Liputan6.com, Jakarta - Mikha Tambayong telah menyelesaikan pendidikan Strata 2 atau S2 dari UPH Executive Grad School dengan program internasional dari Harvard University pada Juli 2021. Ia juga mengikuti kursus singkat tambahan yang berkonsentrasi dalam hukum kontrak dari HarvardX
Saat menempuh studinya tersebut, Mikha harus menjalani kuliah daring yang ternyata memiliki tantangan tersendiri. Namun di satu sisi, ia juga merasakan betapa teknologi sangat penting kala mengikuti perkuliahan secara daring tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Waktu S2, setengah semester pembelajaran offline, datang ke kelas bertemu teman-teman dan profesor di depan mata, apapun pertanyaan bisa disampaikan secara langsung. Akhirnya semua berubah pas kuliah online," kata Mikha dalam konferensi pers virtual peluncuran kampanye #SerunyaBelajar, Senin, 24 Oktober 2022.
Pelantun "Menepi Menetap" ini mengungkapkan saat kuliah daring, tantangan yang ia rasakan adalah perbedaan waktu karena para profesor pengajarnya tidak tinggal di Indonesia. Terkadang, kata Mikha, kuliah dilaksanakan di pagi hari untuk menyesuaikan time zone.
"Jujur aja berat, kalau dibilang tantangan, aku sangat setuju. Banyak dengar dari teman-teman sekitar yang kuliah online dan rata-rata jawabannya susah ya," tambahnya.
Kesulitan yang dirasakan penyanyi sekaligus aktris berusia 28 tahun ini adanya distraksi karena menjalani kuliah daring di rumah. Terlebih, ia kuliah di akhir pekan.
"Sabtu harus bangun pagi, yang biasanya aku istirahat, ini harus bangun prepare kuliah dari pagi sampai malam," terang Mikha.
Tantangan
"Harus cari cara supaya tetap sama excitement-nya dengan datang ke kuliah offline," ungkap Mikha. Ia tak menampik, bagaimana pun, energi kuliah daring berbeda dengan secara langsung. Namun di sisi lain, hal ini adalah sesuatu yang baru.
"Justru bisa lebih membuka wawasan dan memberi aku kesempatan. Salah satu yang aku dapatkan selama pandem, aku jadi bisa ambil banyak sekali seminar online, ngobrol langsung dengan teman-teman yang tinggal di bagian Timur Indonesia," terangnya.
Mikha mengungkapkan, "Banyak kesamaan yang aku dengar, mereka semua mengutarakan kalau mereka tidak punya kesempatan yang sama dengan kami yang tinggal di daerah ibu kota. Aku rasa dengan adanya teknologi ini membantu semua mendapatkan kesempatan yang sama."
Pengisi suara bahasa Indonesia untuk film "Raya and the Last Dragon" menyebut selama menempuh studi S2, ia juga mengikuti kursus lain. Mikha mengatakan hal tersebut tidak akan mungkin ia dapatkan bila tidak menjalankan kuliah daring.
Advertisement
Sangat Membantu
"Kuliah online aku banyak waktu di rumah, akhirnya aku ambil short course yang sebenarnya enggak ada hubungannya juga sama major yang aku ambil. Akhirnya aku ambil karena bisa menambah soft skill," tambahnya.
Ia merasakan teknologi benar-benar membantu ketika ia menyelesaikan studi S2. Ia merasa sangat terbantu hingga kapanpun karena kini mengimplementasikan daring dalam bentuk apapun.
"Secara daring itu sangat time efficient, energy efficient, sangat helpful. Aku benar-benar merasakan betapa pentingnya transformasi digital especially in education," tutur Mikha.
Menurutnya, belajar dapat belajar dari mana saja. Ia banyak mengikuti seminar dan mendapat pertanyaan cara untuk menemukan minat dalam diri.
"Akhirnya aku coba melihat, itu enggak berhenti sampai kapapun, bisa berubah, kalau enggak dicari tahu, dicoba, dan membuka wawasan seluas mungkin," lanjutnya.
Dikatakan Mikha, sangat penting untuk selalu mencari hal tersebut. "Ada teman-teman yang baru tahu minatnya itu nanti, tapi kapan saja sebenarnya bisa menemukan minatnya," kata Mikha.
Suka Belajar Bahasa
Selain akademik, Mikha juga mengaku suka mempelajari bahasa. Di media sosial, ia melihat ada banyak kreator yang menyuguhkan informasi-informasi mengenai belajar bahasa Inggris dan konten mengedukasi untuk mengerti grammar secara mudah.
Kekuatan berbagi informasi dan edukasi melalui media sosial disebut Mikha saat ini telah begitu luas penyebarannya. Konten dari para kreator pun telah diramu dengan sentuhan yang tak hanya mengedukasi, tetapi juga dibalut keseruan dan hal yang menarik sehingga pembelajaran tidak terasa membosankan.
"Dulu, aku enggak bisa ngomong bahasa Inggris, aku usaha keras dengan baca buku untuk mengerti bahasa Inggris sampai ke akarnya dan di TikTok sangat membantu," terang pemilik nama lengkap Maudy Mikha Maria Tambayong tersebut.
Mikha melanjutkan, "Formula-formula bahasa dan vocabulary, seru banget melihatnya para kreator-kreator dengan kreatif dipoles sedemikian rupa. Itu menurut aku sangat efisien." "Satu hal yang keren banget sanget meng-influence teman-teman," kata Mikha soal konten edukasi di TikTok.
Advertisement