Liputan6.com, Jakarta - Istana Buckingham akhirnya mengumumkan waktu pemahkotaan Raja Charles III yang bertakhta menggantikan sang ibunda, Ratu Elizabeth II. Kepastian tanggal itu disampaikan melalui Twitter.
"Pemahkotaan Yang Mulia Raja akan dilaksanakan pada Sabtu, 6 Mei 2023 di Westminster Abbey," demikian bunyi pernyataan tertulis istana mewakili keluarga kerajaan, dikutip dari Page Six, Rabu (12/10/2022).
"Upacara itu akan memperlihatkan Yang Mulia Raja Charles III dimahkotai bersama Permaisuri Ratu," sambung pernyataan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Informasi yang beredar sebelumnya yang menyebutkan bahwa pemahkotaan akan berlangsung pada 3 Juni 2022. Namun, sumber istana meluruskan kabar tersebut dengan menyatakan bahwa belum ada tanggal yang ditetapkan.
Menurut Bloomberg, Charles akan mengadakan upacara dengan skala jauh lebih kecil daripada mendiang ibunya, Ratu Elizabeth II, pada 1953. Ratu terlama di Kerajaan Inggris yang bertakhta selama 70 tahun itu baru berusia 27 tahun ketika dia dinobatkan di Westminster Abbey.
Sementara, Charles menjadi raja tertua yang naik takhta. Dia akan genap berusia 74 tahun, beberapa minggu lagi, saat berulang tahun papda 14 November 2022.
Selama penobatan, penguasa baru mengambil sumpah dan kemudian "diurapi, diberkati, dan ditahbiskan" oleh Uskup Agung. Setelah menerima bola dan tongkat kerajaan, Mahkota St. Edward ditempatkan di kepala raja. Menurut situs resmi keluarga kerajaan, perwakilan dari Gedung Parlemen, Gereja dan Negara Bagian, perdana menteri, warga terkemuka dari Persemakmuran dan perwakilan dari negara lain diundang untuk menghadiri upacara tersebut.
Proklamasi Raja Baru
Charles secara resmi dinyatakan sebagai raja baru Inggris pada 10 September 2022, dua hari setelah Ratu meninggal. Proklamasi Charles III sebagai raja dilaksanakan di Istana St. James, London, Inggris.
Dari kanal Global Liputan6.com, berdasarkan laporan BBC, proklamasi ini adalah konfirmasi bahwa Raja Charles III memang sebagai penguasa Britania Raya. Raja Charles III tidak berada di ruangan tersebut, namun ada Pangeran William, Ratu Camilla, dan Perdana Menteri Liz Truss. Mantan Perdana Menteri Boris Johnson, Theresa May, Gordon Brown, dan David Cameron turut hadir di barisan depan.
Proses upacara awal itu hanya berlangsung singkat dan formal. Proklamasi itu diminta agar dicetak dan diumumkan juga di Skotlandia dan Irlandia Utara. Tembakan meriam juga diperintahkan untuk ditembak di Hyde Park dan Tower of London.
Setelah acara singkat itu berakhir, Pangeran William memandu sejumlah tokoh keluar dari ruangan. Berikutnya, Raja Charles III membaca deklarasi di hadapan para penasihat monarki: Privy Council. Situs Royal.co.uk menyebut acara di St James Palace hanyalah Part I dan berfungsi untuk memproklamasikan Penguasa dan sejumlah perencanaan.
Proklamasi itu akan dibaca lagi di balkon St James Palace dan Royal Exchange. Acara proklamasi ini berbeda dari koronasi yang lebih meriah.
Advertisement
Simbol Baru
Menyusul pengumumannya sebagai raja, Charles III juga mengumumkan lambang barunya pada minggu ketiga setelah menjabat kepala negara. Melansir People, monogram menunjukkan mahkota di atas inisial pertamanya "C" terjalin dengan "R" untuk Rex (Latin untuk Raja, secara tradisional digunakan untuk raja sejak abad ke-12), dengan "III" di dalam "R." Simbol ini menggantikan lencana "ERII" Ratu Elizabeth II sebagai simbol Raja Inggris.
Beberapa dari perubahan ini akan dilakukan secara bertahap, kata pejabat istana, tapi penerapannya akan mulai dilakukan pada cap pos semua surat yang meninggalkan Istana Buckingham terhitung pada Selasa, 27 September 2022. Simbol itu juga akan terlihat pada dokumen negara dan akhirnya di kotak surat merah yang sudah dikenal di sekitar Inggris.
Simbol juga akan digunakan departemen pemerintah Inggris pada surat mereka. Simbol baru adalah milik pribadi raja berusia 73 tahun tersebut yang secara resmi mengakhiri masa berkabung kerajaan untuk Ratu Elizabeth II pada Senin, 26 September 2022, bersama anggota keluarga kerajaan dan rumah tangga kerajaan lain.
Ia memilih desain dari beberapa yang dibuat ahli lambang istana, College of Arms. Raja sudah mengadaptasi tanda tangan baru, menandatangani namanya sebagai "Charles R" pada dokumen resmi, serta catatan yang ditinggalkan di atas peti mati Ratu Elizabeth II selama upacara pemakamannya.
Selama masa pemerintahannya yang bersejarah, mendiang Ratu telah menandatangani komunikasi resmi sebagai "Elizabeth R." Ketika digunakan Ratu, "R" adalah singkatan dari "Regina," atau "Ratu" dalam bahasa Latin.
Koin Baru
Perubahan juga tampak pada uang koin Inggris yang dirilis Royal Mint dengan menampilkan potret Raja Charles II. Gambar koin Raja baru tersebut, pertama kali akan muncul pada koin peringatan 5 pound sterling dan 50 koin pence sekaligus untuk menghormati kehidupan mendiang Ratu Elizabeth II.
Koin ini dirancang oleh pematung Inggris Martin Jennings dan disetujui oleh raja. Sesuai dengan tradisi, potret Raja akan menghadap ke kiri, berlawanan dengan arah ibunya. Prasasti Latin yang mengelilingi potret itu berbunyi: “• CHARLES III • D • G • REX • F • D • 5 PON • 2022,” yang diterjemahkan menjadi 'Raja Charles III, dengan Rahmat Tuhan, Pembela Iman'.
"Merupakan hak istimewa untuk memahat patung resmi pertama Yang Mulia dan menerima persetujuan pribadinya untuk desainnya," kata Jennings seperti dikutip dari CNN, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Ia menjelaskan potret itu dipahat dari foto The King dan terinspirasi oleh patung ikonik yang menghiasi koin Inggris selama berabad-abad silam. "Ini adalah karya terkecil yang pernah saya buat, tetapi sangat memalukan mengetahui bahwa itu akan dilihat dan dipegang oleh orang-orang di seluruh dunia selama berabad-abad yang akan datang," sambung Jenning.
Koin 50 pence akan dirilis ke sirkulasi umum dalam beberapa bulan mendatang, kata Royal Mint. Bagian belakang dari koin 5 pound sterling akan menampilkan dua potret baru Ratu Elizabeth II, yang dirancang oleh seniman John Bergdahl.
Advertisement