Sukses

Kejutan Menyenangkan Saat Tur Bus Tingkat Malam di Singapura

Singapura kembali mengoperasikan tur bus bertingkatnya untuk melayani wisatawan yang penasaran dengan negara kota itu.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak protokol kesehatan terkait Covid-19 dicabut, Singapura langsung tancap gas menarik wisatawan asing. Negara tetangga Indonesia itu memperbarui berbagai atraksi wisatanya, termasuk tur bus tingkat terbuka yang bertajuk Big Bus Night Tour.

Tur bus kota berpemandu itu memfasilitasi para turis yang ingin berkeliling kota tanpa terlalu lelah. Mereka bisa melihat beragam landmark ikonis Singapura dalam satu kali perjalanan.  

Tak hanya mendapat foto-foto terbaik dari dek atas bus, penumpang juga akan mendapat penjelasan lengkap mengenai sejarah kota, pengenalan landmark dan sejarah arsitektur kota, hingga cerita budaya dari pemandu yang merupakan penduduk asli Singapura. Liputan6.com atas undangan Agoda berkesempatan merasakan pengalaman tur yang berdurasi selama tiga jam pada Jumat, 23 September 2022.

Sesuai namanya, tur yang saya ikuti adalah tur malam. Harga tiketnya 47 dolar Singapura atau sekitar Rp500 ribu. Tapi, turis yang ingin menjelajahi kota dengan suasana berbeda, bisa memilih opsi tur bus tingkat di siang hari.

Tur dimulai pukul 18.00, waktu setempat. Saat memasuki bus berwarna marun itu, kami disambut oleh pemandu yang ramah dan supir bus yang dipanggil dengan sebutan Kapten.

Pemandu kami hari itu meminta disapa Ai. Usai mengecek tiket, Ai menanyakan lokasi hotel kami menginap karena Kapten dan Ai akan menurunkan kami di dekat lokasi hotel di penghujung tur nanti. Dia lantas mempersilakan kami untuk naik tangga ke lantai dua bus yang ternyata sudah hampir penuh terisi oleh turis asing.

Tepat pukul 06.15, waktu setempat, perjalanan seru kami dimulai. Ai mengawali dengan menyapa dan menjelaskan apa saja yang dilarang saat tur, salah satunya penumpang harus duduk dan menjaga barang bawaan masing-masing.

 

2 dari 4 halaman

Senja di Marina Garage

Perjalanan kami dimulai dari kawasan Suntec City. Bus lalu bergerak menuju kawasan Marina Bay Sand. Kami mendapat hadiah kejutan di sela perjalanan, yakni melihat matahari terbenam di antara gedung Marina Bay yang sangat terkenal itu.

Ai lantas menemani kami dengan menceritakan sejarah dan budaya warga Singapura. Dia juga menjelaskan bagaimana ekonomi Singapura bisa bergerak lebih cepat dengan adanya Marina Bay Cassino.

Perjalanan beralih melewati kawasan Clark Quay yang terdiri dari sungai yang bersih dan perahu wisata. Ai bercerita bagaimana pemerintah Singapura bekerja keras membersihkan sungai tersebut agar indah seperti saat ini.

Selanjutnya, ia mengajak kami untuk berhenti menikmati senja di Marina Garage. Pemandangan kota Singapura terlihat cantik dari pinggir pelabuhan. Ai lantas menawarkan diri untuk mengambilkan foto para penumpang.

Senyum riang nampak dari para turis yang berebut ingin berswafoto mengabadikan kota Singapura dari tepi pelabuhan. Pemandu menyediakan waktu singgah di tempat itu selama 30 menit.

 

 

3 dari 4 halaman

Satay Singapura

Perjalanan lalu berlanjut menuju pusat kuliner populer di Singapura, yakni Lau Pa Sat. Di sana dijual kuliner khas Singapura yang familiar bagi orang Indonesia, yakni satay atau sate dalam bahasa Indonesia. Bedanya, bumbu satay tidak dicampur saus kacang melainkan sedikit bumbu kari.

Lau Pa Sat bertempat di  bangunan Victoria tertua di Asia Tenggara. Para penumpang tur bus lantas turun dan menikmati makan makan. Ai membagi-bagikan dua tusuk satay secara gratis pada para penumpang bus untuk mencoba. Para penumpang yang mayoritas turis Eropa nampak bersemangat dan ingin membeli lagi dan menambah mamakan satay.

Perjalanan selanjutnya adalah melewati Little India yang sangat cantik. Tempat itu tengah bersiap menyambut festival Deevali yang akan berlangsung pada Oktober 2022. Para penumpang antusias mengabadikan lampu hias berwarna-warni yang terpasang.

Sekitar pukul 20.20, perjalanan bus kami berlanjut menuju pemberhentian terakhir, yakni Gardens by the Bay. Ai mempersilakan penumpang untuk berjalan-jalan menikmati taman dan berswafoto dengan Supertree yang sangat cantik.

4 dari 4 halaman

Berdendang Bersama

Kami diberi waktu selama 15 menit saja di arean tersebut sebelum wajib berkumpul pada 20.45 untuk menyaksikan Garden Rhapsody atau pertunjukan cahaya dan musik  dari Supertree. Kebetulan, tema musik malam itu adalah musik lawas tahun 60-70an.

Lagu-lagu The Beatles berhasil membuat penonton pertunjukan bergoyang dan bernyanyi bersama. Atraksi ini bisa dipesan lewat aplikasi Agoda. Konsumen bisa mendapat potongan harga dengan memasukkan kode VISITSG8 saat memesan.

Dengan berbagai protokol kesehatan ketat sudah dilonggarkan, termasuk bagi pelaku perjalanan yang belum divaksinasi Covid-19 dua dosis, Singapura bisa jadi tempat liburan berbeda di akhir tahun. Sejak 29 Agustus 2022, Singapura membebaskan turis asing dari kewajiban karantina.

Setibanya di Bandara Changi, saya bersama rombongan tak lagi dicek status vaksinasinya. Kami juga tak lagi diminta bermasker baik di dalam maupun luar ruangan. Hanya beberapa tempat, seperti transportasi umum dan rumah sakit, yang masih mewajibkan bermasker. (Delvira Hutabarat)