Sukses

Lazada Optimis Pencarian Produk Langsung di E-Commerce Bakal Ungguli Mesin Pencari

Perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja sepertinya bakal menjadi pesaing serius mesin pencari seperti Google dan Yahoo!.

Liputan6.com, Singapura - Menurut laporan Lazada Sponsored Solutions (LSS), Chief Executive Officer (CEO) Lazada Group, James Dong mengatakan, pihaknya menemukan lebih dari 57 persen konsumen di Asia Tenggara mencari produk belanja online secara langsung lewat marketplace e-commerce, bukan mesin pencari. Perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja sepertinya bakal menjadi pesaing serius mesin pencari seperti Google, Yahoo!, Baidu dan yang lain

James Dong bahkan memprediksi platform e-commerce bakal menjadi mesin pencari baru ke depannya nanti. Salah satu buktinya, Dong mengklaim marketplace e-commerce seperti Lazada telah melampaui media sosial dan mesin pencari untuk menjadi saluran penemuan pilihan.

Perubahan perilaku dan pola pikir selama dua tahun terakhir terutama dampak pandemi Covid-19 telah mendorong lebih banyak konsumen berkualitas tinggi. Mereka memilih mencari produk otentik berkualitas tinggi, dan pengalaman berkualitas, untuk datang ke LazMall.

"Brand sekarang punya kesempatan untuk membangun mindshare dan terhubung dengan konsumen menggunakan alat dari Lazada, untuk mempercepat pertumbuhan mereka di ruang e-commerce dan melibatkan audiens yang tepat," kata James Dong dalam acara Lazada LazMall Brands Future Forum (BFF) 2022 di Resorts World Sentosa, Singapura, Kamis, 1 September 2022.

Laporan LSS menyebut, dengan penetrasi pengguna e-commerce yang diperkirakan akan mencapai 413 juta pengguna pada 2025, perjalanan belanja yang lebih dinamis melihat 57 persen pembeli di kawasan Asia Tenggara mencari produk langsung di marketplace e-commerce. Pergeseran saluran mesin pencari ini menyoroti pentingnya solusi pemasaran e-commerce dan digitalisasi bisnis untuk tetap tangguh dan relevan di tengah kenaikan suku bunga global dan tekanan inflasi.

Selain itu, laporan LSS tersebut juga menunjukkan bahwa penemuan teratas dalam pencarian dan rekomendasi produk membantu pembeli dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini ditunjukkan dengan 94 persen pembeli menggunakan fungsi pencarian untuk menemukan produk di Lazada,.

Sementara 94 persen benar-benar membeli produk yang mereka temukan melalui pencarian. Selain itu, 71 persen pembeli membeli produk sebagai hasil dari fitur 'rekomendasi' Lazada yang disesuaikan untuk pengguna. 

2 dari 4 halaman

Industri E-Commerce Asia Tenggara

Chief Business Officer Lazada Group James Chang menambahkan, LazMall tetap menjadi penawaran utama yang akan terus dikembangkan Lazada dan diinvestasikan untuk meningkatkan pengalaman, keterlibatan, dan retensi pelanggan. Industri e-commerce di Asia Tenggara mengalami pertumbuhan luar biasa dari 2019 hingga 2021, didorong oleh adopsi pembeli yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pandemi. 

Sedangkan Chief Technology Officer Lazada Group Howard Wang menjelaskan kecerdasan data perusahaan membantu merek dan penjual menargetkan audiens dengan lebih akurat, dan meningkatkan konversi. Hal ini diperkuat dengan penggunaan Augmented Reality (AR), yang meningkatkan hasil bisnis dan meningkatkan pengalaman pemakaian merek bagi pembeli. 

Teknologi AR Lazada yang memungkinkan pengguna untuk mencoba produk kecantikan secara real-time dengan hasil yang nyata. Hal itu memungkinkan merek  atau brand untuk memberikan pengalaman belanja virtual yang disesuaikan dan ultra-realistis. "Virtual Try On (VTO) memiliki fitur kaya fungsi yang memungkinkan konsumen memilih dan mencoba produk," terangnya.

3 dari 4 halaman

10 Tahun Lazada

LazMall Brands Future Forum sendjri merupakan acara tahunan yang menyatukan para pemimpin industri di kawasan Asia Tenggara dan mitra Lazada untuk bertukar ide dan inovasi. Tujuannya untuk memungkinkan merek dan penjual berkembang dan menawarkan pengalaman ritel yang berbeda di Asia Tenggara.

Di ajang LazMall BFF 2022 Lazada juga resmi memperkenalkan James Dong sebagai CEO baru mereka setelah sebelumnya didapuk menduduki jabatan tersebut pada Juni lalu. Bukan itu saja, James Dong juga ditunjuk sebagai CEO Lazada Indonesia.

Dengan jabatan barunya ini, James biasanya berada di Singapura selama seminggu dan di minggu berikutnya berkantor di Indonesia. James menjelaskan dalam beberapa bulan, sentimen telah berubah, dan para pemain di bisnis ini telah membuat penyesuaian signifikan untuk tantangan yang semakin besar di pasar modal.

Meski begitu, pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan selalu menjadi fokusnya. Ditambah lagi, Lazada telah mencapai usia 10 tahun pada awal tahun ini, dan merupakan perjalanan yang luar biasa dalam membangun bisnis.

4 dari 4 halaman

Alibaba Group

"Kami akan pergi kemanapun brand pergi dan terus menerus mencari cara baru untuk menghadirkan nilai kepada para pembeli dan penjual melalui jangkauan, kehandalan, dan kemampuan teknologi yang berkembang," tutur James.

Lazada ingin tumbuh untuk jangka panjang dan berkelanjutan. Untuk itu, misi utamanya adalah untuk membangun platform belanja yang menarik dan menyediakan pengalaman terbaik bagi para pelanggan, dengan memberikan perbedaaan yang disesuaikan untuk setiap pasar.

Alasan lainnya untuk optimisme tersebut, lanjut James, adalah komitmen dukungan dari Alibaba Group, yang merupakan salah satu pemain ritel terbesar di dunia dan bisnis e-commerce. Hal ini memberikan akses bagi Lazada pada teknologi terbaik di kelasnya dan pengetahuan, serta dana yang cukup dengan fleksibilitas untuk investasi yang dibutuhkan.

Sebelumnya, James menjabat sebagai CEO Lazada di Thailand dan Vietnam. Sebelum bergabung dengan Lazada, ia menjadi Kepala Strategi Globalisasi dan Pengembangan Perusahaan di Alibaba Group dan Kepala Staf Alibaba Group Chairman dan Chief Executive Officer, Daniel Zhang. James terlibat dalam mengintegrasikan Lazada ke dalam ekosistem Alibaba sejak awal 2016, sewaktu Alibaba pertama kali berinvestasi ke Lazada.