Liputan6.com, Jakarta - Spanyol segera bergabung dalam daftar negara yang memperkenalkan visa khusus bagi pekerja jarak jauh atau visa digital nomad yang ingin berkunjung ke tempat baru. Visa khusus ini bisa berlaku hingga lima tahun.
Eropa telah menjadi tujuan utama nomaden digital berkat proliferasi izin baru ini. Tapi masih ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Rapat online bisa terasa jauh lebih menyenangkan saat Anda dan komputer duduk di teras yang bermandikan sinar matahari, daripada saat berdesakan di kantor impersonal atau ruang kerja bersama, apalagi apartemen kecil. Satu sisi positif dari pandemi ini adalah terbukti bahwa banyak orang dapat bekerja secara efisien dan produktif tanpa harus berada di kantor.
Advertisement
Baca Juga
Selama waktu itu, cerita tentang pekerja yang meninggalkan apartemen sempit mereka untuk bekerja dari jarak jauh di Madeira atau Kepulauan Canary jadi tren di mana-mana. Kemudian, saat pembatasan karena COVID-19 akhirnya berakhir, semua orang kembali bekerja seperti biasa kecuali beberapa, yang memanfaatkan bentuk visa baru tepatnya untuk pekerja jarak jauh atau yang disebut digital nomad.
Dikutip dari AFP, Jumat, (21/10/2022), Estonia adalah anggota pertama Uni Eropa yang meluncurkan visa digital nomad. Izin masuk menjadi resmi relatif lebih awal dalam krisis COVID-19 global, pada Juni 2020.
Tidak seperti visa turis, pekerja jarak jauh bisa tinggal lebih lama. Sebagai aturan umum, karyawan dapat bekerja dalam kondisi ini selama satu tahun bahkan hingga dua tahun di Italia. Tetapi dokumen yang kedaluwarsa tidak serta merta mencegah mereka untuk memperbarui aplikasi mereka, seperti yang terjadi di Yunani, di mana masa berlakunya adalah 12 bulan.Â
Â
Keuntungan Visa Digital Nomad
Mendapatkan visa semacam ini biasanya disertai dengan keuntungan. Di Islandia, misalnya, pekerja jarak jauh memiliki hak untuk reunifikasi keluarga. Di Italia, digital nomaden bisa mendapatkan keuntungan dari pengurangan pajak 70 persen atas pendapatan mereka.
Di Madeira, pekerja jarak jauh dapat menikmati Wifi gratis, menggunakan ruang kerja bersama, dan diundang ke acara tertentu. Di Spanyol, di mana visa belum ada, tarif pajak untuk digital nomad dilaporkan bisa menjadi 15 persen dibandingkan dengan 25 persen untuk penduduk Spanyol.
Namun, untuk mendapatkan izin mereka, digital nomand biasanya perlu memastikan bahwa mereka memiliki pendapatan yang cukup untuk menghidupi diri mereka sendiri pada saat kedatangan. Di Rumania, Anda harus mendapatkan hingga tiga kali gaji rata-rata orang Rumania untuk bekerja jarak jauh dari Bucharest, yaitu 3,500 Euro atau setara Rp53,3 juta. Sementara Portugal untuk diterima menjadi nomaden digital Anda harus memiliki pendapatan 700 Euro atau setara Rp10,6 juta sebulan.Â
Â
Advertisement
Beda Syarat dan Biaya
Dalam daftar dokumen yang harus disediakan, karyawan terkadang harus menunjukkan bukti akomodasi, seperti di Kroasia misalnya, atau surat dari majikan mereka untuk membuktikan bahwa mereka tidak menganggur di mana hal ini yang terjadi di Islandia. Dalam banyak kasus, asuransi kesehatan swasta juga diperlukan.
Dari sudut pandang praktis, jenis visa ini dapat diperoleh juga secara online, jika negara tersebut telah menyiapkan proses aplikasi digital atau melalui kedutaan dan konsulat terkait.
Eropa bukan satu-satunya tempat di mana nomaden digital bisa mendapatkan visa untuk tinggal dan bekerja. Warga negara Eropa bisa mengajukan permohonan visa semacam ini di Antigua, di Karibia, serta Bermuda, Kepulauan Cayman, dan masih banyak lagi.
Terakhir, jika Anda tertarik untuk pergi ke negara tertentu, tetapi pemerintahnya belum menyiapkan visa khusus untuk pekerja jarak jauh, masih ada baiknya memeriksa apakah ada visa "pekerja lepas" atau "bisnis" yang bisa Anda penuhi. Republik Ceko, misalnya, belum menambahkan kategori visa khusus lainnya tetapi masih terbuka untuk digital nomad.
Digital Nomad di Indonesia
Sementara itu, di Indonesia sendiri visa digital nomad juga hampir setahun belakangan diterapkan untuk menambah kunjungan turis asing. Bali menjadi tempat tujuan yang digadang untuk visa digital nomad.
Dikutip dari Liputan6.com, Kamis, 13 September 2022, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebutkan ada perkembangan positif dari kunjungan wisatawan digital nomad. Di mana dalam periode Januari hingga Agustus 2022, 3.017 wisatawan tercatat menggunakan visa dengan tujuan sosial budaya (visa B211) atau digital nomad.Â
Dari angka tersebut, tiga negara teratas asal wisatawan digital nomad adalah Rusia, Amerika Serikat dan Inggris. Kemenparekraf sebelumnya sudah menentukan target pasar utama untuk wisata digital nomad, yakni Rusia, Inggris dan Jerman serta negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Ukraina, Kazakhstan, dan Uzbekistan.
"Jadi, ini kita seriusi dan saya ditugaskan oleh Bapak Presiden untuk jemput bola ke beberapa lokasi seperti Singapura, Malaysia dan beberapa negara Eropa untuk menemui para calon digital nomad yang akan melakukan kunjungan wisatawan," sebut Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar hybrid, Senin 12 September 2022.
Pemerintah kini sudah menyiapkan visa B211 untuk para wisatawan digital nomad yang memenuhi syarat dan berlaku untuk semua negara. Visa berlaku untuk masa tinggal 60 hari dan bisa diperpanjang hingga 180 hari atau enam bulan.
Apabila wisatawan bekerja, mereka wajib mengurus second home visa ke Kantor Imigrasi setempat. Visa tersebut berlaku untuk jangka panjang.
Advertisement