daerah Indonesia bagian Barat yang merujuk pada ciri khas berbentuk Pending.
Siluet Pending dahulu kerap digunakan oleh raja dan ratu sebagai hiasan alat pinggang. Namun kini, Samuel Wattimena mentransformasikan siluet Pending itu ke dalam ukiran cincin berlian, kalung berlian, dan anting-anting berlian. Terakhir, seri Tara, kalung berlian yang terinspirasi dari Indonesia Timur.Â
Perhiasan Indonesia Timur yang dimaksud adalah Mas Bulan Base, Belak, dan Pepek Sortil. Keunikan perhiasan berlian seri Tara terlihat dari motif berbentuk matahari, yang berkaitan dengan kepercayaan orang Timur terhadap matahari. Berangkat dari inspirasi ini, motif lingkaran pun menjadi siluet utama yang ditonjolkan pada perhiasan berlian seri Tara.
Pertunjukan Teatrikal
Ketiga koleksi ini ditampilkan dalam jewelry fashion show teatrikal yang memadukan seni tari, penampilan musik dan narasi puitis. Presentasinya dibawakan oleh model senior Laura Muljadi yang memeragakan keindahan perhiasan-perhiasan koleksi Nusantara bersama koreografi teatrikal.
Pertunjukan dilanjutkan dengan monolog dari Prisia Nasution, sosok yang cemerlang di bidang akting dan memiliki semangat sosial untuk memberi ke masyarakat lewat kegiatan amal dan bidang sosial lainnya. Penyanyi Idgitaf yang sedang digandrungi oleh generasi muda Indonesia masa kini juga ikut tampil.
JF3 Festival Fashion 2022 akan berlangsung 1--6 September di di Tent La Piazza, Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut ajang tersebut sebagai momentum kebangkitan subsektor fesyen dan kuliner di Jakarta setelah pandemi.
Sandi berharap kegiatan tersebut bisa berdampak ganda untuk menggeliatkan sektor ekonomi kreatif terutama di subsektor fesyen dan kuliner. Pengembangan ini, kata Sandiaga, sangatlah penting karena sektor ekonomi kreatif di Indonesia berhasil menyumbangkan lebih dari Rp1.300 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Dari sumbangan lebih dari Rp1.300 triliun terhadap PDB nasional, 75 persennya dihasilkan dari tiga subsektor utama yaitu kriya, fesyen, dan kuliner dan di JF3 ketiganya hadir," katanya, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Â
Advertisement