Liputan6.com, Jakarta - Data Global Games Market Report 2021, Indonesia menempati posisi ke-16 sebagai pasar gim terbesar di dunia dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Namun, pertumbuhan ini belum diimbangi dengan kesadaran bahwa esports juga membutuhkan dukungan layanan kesehatan seperti layaknya olahraga konvensional lainnya.
Banyak pemain esports yang mengalami cedera dan kemudian harus pensiun cepat karena kurang menerapkan gaya hidup aktif dalam kesehariannya. Selain itu, kegiatan main gim ini masih banyak dianggap sebagai kegiatan yang tidak produktif dan mengarah kepada gaya hidup kurang gerak.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai salah satu bagian dari ekosistem industri gim, Coda Indonesia turut memberikan perhatian dengan meluncurkan program #MainSehatBarengCoda yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya aspek well-being dalam bermain gim, baik untuk kepentingan pemulihan dan peningkatan performa atlet maupun profesional untuk tujuan rekreasi.
Menggandeng dokter spesialis kedokteran olahraga yang berpraktik di Sport Medicine Injury and Recovery Center (SMIRC) RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO, program ini bertujuan mengedukasi masyarakat serta menyosialisasikan cara bermain gim yang sehat, seimbang, aman, dan produktif.
Di samping itu, masyarakat dan para atlet juga diajak memahami pentingnya kesehatan fisik dan mental dalam esports, termasuk pemulihan serta peningkatan performa para atlet esports. Hal ini terutama yang mengalami cedera fisik/mata/mental melalui pendekatan holistic/multidisipliner di klinik kesehatan olahraga.
Rurie Wuryandari, Direktur Hubungan Eksternal Coda Indonesia mengatakan, Coda Indonesia turut bangga terhadap peningkatan jumlah pemain dan pencapaian prestasi atlet esports Indonesia. "Ini menunjukkan Indonesia memiliki peluang besar dalam industri esports global. Namun, tak kalah penting juga adalah menjaga kesehatan pemain esports Indonesia agar dapat terus menoreh prestasi," sebutnya saat konferensi pers #MainSehatBarengCoda di Bintaro, Tangerang Selasa (11/10/2022).
Keluhan Cedera esports
Sementara itu, program juga akan menginisiasi penelitian ilmiah esports medicine dan science mengenai lanskap kesehatan para pemain gim di Indonesia yang diharapkan dapat menjadi dasar studi ilmiah pertama di Indonesia dalam bidang esport. "Kami berharap melalui penelitian dan program yang kami lakukan, kami dapat memberikan rekomendasi serta mengedukasi publik mengenai bagaimana bermain game secara sehat, aman, seimbang, dan produktif," lanjut Rurie.
Tercatat ada 10 besar keluhan cedera terbanyak yang dialami oleh pemain esports antara lain keluhan di jari, tangan, pundak, leher. Peningkatan keluhan sakit di antara pemain esports dikarenakan kesalahan postur dan intensitas permainan. Dalam program #MainSehatBarengCoda pun disusun serangkaian rekomendasi kegiatan agar pemain gim dan esports dapat meminimalisir cedera dan potensi kerusakan saraf di masa mendatang.
"Setiap 30--60 menit permainan, pastikan gamers melakukan istirahat minimal selama lima menit. Lakukan peregangan pada bagian dada, lengan, telapak tangan hingga jari. Selain itu, perhatikan postur tubuh ketika bermain dan jangan lupa selalu lakukan pemanasan. Selain gerakan dan istirahat, pola hidup sehat juga tetap harus diperhatikan mulai dari olahraga hingga pola makan seimbang," jelas dr. Antonius.
Advertisement
Jadi Rujukan
Di sisi lain, Coda Indonesia juga menggandeng Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya khususnya Sport Medicine, Injury, and Recovery Center (SMIRC). Sarana ini yang akan menjadi tempat pelatihan/pemulihan pengujian untuk lima atlet esports yang mengalami cedera serta menjadi rujukan untuk cedera yang berhubungan dengan esports.
"Kami menyadari pentingnya penanganan yang cepat dan tepat pada cedera olahraga, tidak terkecuali di bidang esport. Hal ini krusial agar kondisi cedera tidak semakin memburuk, atau bahkan menimbulkan cedera lanjutan di masa yang akan datang,"Â ungkap Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS.Â
Ia menambahkan, "Sesuai dengan semangat yang SMIRC usung 'We take you back to sport, faster!', melalui kerja sama ini kami ingin lebih aktif memberikan edukasi pencegahan cedera olahraga dan membantu para pegiat esport dengan keluhan cedera untuk dapat kembali berkarya dan pulih dari cedera dengan lebih cepat."
Dukungan dari Kemenparekraf
Sementara itu, program ini ternyata juga mendapatkan apresiasi dari pihak pemerintah sebagai pemangku utama industri gim nasional. "Indonesia memiliki lebih dari 53 juta gamer dan akan terus bertumbuh. Dengan adanya program ini, semoga kedepannya dapat memelihara ekosistem dan industri gaming di Indonesia sebagai suatu potensi untuk Indonesia mengambil peran menuju ekonomi nomor empat terbesar dunia di tahun 2045," kata Neil El Himam, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf RI di acara yang sama.Â
Ia melanjutkan, berkembangnya esports di Indonesia sangat menarik, karena multiefeknya akan berdampak pada banyak sektor. Namun ia mengungkapkan meski secara industri gim angkanya besar, kebanyakan gim yang diundu dan dimainkan masih dari luar negeri.
Tetapi tetap dengan adanya esport banyak sektor lain bertumbuh seperti dalam pengadaan event, marchandise, UMKM, dan mengurangi devisa yang lari ke luar. "Dalam hal ini harus punya kebijakan yang tepat, pendekatan ekosistem sangat penting agar bisa saling melengkapi. Pemerintah sifatnya lebih memfasilitasi, esports akan berdampak bukan ekonomi saja tapi sosial budaya," tutupnya.Â
Advertisement