Sukses

Jepit Rambut Anti-Badai Buatan Indonesia Eksis di Seoul Fashion Kode 2023

Berkolaborasi dengan label fashion lokal, jepit rambut anti-badai buatan Indonesia tampil menyempurnakan penampilan model di Seoul Fashion Kode 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang jepit rambut capit hanya aksesori biasa saja? Di tangan Declip, jepit rambut disulap jadi aksesori layak tampil di ajang sekelas Seoul Fashion Kode 2023. Berkolaborasi dengan label fesyen lokal, Declip lewat produk Jedai memberi warna pada penampilan para model berlenggak-lenggok di runway pada Sabtu, 8 Oktober 2022.

"Jepit sebagai salah satu hair accessories kurang terlihat sebagai barang fashion... Biasanya jepit buat santai, tapi ternyata bisa juga buat jadi ikon di fesyen show," kata Margaret Fernhart, co-founder Declip, saat ditemui seusai peluncuran Brand Founders of The Year Class of 2022 di Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2022.

Pihak IKYK, label fashion yang berkolaborasi, mengkurasi produk jepit rambut yang akan dipakai para model. Lebih dari delapan item dipamerkan, fungsinya serupa dengan karet saat rambut dikepang, bahkan bisa menunjang berbagai gaya rambut. Meski model mengibaskan rambutnya, jepit itu tetap tak gampang merosot.

"Kita pertama kali ikut fashion week... Milih ke sana karena banyak barang fashionable dari luar negeri yang masuk ke kita, jadi kenapa enggak barang Indonesia yang dibawa ke Korea? Di drakor kan juga banyak yang pakai jepit," celoteh Margaret.

Show tersebut nyatanya membuka jalan kepada pasar baru. Margaret mengaku sejumlah orang asing, tidak spesifik dari Korea Selatan, menaruh minat dengan produk aksesori mereka. "Negara-negara luar sudah ada yang nanya-nanya. Sekarang kita lagi negosiasi gimana baiknya," ucapnya.

Ia percaya diri jepitannya bisa bersaing, terutama soal kualitas. Meski diproduksi sepenuhnya di dalam negeri, ia menjamin produknya premium.

 

2 dari 4 halaman

Dengarkan Konsumen

Jedai Haircules yang menjadi produk terlaris mereka terbukti kuat dan anti-banting, bahkan sempat diuji dengan menjatuhkannya dari ketinggian 120 meter. Nama Jedai merupakan singkatan dari jepitan anti-badai, untuk menggambarkan seberapa tinggi durabilitasnya.

"Kita buat produk ini juga karena permintaan orang-orang, mayoritas wanita. Keluhannya rata-rata sama, gampang pecah atau cepat hilang. Kalau hilang, masa kita harus taruh GPS, kan enggak mungkin. Nah, solusi yang mau kita jawab itu anti-pecahnya," tutur Margaret.

Butuh waktu sekitar dua tahun untuk bisa mewujudkan produk sesuai harapan konsumen. Riset dan pengembangan yang panjang itu adalah cara mereka untuk mewujudkan ide gila. Dalam perjalanannya, usai produk siap dipasarkan, pandemi datang menghantam.

"Itu pas PSBB, kita mau launching product, tapi pandemi. Kita diskusi mending lanjut atau enggak, padahal kita tahu produk kita good, bakal berguna buat wanita-wanita di sana. Pandemi lumayan bikin stres," tuturnya seraya menyebut berhasil meluncurkan produk pada 2021.

Berkat strategi promosi yang tepat, mereka berhasil menarik peminat. Ia mengaku dari sekitar 2.000 buah terjual dalam sebulan, sekarang mampu menjual sekitar 100 ribu buah dalam sebulan.

 

3 dari 4 halaman

Kenapa Jepit Rambut?

Declip memulai perjalanannya sebagai brand lokal pada 2017. Sebelum itu, Margaret berkecimpung di impor aksesori dari luar negeri. Selama bekerja, ia gelisah karena melihat banyak produk impor beredar, padahal Indonesia sebenarnya punya kapasitas untuk memproduksi barang tak kalah bagusnya.

"Jadi pas 2017, kita exploring hair clip di Indonesia. Kita fokus di hair clip, yang di-produce di Indonesia. Lumayan berat pastinya di awal karena image orang saat itu, barang dari luar pasti lebih bagus dari barang Indonesia. Kesannya barang lokal lebih murahan," ujarnya.

Dengan realita tersebut, pihaknya belajar mendengarkan konsumen. Mereka juga mengobservasi kesulitan konsumen. Mereka bermimpi bisa menghasilkan produk yang menjadi primadona. "Kita tanya dari existing product, apa yang masih kurang? Apa yang bisa kita jawab? Nah, kita verify produk dengan R&D. Hadirlah Jedai di 2021," sambungnya.

Jepit rambut sengaja dipilih karena semua orang, terutama yang berambut panjang, membutuhkannya. Apalagi, Indonesia sebagai negara tropis, akan nyaman bila seseorang bisa mencepol rambutnya.

"Indonesia market lumayan paling besar. Kita pastinya lima tahun ke depan fokus menggarap market Indonesia, tapi enggak menutup kemungkinan go international," ucapnya.

 

4 dari 4 halaman

Konferensi Brand Lokal

Mengutip laporan Ipsos Global index, 87 persen konsumen Indonesia memilih produk lokal daripada produk global. Hal itu, kata founder dan CEO Hypefast, Achmad Alkatiri semakin meningkatkan optimisme pemilik brand lokal yang bercita-cita menjadi tuan di negeri sendiri.

Tapi, menurut Achmad, masih banyak dari pemilik brand lokal atau yang baru mau merintis brand lokal membutuhkan kompas alias panduan soal realita menjalankan bisnis di Indonesia. Karena itu, pihaknya selaku brand yang membantu sejumlah brand lokal lain untuk mengekspansi bisnis mereka, menggelar Indonesia Brand Founders Summit 2022 yang akan berlangsung pada Kamis, 13 Oktober 2022.

"Kita punya lebih dari 35 amazing brand founders speaker. Mereka nanti akan cerita gimana ngebangun sebuah brand. Semua speaker akan bergantian tampil di panggung dari jam 9 pagi hingga 6 sore," kata Achmad.

Konferensi tersebut terbagi menjadi 12 sesi dengan sejumlah nama ternama bergabung, seperti Menparekraf Sandiaga Uno, mantan Mendag Gita Wirjawan, pendiri label Somethinc Irene Ursula, hingga 15 brand founders of The Year Class 2022. Ia mengklaim konferensi itu akan memaparkan ilmu dan informasi sepraktikal dan sejujur mungkin. Bukan hanya soal memotivasi, tapi yang utama adalah sisi tidak enak dari membesarkan bisnis dari para ahli.

"Banyak brand founder yang benar-benar lapar atau haus pengetahuan. Mereka Ingin belajar dari suhu yang udah gedein bisnis mereka," ucapnya. Sejauh ini sudah 1.600 orang mendaftar untuk mengikuti konferensi tersebut.

Â