Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 hadir sebagai muara perkembangan terkini industri fesyen muslim Indonesia. JMFW 2023 yang digelar pada 20--22 Oktober 2022 ini, mengusung tema "From Local Wisdom to Global Inspiration".
JMFW 2023Â diselenggarakan bersamaan dengan Trade Expo Indonesia (TEI) 2022Â ke-37 yang menghadirkan trade show, business matchmaking, talkshow dan fashion show karya para perancang mode Indonesia. Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan saat pembukaan mengatakan penyelenggaraan JMFW 2023 adalah salah satu implementasi dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai kiblat muslim dunia.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan, potensi pasar muslim dan modest fesyen sangat besar. Setidaknya ada dua hal yang membuat pemerintah Indonesia yakin bisa berkiprah lebih besar lagi. Pertama, jumlah populasi muslim dunia setara 25 persen total populasi dunia.
Pada 2060, jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30 persen dari populasi dunia. Kedua, daya beli produk modest fesyen meningkat 6,1 persen dalam empat tahun terakhir dan akan terus meningkat.
"Perkembangan modest fesyen dan muslim fesyen menjadi salah satu concern kami, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kadin Indonesia menginisiasi JMFW ini. Melibatkan kementerian dan lembaga lain, Indonesian Fashion Chamber, Asosiasi Tekstil, fashion dan kosmetik, akademisi," ujar Zulkifli saat pembukaan di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (20/10/2022).Â
JMFW 2023 menampilkan 144 desainer, dengan 1.000 koleksi dipamerkan. Zulkifli menambahkan, JFMW akan mendorong transaksi bisnis, dengan pihaknya mencatat sudah ada konfirmasi buyer antara lain dari Prancis, Malaysia, Arab Saudi, Meksiko, Mesir, Spanyol, Vietnam, Nigeria yang hadir di JFMW 2023 ini dan menjalin kontrak bisnis dengan brand.
"Penyelenggaraan JMFW mendorong fesyen muslim untuk menembus pasar dunia. Kami optimis dengan potensi kearifan lokal dan budaya serta SDM yang dimiliki Indonesia tak hanya menginspirasi dunia tapi juga dapat menguasai pasar global," katanya.
Potensi Fesyen Muslim
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin yang juga hadir dalam saat hadir di pembukaan JMFW 2023 mengatakan, bisnis fesyen muslim adalah bisnis yang bernilai besar, memiliki prospek yang cerah. "Itulah mengapa bisnis ini kian menarik mendapat perhatian dari banyak negara bahkan untuk yang penduduk muslimnya sangat sedikit," ungkapnya.
Ia mengatakan, 2016--2017 pengeluaran perempuan muslim global untuk fesyen mencapai 44 miliar dolar AS. Sementara pada 2024 belanja fesyen muslim diestimasi mencapai 311 miliar dolar AS. Di dalam negeri industri, fesyen muslim juga menunjukkan perkembangan. Pada 2021 industri ini tumbuh 18,2 persen, sementara ekspor fesyen muslim naik 12,5 persen mencapai 4,6 miliar dolar AS pada 2021.
"Menyadari potensi sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia sudah sewajarnya kalau kita memiliki visi sebagai pusat fesyen muslim apalagi populasi muslim dunia akan terus bertambah,"Â jelas Wapres Ma'ruf.Â
Sebelumnya Mendag Zulkifli mengatakan pihaknya juga mengembangkan pasar non tradisional dengan Korea, Jepang, Tiongkok, Timur Tengah, Afrika, Asia Tengah, dan Eropa Timur bahkan bisa sampai ke Latin Amerika. "Kita terus membuka pasar potensional baru juga buka toolsway dengan perjanjian Asean dan Tiongkok, Jepang, Korea, di mana untuk perdagangan tidak ada tarif. Baru-baru ini kita buat perjanjian Indonesia UE (Uni Eropa), dengan Indonesia Partnership Agreement. Kalau tanpa tarif bisa jadi base kita merambah pasar Asia Selatan," tambahnya.Â
Advertisement
Perlu Dukungan
Sebelumnya National Chairman Indonesian Fashion Chamber Ali Charisma mengungkapkan sejak 2010, pihaknya percaya bahwa industri modest fesyen Indonesia perlu dukungan, baik dari industri maupun pemerintah. Pihaknya pun bergerilya mengajukan konsep-konsep ke semua kementerian dan stakeholder terkait.
"Akhirnya responsnya bagus waktu itu sampai tembus Pak Presiden, kita juga sempat audiensi ke Pak Presiden dua kali. Sekarang hampir semua kementerian yang kita kenal mempunyai program modest fesyen. Kali ini, kebetulan Kemendag menggandeng Kadin dan dari IFC untuk membuat yang di-launching tahun lalu," kata Ali pada Kamis, 13 Oktober 2022.
Menurut Ali, menjadi pertama untuk JMFW benar-benar diselenggarakan sesuai dengan perencanaan, yakni digelar selama tiga hari hingga mendatangkan banyak buyer. "Salah satu kekuatan JMFW dibanding event-event lainnya, memang di business matching," katanya.
"Kemendag mempunyai perwakilan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) yang tersebar di seluruh dunia, yang bisa membawa buyer-buyer ke event JMFW nantinya," sebut Ali Charisma.
Keistimewaan JMFW 2023
Sementara itu, Ali Charisma mengatakan, keistimewaan JMFW 2023 terletak pada business matching. Dia menyebut hal tersebut sangat bisa diandalkan karena business matching adalah muara dari semua kegiatan ukuran dari kemajuan event dan fesyen.
"Karena kalau bisnisnya bagus, nanti yang lainnya kebawa semuanya," jelas Ali.
Pihaknya pun akan berfokus menjamu dalam arti transaksinya terjadi di antara brand dengan buyer. Ali juga menyebut tidak ada target angka tertentu yang harus dikejar.
"Tapi kita memaksimalkan apa yang kita punya, dalam artian dengan 100 lebih desainer ini, brand yang di Indonesia pasarnya sebagian sudah sangat besar, karena pelakunya ada 50 yang kurasi dari daerah-daerah dan 50 ini adalah penopang atau brand-brand yang sudah established, bisnisnya sudah jalan," lanjutnya.
Peragaan busana di Jakarta Muslim Fashion Week 2023 akan terbagi atas 12 slot dengan menggandeng lebih dari 100 desainer yang menampilkan lebih dari 1.000 koleksi. Beberapa di antaranya yang akan menyuguhkan karyanya adalah dari Jenahara, Rosie Rahmadi, Jenna & Kaia, Itang Yunasz, Santoon, Deenay, el Abrar, DearDien by Dinda Hauw, Nibras, Monika Jufry, Fenny Saptalia, Irna Mutiara, Fomalhaut Zamel, Sofie x Rose.Ma.Lina, Lisa Fitria, dan Opie Ovie.
Advertisement