Liputan6.com, Jakarta - Saat naik pesawat terbang kita biasanya membawa koper, ada yang dibawa sendiri ke kabin pesawat, dan ada juga yang dimasukkan ke bagasi pesawat. Kalau kelebihan muatan bagasi, biasanya kita harus membayar sejumlah uang. Jumlahnya tentu berbeda dan bergantung kebijakan dari tiap maskapai.
Namin apa yang dialami seorang penumpamg Jetstar ini rasanya belum pernah dialami penumpang lain. Wanita bernama Jannine Meyers ini harus membayar sebesar 2.200 pound sterling atau sekitar Rp37 juta rupiah untuk membawa sebuah koper ke dalam pesawat!
Advertisement
Baca Juga
Melansir The Sun, 12 Otober 2022, Jannine naik pesawat Jetstar rute Auckland ke Christchurch di Selandia Baru. Menurut aturan yang ada, ia seharusnya hanya membayar sebesar 22 pound sterling atau sekitar Rp370 ribu untuk koper yang dibawanya.
Namun kabarnya karena kesalahan prosedur, Jannine harus membayar sekitar Rp37 juta. Ia pun syok begitu dikabarkan ada kesalahan yang dibuat oleh seorang staf maskapai asal Australia tersebut.
Jannine kemudian menghubungi beberapa staf maskapai untuk mengusahakan agar uangnya bisa kembali, tapi tetap gagal.Setelah sempat merasa putus asa, ia akhirnya mendapat kabar kalau uangnya akan dikembalikan dalam 10 sampai 15 hari mendatang.
Meski begitu, ia sama sekali tidak diberi tanda terima maupun bukti lainnya yang mengklaim kalau pihak maskapai telah melakukan kesalahan, Ia pun tak punya bukti kuat jika pihak maskapai tidak menepati janji untuk mengembalikan uangnya.
Pasrah Uang Tak Kembali
Apa yang dikhawatirkan Jannine ternyata benar-benar terjadi. Ia sempat merasa urusan pengembalian uang ini tak akan berjalan lancar.
"Begitu saya dan ayah saya datang ke tempat maskapai untuk mengurus pengembalian uang, kita tentu berharap prosesnya akan berjalan cepat dan pihak maskapai mengakui kesalahannya. Tapi insting saya justru mengatakan sebaliknya," kata Jannine pada Stuff.co.nz.
Sampai bulan berikutnya, Jannine masih berusaha agar uangnya bisa dikembalikan. Ia bahkan sampai pada satu kesimpulan bahwa kasusnya sudah ditutup dan uangnya tak akan kembali.
Namun beruntung baginya, setelah beberapa kali menghubungi pihak maskapai, ia akhirnya mendapatkan pengembalian dari kelebihan uang yang telah dibayarkannya. "Saya sangat frustrasi dengan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan ini. kelebihan uang yang saya bayarkan sangat besar dan itu cukup berarti bagi saya,” ujarnya. “Kalau saja saya tidak terus menghubungi dan menuntut pada pihak maskapai, rasanya uang saya tidak akan pernah kembali," lanjutnya.
Advertisement
Permintaan Maaf
Seorang juru bicara Jetstar meminta maaf pada Jannine karena proses pengembalian uangnya tidak berjalan dengan mulus dan butuh waktu lama. Mereka mengatakan,"bagian keuangan kami sudah menyelesaikan proses pengembalian uang kemarin. Sebagai bentuk kompensasi dan niat baik kami, kami juga menawarkan voucer perjalanan untuknya”"
Namun Jannine tidak begitu antusias soal tawaran voucer tersebut. Ia bahkan mengatakan berusaha untuk tidak terbang dengan maskapai tersebut di waktu mendatang.
Juru bicara maskapai kembali memberikan pernyataan pada Sun Online Travel,”"kami sangat menyesali kejadian ini dan meminta maaf dengan tulus kepada Jannine atas permasalahan pengembalian uangnya yang cukup lama".
Selain di Selandia Baru, Jetstar juga sempat mengalami masalah di Bali. Mereka meminta maaf kepada sekitar 4.000 penumpang yang terlantar di Bali selama seminggu terakhir karena pembatalan penerbangan. Maskapai bujet tersebut mengatakan telah membatalkan delapan penerbangan kembali ke Sydney dan Melbourne dari Denpasar sejak 1 September 2022.
Terdampar di Bali
Dikutip dari BBC, Rabu, 7 September 2022, penumpang yang marah mengeluh di media sosial mengenai berebut proses di menit terakhir. Jetstar mengatakan 180 penumpang masih terdampar di Bali. Maskapai yang dijalankan oleh maskapai penerbangan unggulan Australia Qantas ini mengatakan bahwa sebagian besar penumpang yang terdampak diberikan akomodasi. Ada beragam kendala yang turut dihadapi oleh Jetstar.
"Sayangnya, armada Boeing 787 kami terdampak oleh sejumlah masalah, termasuk sambaran petir, sambaran burung, kerusakan item di landasan pacu, dan keterlambatan pengadaan suku cadang tertentu untuk salah satu pesawat kami karena tantangan rantai pasokan global. Bagian itu harus diangkut melalui jalan raya di seluruh AS," kata Kepala Pilot Jetstar Jeremy Schmidt dalam sebuah pernyataan.
Maskapai itu mengatakan dua penerbangan khusus akan beroperasi pada Selasa, 6 September 2022, untuk menerbangkan pelanggan dari Denpasar ke Melbourne, membawa lebih dari 300 penumpang. Ini adalah tambahan untuk tiga penerbangan terjadwal lainnya dari Denpasar ke Melbourne dan Sydney.
Qantas telah berjuang mengatasi isu pembatalan penerbangan dan kehilangan bagasi sejak Australia membuka kembali perbatasannya pada Februari 2022. Hal tersebut berdampak pada kerugian yang diderita maskapai penerbangan tersebut.
Advertisement