Liputan6.com, Jakarta - Jogja biasanya dikenal dengan gudeg dan bakpia sebagai oleh-oleh khas. Tapi kini, sebuah toko roti menawarkan opsi alternatif berwujud roti sisir.
Delicia Bakery yang telah berdiri sejak 1989 meramaikan jajanan oleh-oleh Jogja sejak awal pandemi, yakni pada 2020. Hadir dengan Roti Sisir Jogja, nama ini dianggap mudah diingat.
Advertisement
Baca Juga
"Sebenarnya kami sudah terjun di dunia bakery, roti, kue sejak 1989, tetapi pada saat masa pandemi Corona melanda tahun 2020 awal, membuat kami untuk lebih kreatif dan inovasi lagi sebagai antisipasi dampak pandemi," ujar Margaretha Puspita, pemilik Roti Sisir Jogja kepada Liputan6.com melalui pesan elektronik pada Jumat, 7 Oktober 2022.
Perempuan berusia 39 tahun itu mengungkapkan inspirasi muncul Roti Sisir Jogja dari keinginan menciptakan sesuatu jenis oleh-oleh Jogja yang baru. Banyak orang hanya mengetahui Bakpia atau pun Gudeg sebagai jajanan khas Jogja.
"Kami ingin meramaikan jajanan oleh-oleh Jogja dengan membuat roti sisir cita rasa jadul dengan kemasan modern yang akhirnya bisa diterima semua kalangan karena memang bukan cuma roti dadakan atau ‘roti musiman, tetapi kami mengutamakan kualitas dan menggunakan bahan premium," imbuh Margaretha.
Dinamai roti sisir, itu karena bentuk rotinya memanjang. "Lalu, ada garis-garisnya berjejer-jejer menyerupai sisir, yakni garis-garis dari adonan roti yang menempel satu sama lain, lalu disisir satu per satu, seperti disobek satu per satu untuk diberi filling (isian)," ia menjelaskan.
Dikemas Secara Modern
Melansir Paxel.co, Sabtu, 8 Oktober 2022, roti sisi di Delicia Bakery sudah dijajakan sejak generasi awal bisnis bakery dirintis 33 tahun lalu. Seiring perkembangan zaman, roti sisir kemudian dikemas secara modern, selain berinovasi dalam hal rasa dan isian. Inovasi rasa itu diperlukan agar konsumen tidak bosan dan bisa menikmatinya dari waktu ke waktu.
Margaretha menjelaskan roti sisir itu diproduksi setiap hari untuk memastikan produk segar diterima konsumen. Roti itu umumnya bertahan 3--4 hari di suhu ruang. Tetapi jika disimpan di kulkas, roti sisir ini dapat bertahan hingga 5-7 hari.
Pabrik dan outlet pusat Roti Sisir Jogja berada di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 101, Yogyakarta. Margaretha memberi tahu bahwa outlet kedua akan buka bulan depan di Jalan Magelang, Yogyakarta. Mereka juga mendistribusikan produk dengan bantuan reseller ke berbagai kota, seperti Surabaya, Jakarta, Malang, Semarang, Ponorogo, Madiun, Kediri, Kudus, Bandung dan lain-lain.
Roti tersebut bisa dibeli satu dengan harga mulai dari Rp7.500 hingga Rp11 ribu tergantung varian rasa. Tersedia pula paket satu dos isi enam buah, dimulai dari Rp50.000 hingga Rp62.000.
Advertisement
Varian Rasa
Pada hari biasa, roti sisi bisa terjual antara 600--700 boks isi enam buah. Sedangkan di akhir pekan atau masa liburan, produk mereka bisa terjual sampai 1.000 boks per hari.
Margaretha memaparkan berbagai macam varian yang dimiliki oleh Roti Sisir Jogja ini. Terdapat varian rasa manis yaitu classic butter, butter meses, chocolate, cheese special, nanas, dan tiramisu.
Sementara, varian rasa gurih di antaranya beef special, ayam lemper, serta smoked beef & cheese. Roti Sisir Jogja juga memiliki varian rasa spesial, yakni nutella, ovomaltine, dan lotus biscoff. Ada pula roti sisir versi kripsi dengan pilihan rasa terdiri dari original, meses, keju, dan mocha.
"Yang menjadi favorit yang rasa classic butter, ini rasa original kami dan juga favorit lain rasa butter meses, ovomaltine, dan smoked beef & cheese," ungkap Margaretha.
Dia menjelaskan cara menikmati roti sisir yang banyak disukai, yakni dengan mencelupkannya ke kopi atau teh. Selain itu, roti bisa dipanggang sebentar saja agar sedikit kering luarnya dan menjadi hangat.
Membuka Inovasi Baru
Margaretha mengatakan inovasi akan terus berkembang, termasuk mengembangkan varian roti sisir yang lebih sehat dan memanfaatkan bahan baku lokal. Terlebih, produknya bergantung pada tepung sebagai bahan baku utama dengan harga yang terus naik.
"Sebenarnya tidak ada cara untuk menyiasati (kenaikan harga bahan) karena kami menjaga kualitas jadi kami tidak mau mengganti bahan baku yang sudah ada, apalagi downgrade bahan yang harga lebih murah, karena akan memengaruhi hasil dan rasa. Jadi, mungkin usaha kami, walaupun margin berkurang, tetapi berusaha untuk meningkatkan quantity penjualan," imbuh Margaretha.
Margaretha semakin yakin atas keputusannya meluncurkan jajanan roti itu di awal pandemi. Dari kenekatan untuk menyelamatkan toko bakery-nya, usaha itu semakin mantap berkembang.
"Walaupun nekat, tetapi kami juga sertai konsep dan produk yg memang kualitas bagus, karena memang sebelumnya kami sudah sempat trial error. Jadi kami juga bukan asal-asalan saja waktu itu," ia menerangkan.
Produk lain dari Delicia Bakery yang juga bisa dijadikan oleh-oleh adalah Bakpia Brownies Jogja. Ada juga aneka roti, cake, pastry, ice cream cake, dan kue kering.
Â
Â
Advertisement