Liputan6.com, Jakarta - Puluhan pengunjung berjalan-jalan di sepanjang reruntuhan kota kuno Hatra di utara Irak sembari mengagumi situs tersebut. Ini merupakan inisiatif lokal untuk membuka lembaran baru setelah pemerintahan singkat, namun brutal oleh kelompok ISIL (ISIS).
Dikutip dari Aljazeera, Selasa, 13 September 2022, ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia yang terancam punah oleh UNESCO, Hatra berasal dari abad kedua dan ketiga sebelum masehi. Kota ini dapat ditempuh selama dua jam perjalanan dari Mosul, bekas "ibu kota" yang diproklamirkan kelompok ISIL, yang direbut kembali pada 2017 oleh pasukan Irak dan koalisi internasional yang mendukung mereka.
Advertisement
Tur ke situs tersebut pada Sabtu, 10 September 2022, jadi yang pertama diselenggarakan oleh Mosul Heritage House. Ini adalah sebuah museum swasta di Mosul, bertujuan meningkatkan pariwisata di daerah tersebut.
Tetapi bahkan sebelum itu, situs tersebut telah menarik pengunjung individu, menurut salah satu penyelenggara, Fares Abdel Sattar, seorang insinyur berusia 60 tahun. Inisiatif baru ini berusaha untuk "menunjukkan warisan dan identitas" Mosul dan Provinsi Niniwe yang lebih luas, katanya.
Sekitar 40 pengunjung, kebanyakan dari mereka warga Irak, diizinkan berjalan-jalan di sekitar situs arkeologi berusia lebih dari 2.000 tahun itu saat senja. Sebagai pusat agama dan perdagangan penting di bawah kekaisaran Parthia, Hatra memiliki benteng dan kuil yang megah, memadukan gaya arsitektur Yunani dan Romawi dengan elemen dekoratif oriental.
Pemugaran
Pada Februari 2022, pihak berwenang meluncurkan tiga pemugaran di situs tersebut, yakni sebuah patung bergaya Romawi dari sosok seukuran manusia dan relief di sisi kuil besar. Pada 2015, ISIL merilis sebuah video yang menunjukkan para pejuangnya menghancurkan serangkaian relief, menembaki mereka dan memotong patung dengan kapak.
Lima tahun setelah kekalahan ISIL, upaya rehabilitasi mengalami kemunduran dan banyak daerah masih menanggung bekas luka perang melawan kelompok bersenjata yang merebut sebagian besar Irak dan negara tetangga Suriah. Ketika Irak secara bertahap membuka pariwisata asing, banyak pengunjung, terutama dari Barat, kini menjelajahi negara itu, bahkan ada yang menjelajah ke Mosul.
Kelompok Hatra adalah perintis, berkunjung saat Amerika Serikat, Inggris dan pemerintah lain memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Irak, dengan alasan risiko terorisme, penculikan, konflik bersenjata, dan kerusuhan sipil. Wisata religi ke kota suci Syiah Karbala dan Najaf berkembang pesat, sebagian besar dari Iran.
Namun, tantangan tetap ada dan infrastruktur wisata masih mendasar di Irak, negara yang kaya akan minyak, tapi dirusak konflik selama beberapa dekade. Sejak intervensi militer AS pada 2003, negara Timur Tengah ini telah jadi medan pertempuran bagi milisi yang bersaing memperebutkan kendali sementara politiknya telah dilumpuhkan oleh sektarianisme dan korupsi.
Advertisement
Kota Kuno Babilonia
Bukan hanya kota kuno Hatra, Irak juga menjadi rumah bagi situs arkeologi Babilonia. Komite Warisan Dunia UNESCO telah menetapkan kota kuno Babilonia di Mesopotamia sebagai Situs Warisan Dunia.
Dikutip dari laman resmi World Heritage Convention, Selasa (13/9/2022), terletak 85 km selatan Bagdad, properti termasuk reruntuhan kota yang ada sejak 626--539 SM ini adalah ibu kota Kekaisaran Neo-Babilonia. Wilayah ini mencakup desa-desa dan daerah pertanian di sekitar kota kuno.
Sisa-sisanya, tembok luar dan dalam kota, gerbang, istana, dan kuil adalah kesaksian unik dari salah satu kerajaan paling berpengaruh di dunia kuno. Kursi kerajaan di bawah penguasa seperti Hammurabi dan Nebukadnezar, Babilonia mewakili ekspresi kreativitas Kekaisaran Neo-Babilonia pada puncaknya.
Asosiasi kota dengan salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno ini juga telah mengilhami budaya artistik, populer, dan religius dalam skala global. Sebagai ibu kota Kekaisaran Neo-Babilonia (626-539 SM), Babilonia adalah kesaksian paling luar biasa dari budaya ini pada puncaknya.
Warisan Ilmiah
Babilonia juga mewakili ekspresi kreativitas peradaban ini melalui urbanisme yang tidak biasa, arsitektur monumennya (religius, megah, serta defensif) dan ekspresi dekoratif kekuasaan kerajaan. Babilonia tidak hanya memancarkan pengaruh politik, teknis, dan artistik ke semua wilayah Timur Dekat dan Timur Tengah kuno, tetapi juga meninggalkan warisan ilmiah yang cukup besar di bidang matematika dan astronomi.
Sebagai situs arkeologi, Babilonia memiliki asosiasi budaya dan simbolis yang luar biasa yang bernilai universal. Properti tersebut mewakili sisa-sisa nyata dari mitos multifaset yang telah berfungsi sebagai model, perumpamaan, kambing hitam dan simbol selama lebih dari dua ribu tahun.
Bangunan dan fitur perkotaan lainnya yang terkandung dalam batas-batas properti, mulai dari dinding luar dan dalam kota, gerbang, istana, kuil termasuk ziggurat, kemungkinan inspirasi untuk Menara Babilonia, mencakup semua atributnya sebagai keunikan kesaksian peradaban neo-Babilonia, khususnya kontribusinya terhadap arsitektur dan desain perkotaan. 85Â persen dari properti tetap belum digali dan sangat penting untuk mendukung Nilai Universal Luar Biasa situs melalui konservasi dan penelitian lebih lanjut.
Advertisement