Liputan6.com, Jakarta - Seorang perempuan asal Thailand jadi punya empat alis setelah upaya operasi plastik yang gagal. Menurut The Mirror, seperti dirangkum Mothership, Kamis, 8 September 2022, Nipapron Meeking membayar 1.500 baht (sekitar Rp613 ribu) untuk tato alis di sebuah klinik di Rayong, provinsi di timur Thailand.
"Setelah prosedur, saya melihat ke cermin dan tidak bisa berkata-kata," katanya. Yang membuatnya ngeri, alis barunya salah tempat. Ia sekarang memiliki dua pasang alis, dengan sepasang lain mengambang di atas alis alaminya.
Advertisement
Baca Juga
Perempuan berusia 32 tahun ini kemudian mengonfrontasi seniman tato tersebut, yang kabarnya berjanji akan membatalkan prosedur kosmetik yang dimaksud. Namun, ketika ia kembali pada hari berikutnya, gerai tato itu telah tutup dan pemiliknya tidak dapat dihubungi.
Ia terpaksa hidup dengan sepasang alis ekstra selama sekitar satu tahun setelah beberapa ahli kecantikan lain mencoba, dan gagal, memperbaiki situasi tersebut. Untungnya, seniman tato Pattawee Phumkasem mengambil inisiatif untuk membantu Nipaporn.
Dalam sebuah unggahan di Facebook, baru-baru ini, Pattawee menulis tentang bagaimana ia "ingin menangis" setelah dikirimi foto akibat prosedur ceroboh tersebut. Ia menambahkan bahwa ia telah memutuskan memperbaiki alis Nipaporn dengan sebuah prosedur yang biasanya menghabiskan biaya lebih dari 10 ribu baht (sekitar Rp4 juta-an).
Namun, karena tidak tega dengan nasib malang Nipapron, prosedur kosmetik itu dilakukan secara cuma-cuma alias gratis. "Saya membutuhkan waktu tiga bulan untuk memberinya alis yang baru dan bagus. Saya harus menghapus tinta lama dan menunggu sampai memudar sebelum membuat alis baru," katanya.
Kembali Hidup Normal
Nipapron berkata, "Saya tidak tahu harus berbuat apa dan kebanyakan berada di dalam rumah karena sangat memengaruhi kepercayaan diri saya. Berkat seniman tato yang baik hati itu, saya akhirnya bisa menjalani kehidupan normal."
Tidak hanya orang dewasa, sebelum ini dilaporkan bahwa tidak sedikit remaja memilih melakukan operasi plastik di usia muda. Keputusan ini kemudian memunculkan perdebatan di media sosial tentang kapan sebenarnya seseorang dianggap terlalu muda untuk menjalani prosedur tersebut.
Yang terbaru, topik ini dimunculkan kembali oleh Bella Hadid. Model ini mengaku operasi hidung pada usia 14 tahun. Dalam wawancara dengan Vogue, beberapa bulan lalu, model Amerika Serikat (AS) itu mengaku mengalami kesulitan saat tumbuh dewasa di tengah sorotan publik.
Ia berjuang menerima diri sendiri saat kesehatan mentalnya diuji di masa remaja. "Saya berharap saya menjaga hidung asli saya," katanya pada majalah mode tersebut.
Mengutip American Society of Plastic Surgeons, lebih dari 230 ribu operasi kosmetik dan 140 ribu prosedur kosmetik non-invasif dilakukan orang AS yang masih berusia 13--19 tahun pada 2021. Beberapa prosedur itu, termasuk operasi hidung, pinback telinga, dan koreksi asimetri payudara.
Statistik dan pernyataan Bella memicu perdebatan di media sosial mengenai operasi plastik di masa remaja. Jika tengah berpikir melakukan prosedur tersebut, apa saja yang mesti Anda pertimbangkan?
Advertisement
Pertimbangkan Kondisi Fisik
Salah satu faktor terpenting yang harus dipertimbangkan ketika memutuskan operasi plastik di bawah usia 18 tahun: kondisi fisik. Orang tersebut harus memperhatikan bagian-bagian tubuh yang telah berkempang sepenuhnya.
Ahli bedah plastik, Michael Burgdorf, menjelaskan bahwa pasien berusia lebih muda berisiko memiliki masalah, seperti kelainan bawaan, asimetri, maupun fitur yang menonjol. Dengan begitu, para ahli merekomendasikan menunggu setidaknya sampai awal 20-an agar tidak mengganggu proses pertumbuhan tubuh secara alami.
"Sering kali masalah ini dapat diselesaikan dengan sendirinya, jadi kami mencoba mendorongnya keluar (tidak operasi plastik) dan menyarankan menunggu beberapa tahun," Burgdof mengatakan.
Pertimbangan selanjutnya adalah memerhatikan masalah emosional. Para remaja cenderung ingin mengubah sesuatu agar terlihat lebih seperti selebritas idola mereka. Itu membuat adanya rasa tertekan operasi plastik hanya karena "rasa tidak aman dan cara teman sebaya memandang mereka."
Hal ini dirasakan Kylie Jenner. Ibu dua anak itu sempat mengaku beberapa bulan lalu bahwa ia filler bibir pada usia muda. Alasannya, sempat tidak percaya diri dengan bibirnya saat berusia 15 tahun. "Saya pikir bisa jadi pencium yang baik jika memiliki bibir lebih besar. Ternyata itu tidak terjadi," sesal Kylie.
Kedewasaan Emosional
Saat operasi plastik, pasien membutuhkan banyak kedewasaan emosional dan sistem pendukung yang kuat untuk diandalkan. Mereka harus menyelesaikan prosedur untuk diri mereka sendiri, bukan menyenangkan orangtua, teman, maupun orang lain.
Di samping itu, operasi plastik membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses pemulihan yang bisa saja sulit. Dalam setiap prosedurnya, hampir pasti ada rasa sakit, ketidaknyamanan, pembengkakan, dan memar dalam jangka waktu panjang.
Fase itu bisa jadi sulit bagi remaja karena mereka tidak selalu mengerti bahwa operasi tidak dapat secara ajaib mengubah tubuh. Di sebagian besar negara, orang di bawah usia 18 tahun tidak diperbolehkan menjalani operasi plastik tanpa persetujuan tertulis penuh dari orangtua atau wali mereka. Bahkan, beberapa ahli bedah justru menolak melakukannya.
"Jika masalah ini tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka, bisa dianggap tepat menjalani operasi. Namun, tetap harus lebih bijaksana, dewasa, dan mampu memahami risiko yang akan dihadapi setelah operasi plastik," tutup Burgdorf.
Advertisement