Sukses

Beyond Reflection, Cerminan Identitas Wanita Indonesia dalam Koleksi Modest Fashion Lokal

Total ada delapan look dalam koleksi modest fashion DeChantique yang mengawinkan material modern dan etnik.

Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Beyond Reflection," jenama modest fashion lokal, DeChantique, telah mempresentasikan koleksi mereka di panggung Modest Fashion Show ISEF 2022, akhir pekan lalu. Memadukan material modern dan etnik, desainernya, Ning Santoso, bermaksud menghadirkan visual sesuai identitas wanita Indonesia.

"Saya ingin melampaui bayangan batik sebagai old fashion. Saya menggunakan motif batik yang biasa digunakan, yaitu parang dan kawung, namun dipadukan dengan desain dan material modern yangg mewah," katanya bercerita melalui pesan pada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, "Kain batik ini melampaui batasannya jadi gaun yang elegan, bahkan glamor. Namun, masih identik dengan wanita Indonesia."

[bacajuga:Baca Juga](5095511 5090530 0)

Lebih lanjut dijelaskan bahwa filosofi batik kawung terkait dengan penggambaran kehidupan manusia yang melambangkan kesuksesan. "Sedangkan motif batik parang bermakna optimisme dan percaya diri. serta konsistensi berjuang secara terus menurus bagai ombak laut yang tidak pernah berhenti," imbuhnya.

Dari kedua filosofi tersebut, DeChantique menuangkannya dalam delapan look busana wanita berupa gaun pesta, blazer, dan outer. Palet warnanya sendiri mengandalkan light tosca yang melambangkan feminisme, keberuntungan, dan menyegarkan. Juga, dark blue yang diartikan sebagai kepercayaan diri dan kemandirian.

Ning menyebut bahwa proses pembuatan koleksi modest fashion ini sebenarnya "sangat-sangat cepat." "Hanya dua minggu," katanya. "Pembuatan dimulai dengan rencana desain, pencarian material batik yang sesuai dengan warna dan karakter. Lalu, pencarian material modern yang sesuai. Barulah proses jahit dan finishing."

2 dari 4 halaman

Melampaui Citra Diri

Secara keseluruhan dijelaskan bahwa koleksi bertajuk "Beyond Reflections" ini menggambarkan wanita muslimah Indonesia yang dapat melampaui citranya, sehingga jadi pribadi yang tangguh, pantang menyerah, optimis, dan terus berjuang tanpa henti. "Ini juga semangat yang saya ingin refleksikan dari (menghadapi) kondisi pandemi," tuturnya.

Bersamaan dengan spirit itu, Ning mengatakan bahwa mereka juga ingin mendorong perempuan Indonesia untuk tidak menghilangkan kodratnya sebagai wanita yang lembut dan memberi kesejukan bagi sekitar. "Juga, tidak meninggalkan kultur sebagai wanita Indonesia yang menjaga kelestarian batik beserta filosofinya," Ning menambahkan.

DeChantique sendiri merupakan merek untuk pakaian modest wanita Muslimah berupa "gaun berkualitas premium." Pihaknya telah dipercaya untuk melengkapi busana beberapa artis dan pengisi acara televisi, seperti Putri Muslimah Indonesia dan Kontes Dangdut Indonesia.

Hingga saat ini, DeChantique sudah tersebar di beberapa mal besar di Jakarta. Selain, mereka juga telah tergabung dalam organisasi Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia yang dibimbing langsung oleh Bank Indonesia.

3 dari 4 halaman

Pusat Modest Fashion Dunia

Indonesia sendiri memang berambisi jadi pusat modest fashion dunia. Dalam upayanya, dorongan tersebut juga diusahakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). 

Direktur Bidang Kuliner, Kriya, Desain, dan Fashion, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu, menerangkan bahwa mayoritas modest fashion adalah fesyen Muslim. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia sepatutnya tidak hanya jadi pasar, tapi juga produsen produk tersebut.

Sejak 2020, Yuke mengatakan, pihaknya telah menggelar roundtable discussion terkait pengembangan modest fashion di Tanah Air. Kegiatan itu dilanjutkan dengan serangkaian diskusi mendalam tentang topik tersebut, tahun lalu.

Targetnya, mereka bisa menghasilkan panduan pendampingan bagi para pelaku kreatif dalam menciptakan produk modest fashion unggulan. "Pada 2022, dari Direktorat Kuliner, Kriya, dan Fashion, KPI kami adalah penciptaan produk unggulan, termasuk modest fashion," ia menyebutkan dalam Modest Fashion Week World Conference 2021 di Jakarta, 30 November 2021.

Ia menyambung, "Ketika masa pandemi, supaya eksis usahanya, para pebisnis harus perhatikan tiga hal: inovasi, adaptasi, dan kolaborasi."

4 dari 4 halaman

Presiden Global Modest Fashion Week Association

Sebagai bagian kolaborasi, Indonesia Modest Fashion Week juga telah menggelar konferensi bersama empat negara, yakni Australia, Maroko, Rusia, dan Amerika Serikat. Kelima perwakilan itu mendeklarasikan asosiasi Global Modest Fashion Week dan mendapuk Nur Asia Uno sebagai duta global. Di samping, Indonesia mengajukan diri sebagai kantor pusat asosiasi.

Yuke mengatakan, pandemi turut mengubah wajah bisnis modest fashion saat ini, yang mana unsur keberlanjutan makin diprioritaskan. Bahkan, preferensi konsumen terhadap produk yang mendukung keberlanjutan dan ekonomi sirkular makin meningkat di masa pandemi.

"Bisnis online semakin menjanjikan. Pengembangan fesyen muslim untuk kebutuhan khusus meningkat, seperti (busana) olahraga. Tren show juga mengarah pada digital," sambung Yuke.

Selain keberlanjutan, fokus Indonesia sebagai presiden global Modest Fashion Week Association juga tentang pemberdayaan perempuan. Ini dilakukan dengan menciptakan kesempatan dan menyediakan medium untuk para wanita berkembang secara kreatif, sekaligus mengasah kemampuan berbisnis.

Terakhir, kepemimpinan dan pengembangan generasi muda. Implementasinya, IMFW mengklaim akan mendukung generasi muda untuk menyadari dan secara percaya diri mengejar impian mereka.