Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Raih Pasar Kosmetik dengan Tren dan Teknologi Terkini," acara Indonesia Cosmetics Ingredients (ICI), Expo, dan Seminar 2022 kembali terselenggara. Event garapan Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (PERKOSMI) itu berlangsung di Hall D, JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 25--27 Oktober 2022.
Ini merupakan ajang promosi bahan baku, kemasan, produk, peralatan laboratorium, mesin mutakhir, tren dan teknologi terkini yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kosmetik pada kalangan industri kosmetika di Indonesia dan ASEAN. Partisipan pameran merupakan pemasok lokal maupun global.Â
Advertisement
Baca Juga
Ketua Pelaksana ICI 2022, Rustam Suleman, mengatakan bahwa ICI 2022 diikuti 93 perusahaan. Jumlah stand mencapai 402 yang terdiri dari 344 stand pameran, 44 stand finished goods, serta 14 stand instansi pemerintah dan universitas.
"Selain itu, ada juga 26 pembicara seminar dari Indonesia dan mancanegara," katanya saat jumpa pers di area pameran, Selasa, 25 Oktober 2022.
Yang seru di penyelenggaraan ICI ke-11 ini adalah adanya Zona Inovasi. Tim Ahli PERKOSMI sekaligus juri Innovation Zone, Nuning S. Barwa mengatakan bahwa 'Zona Inovasi' hadir untuk merangsang kemunculan bahan baku lokal, khususnya yang berbasis alam.
"Kami ingin mencoba meningkatkan local content," katanya di kesempatan yang sama. "(Zona Inovasi) juga menghadirkan kompetisi supaya mampu bersaing, baik dari produsen dalam maupun luar negeri."
Nuning menyebut, ada enam parameter dalam menilai pemenang "Zona Inovasi." Pertama, asal bahan baku produk kosmetik. "Apakah natural, vegan, mengandung bahan kimia, atau pure natural," ia menuturkan. "Kemudian, produksi sendiri atau kolaborasi dengan siapa, bahkan beli pada siapa."
Â
Zona Inovasi
Nuning menyebutkan parameter lainnya, yakni jaminan daya transparansi dan telusur dari bahan baku. "Jadi, bagaimana bahan baku dikreasikan, (memeriksa) sertifikasi yang mereka miliki untuk menjamin kredibilitas," ujarnya.
"Selanjutnya, bagaimana pembuktian bahan ini aman dan punya bukti klaim (produk). Jadi, efikasinya berdasarkan data," ia mengatakan. "Lalu, apakah bahan baku bisa mendukung tren kosmetik sampai tahun 2045, baik secara tren lokal dan global."
Terakhir, apakah bahan baku produk tersebut sudah sesuai aturan nasional, ASEAN, Amerika Serikat, maupun Uni Eropa. "Ada delapan perusahaan lokal dan 13 perusahaan global (di Zona Inovasi), dengan 44 bahan baku yang harus dinilai," tuturnya, menambahkan bahwa nantinya akan ada tiga pemenang dari kompetisi ini.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com di lapangan, Selasa, 25 Oktober 2022, ada berbagai produk di Zona Inovasi, dari makeup, skincare, produk bayi, hingga desain kemasan produk. Sebagian memanfaatkan bahan baku lokal, dari nanas sampai bunga telang. Lalu, ada juga yang mengklaim sebagai produk ramah mikrobiom.
Advertisement
Mengurangi Ketergantungan Bahan Baku Impor
Sejalan dengan dorongan kemunculan ragam bahan baku lokal, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan POM, Reri Indriani, berharap bahwa ketergantungan bahan baku impor bagi produk kosmetik lokal bisa dikurangi.
"Inovasi (bahan baku lokal untuk produk kosmetik) ini harus dibarengi dengan mempertimbangkan aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek keberlanjutan," katanya. "Kesiapan industri kosmetik (untuk berjalan) sesuai tren akan meningkatkan kemudahan usaha pengembangan kosmetik."
Reri menyambung, "Mempersiapkan produk yang aman digunakan konsumen adalah tanggung jawab kita semua. (Inovasi) dapat meningkatkan kualitas produk kosmetik yang mampu berdaya saing, namun tetap mengedepankan aspek keamanan, kemanfaatan, dan mutu kosmetik."
Ketua Perkosmi, Sancoyo Antarikso menyatakan bahwa kosmetik nyatanya tidak hanya produk wajah, tapi juga mulut dan gigi. "Pemahaman (kosmetik) cukup luas dan bisa dipakai wanita maupun pria," ucapnya. "Di ulang tahun ke-45 Perkosmi, kami ingin menciptakan iklim bisnis yang kondusif, sehingga mampu menciptakan produk kosmetik yang aman."
Jaminan Produk Halal
Yang tidak kalah penting, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Ignatius Warsito, menambahkan, yakni jaminan produk halal. Menurutnya, itu merupakan salah satu faktor produk kosmetik dapat kompetitif.
"(Industri kosmetik) sebaiknya tidak hanya pemanfaatan teknologi, tapi juga mengedepankan pemberdayaan sumber daya manusia dalam memberi nilai tambah (pada produk kosmetik)," katanya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kemandirian kosmetik nasional. "(Produk kosmetik) merupakan bagian dari wellness yang berkembang seiring gaya hidup. Karena itu, penting perusahaan besar berkolaborasi dengan UMKM untuk sama-sama membangun ekosistem bisnis kosmetik," ujar Ignatius.
Sancoyo menambahkan, PERKOSMI akan terus mendorong lahirnya kebijakan strategis dan mengadvokasi perbaikan kebijakan demi lingkungan bisnis yang lebih baik dan menguntungkan. "Melalui acara ini, PERKOSMI berharap agar semangat industri kecantikan terus meningkat," katanya.
"Juga, memastikan para konsumen Indonesia bisa mendapat produk terbaik di dalam negeri, dan tentunya siap fight back agar bisnis bisa kembali bergeliat setelah pandemi COVID-19," ia menyambung.
Â
Advertisement