Sukses

Misi Unik Restoran Berkonsep Desa di Zaman Majapahit di Sidoarjo

Sejagat Art Resto mengusung konsep zaman Majapahit sebagai bentuk pengingat sejarah atau budaya Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Restoran bukan sekadar tempat makan, tetapi juga medium kekayaan budaya Indonesia. Setidaknya hal itu tercermin dari tampilan sebuah restoran yang mengusung suasana ala di zaman Majapahit.

Berlokasi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Sejagat Art Resto resmi dibuka pada 1 April 2022. Sang pemililk, Iwan Singgih, mewujudkan 'lay out Majapahit' dalam bisnis kulinernya karena kecintaannya terhadap budaya Indonesia.

"Pada dasarnya, saya suka sekali dengan budaya Indonesia, sebelumnya saya sudah punya juga di Sidoarjo, yaitu Segunung,"  ujar Iwan ketika dihubungi Liputan6.com melalui pesan WhatsApp, Selasa, 4 Oktober 2022.

Pria berusia 41 tahun itu pada dasarnya menyukai budaya Indonesia apapun. Tetapi karena dirinya orang Jawa, ia memilih budaya-budaya Jawa untuk diaplikasikan di restoran miliknya. "Jadi pengunjung akan saya bawa ke suasana desa pada zaman Majapahit," tulis Iwan.

Restoran itu merupakan kelanjutan dari rumah makan miliknya yang berkonsep serupa, yakni Segunung. Namun, ada perbedaan dalam penyajian. 

"Ini (Sejagat) berkonsep desa zaman Mataram (Yogyakarta dan Solo) di tahun 1500an sampai 1800an. Makanan yang disajikan makanan-makanan sehari-hari rumahan (jadi makanan omahan)," katanya.

"Kalau Sejagat kan membawa konsep Majapahit sebelum zamam Mataram, 800 Masehi sampai tahun 1500an," ia menyambung.

Nama Sejagat diambil dari sak jagat yang berarti sedunia. Iwan memilih tema Kerajaan Majapahit karena menurutnya, banyak generasi muda yang sudah melupakan sejarah penting Indonesia.

"Dengan membawa konsep ini, saya hanya sisipkan pesan bahwa Indonesia sendiri memiliki bangunan dan kebudayaan yang sangat tinggi dan luar biasa," tuturnya.

 

2 dari 4 halaman

Dari Trowulan

 

Iwan mencoba melestarikan budaya bangsa lewat restoran yang berkonsep budaya. Totalitasnya akan usaha itu salah satunya diaplikasikan dalam pemilihan desain interior.

Restoran tersebut menghadirkan rumah-rumahan dari kayu-kayu lawas. Iwan juga membuat meja-meja restoran dari bahan-bahan kayu lama. Dia menempatkan gentong-gentong kuno sebagai aksesori yang mengingatkan pada gentong air di masa lampau.

Selain itu, yang paling mencolok dan menarik di restoran ini yaitu adanya candi buatan. "Lay out Sejagat itu seperti lay out desa pada zaman Majapahit, seperti di kiri dan kanan ada rumah, kalau kita lurus itu ada candi-candinya," jelas Iwan.

"Candinya itu saya beli bata yang saya datangkan langsung khusus dari Desa Trowulan, Mojokerto (tempatnya situs-situs Majapahit)," tambahnya. Pihaknya memerlukan waktu sekitar 3,5 bulan untuk menyelesaikan pembangunan restoran bernuansa desa di era tersebut.

Iwan tak dibantu arsitek untuk mewujudkan desain yang dimaui. Tak ada ukuran pula sebagai acuan. "Jadi, tukang harus bisa improve dengan isi otak saya," katanya sambil tersenyum.

 

3 dari 4 halaman

Daya Tarik Restoran

Selain dari suasananya, Iwan juga menyebut pertunjukan seni tradisi sebagai daya tarik. Sejagat menyuguhkan pertunjukan seni seperti tarian-tarian dan live music di hari weekend di panggung terbuka yang tersedia. "Tari klasik terutama, karena saya akan tunjukkan hal-hal tentang budaya. Maka, saya namakan Sejagat Art Resto," ucapnya.

Pria berusia 41 tahun itu menuturkan, terkadang di hari Sabtu dan Minggu, Sejagat dipakai untuk acara pernikahan. Restoran ini dapat disewakan untuk beragam acara.

Iwan mengandalkan media sosial, seperti Instagram dan TikTok untuk mempromosikan tempat makannya, sekaligus memanfaatkan kekuatan promosi organik, yakni dari mulut ke mulut. Ia juga memanfaatkan sejumlah vlogger yang tertarik untuk membuat konten tentang Sejagat. Bahkan, ada orang lain yang sudah mengunggah cerita tentang restoran ala desa di Majapahit ke Youtube.

 

Sesuai fungsi dasarnya sebagai tempat makan, Sejagat tak asal menyusun menu. Ia mengklaim rasa makanan di restoran itu setara dengan hotel berbintang dengan dukungan koki berpengalaman.

4 dari 4 halaman

Nasi Goreng Sejagat Menjadi Favorit

Sejagat Art Resto menyajikan masakan nusantara dan western. Harga makanan berat dimulai dari Rp20 ribuan, sedangkan harga minuman dimulai dari Rp8 ribu yang bisa mendapatkan air mineral.

Makanan favorit di restoran ini yaitu nasi goreng sejagat dengan harga Rp22 ribu. Untuk minuman, Iwan mengatakan anak-anak biasanya memilih milkshake dan jus, lalu untuk yang nongkrong kebanyakan memilih kopi.

Restoran ini menerima pemesanan catering dan juga lunch box. Pemesanan juga dapat dilakukan melalui aplikasi seperti Grab, Gojek, dan Shopee.

Alamat lengkap restoran ini yaitu berada di Jalan Sekawan Anggun Raya No. 30, Bulusidokare, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Letaknya di dalam area Perumahan Bumi Citra Fajar. Buka dari pukul 12 siang sampai 11 malam dan tutup di setiap Selasa.

Iwan berharap semoga restoran ini selain digunakan untuk tempat makan, juga bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan budaya-budaya bangsa Indonesia. Selain itu, dia juga berharap restorannya ini bisa terus bertahan dan digunakan untuk kemaslahatan bersama.

Â