Sukses

Kecintaan pada K-Pop dan Drakor Dorong Para Siswa di Hong Kong Belajar Bahasa Korea

Belajar bahasa asing bukanlah perkara mudah karena butuh banyak waktu dan energi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Tetapi saat ini, kian banyak orang di Hong Kong yang belajar bahasa Korea.

Liputan6.com, Jakarta - Belajar bahasa asing bukanlah perkara mudah karena butuh banyak waktu dan energi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Tetapi saat ini, kian banyak orang di Hong Kong yang belajar bahasa Korea.

Dikutip dari The Korea Times, Senin (17/10/2022), dahulu kecintaan penggemar di seluruh dunia terbatas pada K-pop atau drakor. Namun kini, belajar bahasa Korea lebih umum, termasuk dalam kategori bahasa asing untuk ujian masuk universitas serta mata pelajaran bahasa sekolah reguler.

Di Sekolah Bahasa Inggris Mu Kuang, sebuah sekolah menengah lokal di Hong Kong, huruf-huruf Korea cukup umum ditemukan di kelas atau di perpustakaan. Itu adalah sekolah menengah pertama di Hong Kong yang memperkenalkan bahasa Korea sebagai kursus reguler dari kelas 1 tahun lalu dan menyediakan kelas bahasa Korea seminggu sekali.

12 siswa kelas satu berkumpul untuk kelas 40 menit pada Rabu. Mereka belajar pengucapan untuk huruf Korea, ㄴ, ㄷ, ㄹ dan vokal, sambil menjawab pertanyaan dari Canny Lai, guru bahasa Korea dan wakil kepala sekolah Pusat Pendidikan Bahasa Hongil, dengan mengatakan "Ne" atau ya dalam bahasa Korea.

Banyak siswa memilih mata pelajaran tersebut karena mereka menyukai budaya Korea, K-pop dan K-drama. "Saya suka K-pop, terutama BLACKPINK," kata Jacob Xian Wen Jie, siswa kelas satu di sekolah tersebut. Namun ketertarikan budaya bukanlah satu-satunya alasan mereka memilih bahasa Korea.

"Setelah belajar bahasa, saya ingin bekerja di Korea di masa depan," kata Sa-Nguaphan Sum Yin Wasabi, siswa kelas satu di sekolah tersebut.

2 dari 4 halaman

Ragam Motivasi

Siswa lain bernama Lucy Chu menyebut bahwa dirinya ingin kuliah di Negeri Ginseng karena tertarik dengan budaya Korea. " Ke depan, saya ingin membuka restoran di Korea," tambahnya.

Pengenalan mata pelajaran bahasa Korea adalah keputusan yang berani bagi sekolah karena ini adalah yang pertama. Namun Ivan Ho, presiden sekolah tersebut, mengatakan bahwa itu adalah keputusan praktis yang dibuat di tengah meningkatnya permintaan dari siswa dan prospek bahasa tersebut.

"Di Asia, ekonomi Korea dan Jepang tumbuh pesat dan keduanya memiliki hubungan yang kuat dengan Hong Kong," kata Ivan Ho, seraya menambahkan bahwa mempelajari bahasa dapat membantu siswa memiliki lebih banyak peluang dan masa depan yang lebih baik. Sejak diperkenalkannya kursus tahun lalu, jumlah siswa yang memilih untuk mengambil kelas bahasa Korea terus bertambah.

Institusi swasta dan publik juga memperluas pendidikan bahasa Korea di Hong Kong. Oh Eun-kyung, direktur program bahasa Korea di College of Humanities and Law of Hong Kong University SPACE, yang telah bekerja untuk institusi tersebut sejak 2007, mengatakan bahwa program bahasa Korea telah berkembang selama beberapa dekade.

3 dari 4 halaman

Minat Meningkat

"Ketika saya pertama kali datang ke lembaga tersebut pada 2007, hanya ada 300 siswa yang ingin belajar bahasa Korea. Namun pada 2015 meningkat menjadi 5.500 orang," kata Oh.

Jumlahnya menurun karena pandemi serta perubahan kebiasaan belajar di kalangan anak muda, katanya. Misalnya, mereka lebih memilih kursus online melalui aplikasi. Tetapi jumlahnya masih sangat besar, dengan sekitar 2.600 siswa mendaftar tahun lalu dan lebih banyak siswa mengambil kursus lanjutan daripada sebelumnya, katanya.

Pelamar Test of Proficiency in Korean (TOPIK) juga terus bertambah setiap tahunnya. Pada 2019, 2.104 pelamar mengikuti tes.

Jumlahnya turun menjadi 989 pada 2020 karena pandemi Covid-19. Tetapi jumlahnya bangkit kembali menjadi 2.750 pada 2021 dan 2.880 pada 6 Oktober 2022, menurut data terbaru dari Institut Nasional untuk Pendidikan Internasional.

Tetapi orang dalam menunjukkan perluasan bahasa tidak selalu menjamin kualitas pendidikan bahasa dan bahwa mereka membutuhkan dukungan keuangan atau pendidikan untuk lebih meningkatkan program. "Ada peningkatan permintaan dari siswa yang meminta kelas lebih lanjut di Hong Kong. Tetapi sangat sulit untuk menemukan guru bahasa Korea. Ini menjadi lebih sulit setelah pandemi COVID-19," kata Oh.

4 dari 4 halaman

Kekurangan Tenaga Pengajar

Oh menambahkan dia terus meminta lembaga pemerintah Korea untuk mengirim lebih banyak guru ke Hong Kong. Sekolah dasar juga harus mempekerjakan Canny, seorang dosen privat untuk kelas bahasa Korea. Hal tersebut dilakukan karena mereka tidak dapat menemukan guru bahasa Korea internal karena keterbatasan anggaran.

Menekankan "kekurangan tenaga kerja" dalam mengatur kelas Korea karena pemerintah Hong Kong hanya memberikan subsidi dan kesempatan untuk pertukaran budaya dengan China, Ho meminta organisasi pemerintah Korea untuk mengirim lebih banyak guru bahasa Korea. Ia juga meminta memperluas studi wisata di mana mereka dapat mengetahui lebih banyak tentang Korea dan bahasanya sehingga mereka dapat terus menjalankan kursus bahasa Korea.

"Guru kita bisa mengunjungi Korea. Mereka bisa mengembalikan budaya dan memperkenalkannya kepada siswa kita. Bagaimana mereka mempromosikan budaya Korea jika mereka tidak memiliki banyak pengetahuan tentang itu?" kata Ho.

"Kami bersedia mempekerjakan guru (asli dan bersertifikat). Karena kekurangan tenaga kami, kami hanya menjalankan kelas (kecil)," tambahnya.