Sukses

Turis Asing Ngamuk, Hancurkan 2 Patung Romawi Kuno di Museum Vatikan

Apa yang membuat turis asing itu mengamuk sampai menghancurkan dua patung Romawi kuno di Museum Vatikan?

Liputan6.com, Jakarta - Kasus turis asing yang berulah di spot bersejarah kembali terjadi. Kali ini giliran seorang turis yang menghancurkan tidak kurang dari dua patung Romawi berkeping-keping di Vatikan pada Rabu, 5 Oktober 2022.

Dikutip dari CNN, Kamis, 6 Oktober 2022, kejadian ini berlangsung di Museo Chiaramonti, bagian dari Museum Vatikan, sekitar waktu makan siang. Ruang ini menampung sekitar 1.000 karya patung kuno.

Ruangan ini digambarkan sebagai "salah satu koleksi potret Romawi terbaik" di dunia. Dua dari potret itu sekarang menghadapi masa depan yang tidak pasti setelah turis itu menjatuhkan salah satunya karena marah, lalu menjatuhkan patung yang lain saat dia melarikan diri dari tempat kejadian.

Pria yang dilaporkan sebagai orang Amerika tersebut telah menuntut untuk bertemu dengan Paus Fransiskus, menurut surat kabar Il Messaggero. Ketika diberitahu bahwa dia tidak bisa bertemu Paus Fransiskus, dia diduga melemparkan satu patung Romawi ke lantai.

Saat dia lari dari kejaran staf, dia kembali merobohkan patung yang lain. Kedua karya seni tersebut telah dibawa ke inhouse workshop untuk dinilai.

Patung berusia sekitar 2.000 tahun tersebut dianggap sebagai karya seni sekunder, bukan karya terkenal, kata seorang sumber kepada Il Messaggero. Menurut La Repubblica, satu patung bust kehilangan hidungnya.

Juru bicara Museum Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan mengenai turis tersebut, "Orang yang merobohkan patung-patung itu dihentikan oleh polisi Vatikan dan telah diserahkan kepada pihak berwenang Italia."

2 dari 4 halaman

Turis Berulah

Sebelumnya, seorang turis menabrakkan drone ke atap sebuah bangunan abad ke-15 di Roma. Bangunan ini terkenal dengan sejarahnya sebagai tempat pidato diktator Benito Mussolini.

Dikutip dari Travel and Leisure, Minggu, 1 Mei 2022 turis Argentina itu menabrakkan drone ke atap Palazzo Venezia yang bersejarah sekitar pukul 7 malam pada 23 April 2022, dilaporkan CNN mengutip polisi Carabinieri. Kapten Carabinieri Matteo Alborghetti menyebut kepada bahwa turis itu "mungkin tidak menyadari larangan penerbangan drone" di atas Roma dan Vatikan.

"Untungnya, tidak ada dampak, tidak ada yang terluka, dan atap Palazzo Venezia tidak terkena dampak rusak," tambahnya.

Menyusul insiden itu, pejabat Italia menyita drone itu sementara jaringan melaporkan turis itu dapat mengambil risiko tuntutan pidana. Bangunan itu terletak tak jauh dari Piazza Navona yang terkenal.

Bangunan bersejarah tersebut berfungsi sebagai kediaman paus, kardinal, dan duta besar selama berabad-abad sebelum digunakan oleh Mussolini untuk berbicara kepada orang banyak. Kini, bangunan tersebut berfungsi sebagai museum tempat pengunjung dapat menelusuri sejarah.

3 dari 4 halaman

Harus Berizin

Drone dapat menghasilkan beberapa foto dan video yang luar biasa, tetapi tidak diizinkan di mana-mana. Di Amerika Serikat, misalnya, Federal Aviation Administration mengatur kapan orang boleh menerbangkan drone dan di mana.

Jika seseorang berencana bepergian dengan drone, ada serangkaian aturan lain yang perlu dipertimbangkan. Mereka harus mengeluarkan baterai dari drone dan memeriksa aturan terbang lokal untuk tujuan.

Di Italia, orang dilarang menerbangkan drone di atas area berpenduduk, pada malam hari, atau dalam jarak lima kilometer dari bandara, menurut DJI. Meskipun drone mungkin bukan cara terbaik untuk melihat Roma, turis tidak akan menyesal berjalan-jalan melalui Via del Governo Vecchio di dekatnya dengan toko-toko vintage, bar aperitivo, dan banyak tempat pizza dan gelato.

Dikutip dari CNN, insiden serupa dengan drone yang dibiarkan bebas terbang di atas monumen dan alun-alun Italia semakin sering terjadi. Kejadian di Roma bahkan bukan yang terbaru.

4 dari 4 halaman

Turis Ukir Nama di Colosseum

Dugaan perusakan situs bersejarah juga pernah terjadi di Colosseum, Roma, Italia. Staf keamanan setempat mengamankan seorang turis Irlandia yang dituduh merusak dengan mengukir inisial namanya ke Flavian Amphitheatre tersebut. Monumen berusia 2.000 tahun ini dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia modern atau World Heritage Site.

Pria itu membuat dua inisial yang tingginya sekitar enam sentimeter di Colosseum. Inisial itu disebutkan diukir dengan ujung logam pada pilar lantai pertama pada lokasi bersejarah tersebut. 

Dilansir dari laman CNN, Selasa, 29 September 2020, pihak kepolisian Carabinieri menyebut turis pria itu ditangkap oleh keamanan pribadi Colosseum pada Senin, 28 September 2020. Pria berusia 32 tahun itu lantas segera dilaporkan kepada petugas. Turis yang tidak disebutkan namanya itu dituding merusak landmark bersejarah dan artistik, kata Carabinieri kepada CNN, sebuah kejahatan menurut hukum Italia.

Turis itu dapat dihukum berat jika terbukti bersalah. Tindakan kejahatan itu dapat diganjar hukuman hingga satu tahun penjara, atau didenda tidak kurang dari 2.065 Euro atau sekitar Rp35,9 juta. Kepada CNN, arkeolog Federica Rinaldi menyebut Colosseum harus dilestarikan untuk generasi mendatang. 

Â