Liputan6.com, Jakarta - Adalah Adam Lee dan Sweet Qismina, pasangan artis Malaysia yang menarik perhatian penggemar ketika membagikan foto pernikahan mereka yang diadakan Sabtu malam, 21 Oktober 2022. Di sederet potret yang dibagikan di akun Instagram, Sweet mengenakan kebaya sunda, sementara Adam berbeskap hitam serasi dalam tema Jawa.
Keduanya pun memakai kain bermotif batik sebagai bawahan. Aksesori mereka juga mendukung. Sweet tampak memakai headpiece berupa siger, lengkap dengan sanggul dan riasan melati. Sementara, Adam memakai belangkon dengan bros emas yang serasi dengan detail busana mereka.
Melansir mStar, Selasa (25/10/2022), pemilik nama lengkap Farhanna Qismina Supandi ini juga menulis keterangan dalam bahasa Jawa yang artinya, "Tidak perlu berjanji seumur hidup, yang penting terus bersama sampai maut memisahkan." Pemilihan tema pernikahan mereka pun mendapat pujian warganet Negeri Jiran.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan ada yang bingung apakah salah satu pengantin merupakan keturunan Jawa. "Jarang melihat artis memilih tema Jawa, mereka selalu memilih Bollywood," tulis salah satunya, sementara yang lain berkomentar, "Serasi sekali. Sweet atau Adam yang keturunan Jawa?"
"Selamat pada pengantin baru. Kamu sangat cantik dengan busana ini," sambung yang lain. Sweet dan Adam menjalin hubungan selama tiga tahun sebelum memutuskan menikah.
Di unggahan tersebut, tampak pula Sweet menandai vendor pernikahan, yang mana salah satunya adalah Rumah Kebaya Malayia. Mengutip situs webnya, mereka mengklaim sebagai "spesialis kebaya, pernikahan, dekorasi Jawa, dan tata rias gaya indonesia."
Pihaknya menulis, "Rumah Kebaya Malaysia (RKM) telah eksis di Malaysia sejak 2008. Saat itu, kami sudah mulai menjual dan menyewakan kebaya kasual dan pengantin pada pelanggan."
Awal Bisnis
RKM mengatakan bahwa bisnis mereka berawal dari pesanan custom made. "Kini, kami memiliki lebih dari 80 koleksi kebaya yang didesain khusus untuk penggunaan sehari-hari maupun pernikahan," imbuhnya.
"Sebagian besar kebaya dirancang khusus dari perancang busana kami dan semua proses pembuatan manik-manik dilakukan secara manual," tutur mereka. "Desain yang ada juga telah disesuaikan dengan keinginan masyarakat Malaysia, Singapura, dan Brunei."
"Kebaya dari RKMÂ juga sudah beberapa kali dibeli pelanggan dari luar negeri antara lain Brunei, Australia, Thailand, dan Amerika Serikat. Dengan ciri khas desain manik-manik yang berbeda, kebaya kami diminati pelanggan dari dalam dan luar negeri," pihaknya menyambung.
"Kami juga menyediakan tata rias ala Indonesia, bahkan tata rias modern yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan kami. Selain itu, kami juga memiliki dekorasi sofa yang sesuai dengan adat Jawa atau Sunda atau sofa modern kontemporer," mereka menuturkan.
Selain Sweet dan Adam, di situs webnya, mereka juga menyoroti pernikahan adat Sunda klien mereka pada 2018.
Advertisement
Menikah ala Adat Sunda di Malaysia
RKM bercerita, "Pada Oktober 2018, kami membantu pasangan ini di mana mempelai pria berasal dari Ciamis, Jawa Barat, Indonesia dan mempelai wanita asal Malaysia."
"Pasangan ini telah bertemu beberapa kali untuk membahas pernikahan unik mereka, dan akhirnya mereka memilih menggunakan konsep tradisional Sunda dari Indonesia. Mereka menginginkan 100 persen sama dengan pernikahan di Indonesia, mulai dari pakaian, riasan, bunga, hingga pembawa acara," imbuhnya.
"Alhasil, keluarga dari Malaysia bahkan dari Indonesia pun sangat puas dengan hasil yang membuat mereka sangat cantik dan berbeda dari kita. RKM juga merasa sangat bangga jadi bagian dari acara ini. Selamat untuk pengantin," tutur RKM.
Mengutip Says, kebaya memang busana tradisional yang umum didapati di Asia Tenggara, kendati rupanya berbeda setiap negara. Baju kurung dan kebaya adalah pakaian tradisional Melayu yang telah mengalami inovasi selama bertahun-tahun.
Seperti di Indonesia, pakaian klasik ini terkenal dipakai untuk acara-acara khusus, seperti pernikahan dan pertemuan tahunan Raya. Kebaya disebut secara khusus muncul bersama seni batik yang telah berkontribusi besar bagi perkembangan industri fesyen kebaya.
Pengajuan Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Kebaya Indonesia sendiri tengah diajukan sebagai warisan budaya takbenda (ICH) UNESCO. Di wacana awal, Direktur Perlindungan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Irini Dewi Wanti, mengatakan bahwa pengajuan tersebut akan dilakukan bersama Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Namun demikian, pengajuan nominasi bersama ini ditolak berbagai pihak, dari komunitas sampai Ketua Komisi X DPR, Agustina Wilujeng Pramestuti. Senada dengan itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, berkata dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu, "Saya sependapat agar kita mengajukan kebaya (sebagai) single nomination, dan kita harus berjuang untuk itu."
"Kajian Tim Riset Timnas menunjukkan bahwa kebaya digunakan perempuan Indonesia sejak abad ke-19 di Jawa dan luar Jawa sampai sekarang dengan beragam model kebaya sesuai kearifan lokal di masing masing daerah. Kebaya bukan sekadar busana, tapi mengandung filososi dan identitas perempuan Indonesia," terangnya.
Keinginan yang sama juga disampaikan anggota DPR RI Tut Roosdiono dan Ketua Timnas Pengajuan Hari Kebaya Nasional, Lana T Koentjoro.
Advertisement