Liputan6.com, Jakarta - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi salah satu destinasi wisata yang kerap dikunjungi ketika berkunjung ke Yogyakarta. Salah satu hal yang cukup menarik perhatian adalah keberadaan abdi dalem yang ada di lingkungan Keraton Yogyakarta.
Seorang pria yang berprofesi sebagai abdi dalem pun membagikan kesehariannya saat bekerja melalui akun TikTok @satyabilal. Ia memulai tugasnya sejak pagi hari dengan sudah datang ke Keraton dengan melewati Alun-Alun Kidul.
"Yang sudah pernah ke sini pasti kangen sama pohon beringin kembarnya yang asri. Begitu masuk ke halaman keraton, suasananya terasa makin asri apalagi dengan kicauan burung yang sangat merdu," ucap pria bernama Satyabilal itu.
Advertisement
Baca Juga
Ia masuk tanpa alas kaki melewati Gerbang Keraton Kilen, tempat tinggal raja bersama keluarga. Pria ini mengenakan surjan berwarna biru lengkap dengan kain jarik dan blangkon. Pakaian tersebut sudah menjadi seragam kerja saat tengah bertugas sebagai abdi dalem.
Setiap bertugas, para abdi dalem diwajibkan mengenakan masker dan menjaga protokol kesehatan. Pria ini kemudian berjalan menuju Bangsal Sri Manganti sambil tak lupa menyapa ibu-ibu abdi dalem yang berpapasan dengannya.
Bangsal Sri Manganti merupakan lokasi utama terselenggaranya upacara grebeg dan pembagian uba rampe kepada abdi dalem. Saat itu, pembagian uba rampe dilakukan oleh KPH Purbodiningrat dan KPH Yudonegoro.
Uba rampe grebeg adalah sajian khas Keraton Jogja yang terbuat dari ketan sebagai makna perekat antara keraton dan juga masyarakatnya. Makanan ini tampil berwarna-warni.
Melestarikan Budaya
Pria ini juga mengungkapkan ia tak mengeluarkan sepeser pun uang saat bekerja sebagai abdi dalem Keraton. Ia mengaku mendapat makan siang dan snack sore saat bekerja.
Ia biasanya mengantarkan tamu dan media saat syuting di dalam kawasan keraton atau pengunjung yang menyaksikan pergelaran musik gamelan di salah satu bangsal. Dari video-video yang dibuatnya seputar kegiatannya di keraton, ia berharap banyak anak muda yang tertarik dan berminat untuk ikut melestarikan budaya Indonesia, terutama budaya Jogja.
Video ini lantas menarik banyak perhatian warganet. Beragam komentar memenuhi unggahan tersebut, "Alhamdulillah, sejak ada TikTok jadi lebih tahu tentang banyak hal," komentar seorang warganet.
"Sumpah fix banget, saya tetap kangen DIY sampai-sampai mau punya rumah di Yogyakarta," komentar warganet lainnya.
"Ini 'a day in my life' yang paling bermakna yang pernah lewat di FYP ku! Love banget!" tulis warganet lainnya. Sampai berita ini ditulis, video tentang abdi dalem keraton itu sudah dilihat lebih dari 900 ribu kali dan disukai lebih dari 107 ribu kali.
Advertisement
Pertemuan G20
Bulan lalu, Sri Sultan Hamengku Buwono X menjamu para Delegasi Pertemuan ke-3 Sherpa G20, yang berlangsung pada 26--30 September 2022 di Keraton Yogyakarta. Gelaran acara budaya di Keraton ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi adat budaya Keraton Yogyakarta, seluruh Delegasi juga memakai pakaian baju batik.
Melalui berbagai rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia 2022, Indonesia ingin lebih mendorong dan mengenalkan berbagai warisan budaya lokal ke kancah global. Menko Airlangga juga meminta para Delegasi untuk dapat meluangkan waktu setelah pertemuan Sherpa, untuk menikmati kekayaan budaya di Yogyakarta, kehangatan dan keramahan masyarakat, serta merasakan kelezatan berbagai masakan khas Yogyakarta.
"Semoga kehangatan sambutan kami dan masyarakat Yogya tersampaikan sepenuhnya kepada Anda, dan mendukung kesuksesan pertemuan Sherpa yang lebih produktif," kata Menko Airlangga dilansir dari kanal Bisnis Liputan6.com. Saat ini, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang mengalami transformasi sosial yang cepat dari sektor agraris menuju semi-industrial, terutama industri kreatif. Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang juga menjabat sebagai Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berharap Pertemuan Sherpa ke-3 ini dapat membawa pada orkestrasi peradaban dunia sehingga "no one left behind".
Sajian Makan Malam
"Selamat Datang di Yogyakarta. Momentum ini kian bermakna, karena menjadi agenda penting bagi Sherpa G20 untuk memandu sekaligus membuka jalan menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Semoga Sherpa mendapatkan berbagai inspirasi menyongsong pelaksanaan KTT G20, dengan memasukkan dunia dalam bingkai persahabatan, inklusivitas, dan perdamaian global," tutur Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sajian makan malam diawali dengan bir jawa yang terbuat dari berbagai rempah dan menjadi salah satu minuman khas Yogyakarta. Makanan utama yang disajikan adalah bistik keraton dan ikan dengan bumbu mangut yang merupakan cita rasa khas Yogyakarta. Dengan ini, semua Delegasi diharapkan dapat menikmati masakan nusantara yang disajikan dalam suasana Keraton Yogyakarta.
Sembari menikmati hidangan nusantara, para Sherpa G20 juga dihibur oleh persembahan tarian Beksan Punggawa. Tarian tersebut adalah tari klasik yang berfokus pada perkembanan ragam gerak, pola lantai, tata urutan, dan struktur dramatisasi. Tarian ini berisikan tiga bagian, yaitu bagian awal, maju gendhing; bagian isi, enjeran (adu kesaktian) sebelum dan saat berperang; serta bagian akhir, mundur gendhing.
Advertisement