Liputan6.com, Jakarta - Bandung sejak lama dikenal sebagai pusat clothing brand di Indonesia. Di antara sederet brand yang eksis adalah Dobujack, brand yang didirikan oleh Delly Fitriansyah.
Sang pendiri mengaku tak sengaja mencemplungkan diri ke dunia fesyen. "Cita-cita saya dulu menjadi pemain bola. Jadi, dulu saya sempat masuk di Persib remaja, Persib Junior," ujar Delly dalam Webinar Seller Shopee 10.10 Brand Festival pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Advertisement
Baca Juga
Nama Dobujack ternyata adalah akronim dari Doa iBu Jadi Anak Cepat Kaya. Dia berharap dari doa-doa sang ibu dapat membuat usahanya berhasil.
Delly tak langsung merintis brand tersebut. Ia memulai usahanya bermodalnya uang saku dari bermain bola. Pada satu masa, dia bermimpi mendapat uang lebih banyak agar bisa membantu keluarga dan membiayai kuliah.Â
Ia lalu mencoba menambah penghasilan dengan membantu menjual barang temannya pada 2005. Saat itu usianya masih 18 tahun. Setelah berjalan beberapa lama, dia mencoba membuka usaha sendiri, tepatnya setelah lulus SMA.
Ia memutuskan memproduksi kaus dengan memanfaatkan jasa sablon yang banyak buka di Bandung pada 2006. Kaus-kaus itu kemudian dititipkan ke sejumlah distro di Bandung. Pelan-pelan, ia memperluas distribusi produk hingga ke kota lain dan aktif berpartisipasi dalam bazar offline.
Usaha yang dirintisnya ternyata berkembang hingga ia memiliki konveksi sendiri. Delly juga bisa membuka gerai distro pertamanya pada 2008.
Â
Â
Â
Tantangan Membangun Bisnis Clothing Brand
Â
Meski begitu, perjalanan bisnis brand clothing Delly tidak selalu mulus. Dimulai dari awal merintis bisnis, ia sempat kesulitan mendapatkan bahan baku sesuai yang diinginkannya dan kurangnya karyawan yang memaksanya harus mengerjakan segalanya sendiri. Cara itu efektif menekan biaya.
Tapi, Delly sadar untuk membuat labelnya terus berkembang, tidak cukup hanya dikerjakan oleh diri sendiri. Dia mulai merekrut pegawai termasuk desainer, tim quality control, tim pengemasan, serta tim distribusi.
"Bagaimana cara untuk meng-hire pegawai tidak terlalu banyak, mengakali kesulitan bahan baku, apalagi dulu sempat 2008 harga kapas naik, reseller yang mengambil, tetapi tidak membayar," tutur Delly membeberkan tantangannya saat membangun bisnis clothing brand.
Tantangan semakin keras seiring perkembangan bisnis. Ia mengaku sempat ditipu rekan bisnis hingga banyak barang dagangan hilang. Belum lagi ada penundaan pembayaran, dan yang terakhir dan paling membuat terpukul adalah pandemi Covid-19 pada 2020.
Saat mobilisasi mendadak berhenti, semua orang hanya beraktivitas di rumah, Dobujack yang saat itu hanya berjualan secara luring, mau tak mau tak bisa berjualan. "Saat pandemi, 90 persen bermain di offline. Saat itu, menyiapkan barang sangat banyak karena akan menyambut lebaran. Kita mengikuti pameran di sembilan kota sekaligus, tetapi tiba-tiba ada larangan dari pemerintah,"kata Delly.
Â
Advertisement
Masuk ke Online
Dobujack yang awalnya hanya menggunakan digital untuk promosi website kewalahan mencari pembeli. Apalagi, saat itu stok produk disediakan cukup banyak. Delly pun mencari cara agar produknya bisa terjual. "Akhirnya, kita mencoba buka di Shopee, semua barang akhirnya difoto ulang dan dimasukkan ke Shopee," katanya.
"Saya kaget saat barang habis, dari situ jadi mulai menyeriuskan, tepatnya setelah lebaran. Tim-tim yang bersangkutan dengan kegiatan online juga mulai diseriuskan. Tim offline dan online pun berbeda," sambungnya.
Delly mengaku tak sulit beradaptasi dengan pola penjualan online karena mereka juga hanya mengelola satu toko di Bekasi. Kini, hampir 89 persen omset berasal dari penjualan di e-commerce. "Kontribusi Shopee pada kita memang sangat besar," ujarnya.
Salah satu pencapaian Dobujack adalah berhasilmenjual 10 ribu paket di promo angka kembar (9.9). Penjualan itu merupakan penjualan bulanan tertinggi di urutan ke-4 dalam kategori Man Fashion dan terlaris nomor 1 di coach jacket serta masuk top 10 produk terlaris kategori long sleeve, t-shirt, dan hoodie.
Kini, mereka juga bersiap untuk meramaikan Shopee 10.10 Brands Festival. "Kita harus stok lumayan lebih banyak dari tanggal biasa. Lalu seperti promo serba 10 ribu, pilih dua diskon 10 ribu," imbuh Delly.
Â
Â
Â
Â
Desain Favorit
Â
Delly menuturkan konsumennya saat ini lebih suka potongan yang simpel. "Memakai celana boadshort dipadupadankan dengan hoodie atau tracksuit dengan kaus atau pun dengan sepatu, itu pun sepatu yang simpel," imbuhnya.
Baju oversize berdesain sederhana juga masih diminati. Dobujack meresponsnya dengan memperbarui koleksinya dengan desain sesuai minat pasar dan harga jual yang kompetitif. Ia berharap hal itu bisa memenuhi kebutuhan anak muda Indonesia yang berjiwa petualang.
"Dimulai dari logo, warna-warna pastel, kita lihat apa yang lebih disukai sekarang ini," kata pemilik label asal Bandung itu.
Lalu, bagaimana dengan prediksi tren fesyen 2023 menurut Delly? "Saya melihat tahun 2023 lebih ke orang dominan yang menyukai sesuatu yang simple seperti sekarang, dipadupadankan dengan warna-warna pastel."
"Sekarang sudah mulai naik warna-warna pastel, seperti sage green," tambahnya.
Perjuangan Delly mempertahankan bisnis terbayar. Kini, brand itu terus eksis selama lebih dari 17 tahun.
Advertisement