Sukses

Korea Selatan Denda Uniqlo Rp1,6 Miliar karena Iklan Pakaian Dalam Menyesatkan

Uniqlo dianggap telah menyesatkan publik dengan materi iklan terkait klaim antibakteri pada salah satu produk mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Badan pengatur antimonopoli Korea Selatan memutuskan untuk mengenakan denda 153 juta won (sekitar Rp1,6 miliar) terhadap peritel label Uniqlo. Mereka dianggap bersalah atas iklan menyesatkan.

Hukuman dijatuhkan kepada FRL Korea Co. sebagai peritel resmi Uniqlo di Korsel. Komisi Perdagangan yang Adil (FTC) menyebut mereka telah melebih-lebihkan kinerja produk pakaian dalam label asal Jepang itu di dalam iklan yang beredar sepanjang 2018 hingga 2020.

Dikutip dari Yonhap, Kamis (27/10/2022), FTC mengatakan, "Melalui berbagai akun media sosial, barang promosi, pamflet, dan situs web, FRL Korea mengiklankan bahwa pakaian dalam fungsionalnya, bernama AIRism dan DRY-EX, memiliki fitur antibakteri dan penghilang bau."

Menurut regulator, pihak perusahaan menggunakan kalimat seperti 'nyaman dikenakan dengan fitur penghilang bau badan' dan 'barang berperforma tinggi dengan fitur antibakteri dan penghilang bau badan" sebagai materi iklan. FTC mengatakan produk itu semestinya lolos pengujian tertentu agar fitur antibakteri mereka diakreditasi. Namun, FRL Korea Selatan tidak pernah membuktikan.

"FRL Korea menyerahkan hasil uji material terkait (kinerja antibakteri) pada Staphylococcus aureus, tetapi kami tidak dapat mengenali hubungan langsungnya dengan deskripsi dari iklan produk jadi," kata pengawas.

"Melalui sembilan tes yang dilakukan oleh institusi di Korea dan Jepang, hasilnya menunjukkan bahwa kami tidak dapat mengharapkan fitur antibakteri (dari produk), karena sampel menunjukkan penurunan tingkat antibakteri yang sangat rendah," kata FTC.

Pengawas menambahkan bahwa tindakan pengujian seperti itu diperlukan karena pelanggan cenderung memilih produk dengan fitur antibakteri meskipun harganya lebih tinggi di tengah pandemi COVID-19. Dengan hasil tersebut, iklan Uniqlo itu dianggap menyesatkan orang.

2 dari 4 halaman

Material Uniqlo

AIRism dan DRY-EX menjadi salah satu lini andalan dari label fesyen asal Jepang itu. Produk tersebut juga dipasarkan di Indonesia dengan klaim bisa menjaga tubuh tetap sejuk dan nyaman dalam cuaca apapun.

Masahiko Nakasuji, Group Senior Vice President Fast Retailing, grup dari Uniqlo mengatakan, Airsm sangat fungsional dan sesuai dengan konsep LifeWear dari Uniqlo. Dikembangkan bersama Toray, perusahaan penghasil serat dan pembuat tekstil ternama di dunia, Airsm terbuat dari serat khusus yang sangat lembut sehingga terasa seperti sutra di kulit.

"Airsm memiliki kelebihan cepat kering dengan teknologi dari Toray karena memiliki serat yang mampu mengevaporasi keringat," ujar Nakasuji di New York, Selasa, 26 Oktober 2017.

Di pameran Uniqlo dan Toray yang bertajuk The Art and Science of LifeWear di New York tersebut, mereka menyandingkan material kain Airsm dengan katun biasa sebagai cara uji coba sederhana. Dalam hitungan detik, air di kain Airsm langsung menguap dan tidak berbekas pada kain. Di sisi lain, air di kain katun belum menguap dan meninggalkan bekas ketika air sudah mulai mengering. 

Karena pentingnya fungsi Airsm, Uniqlo pun menciptakannya ke dalam berbagai macam produk pakaian, dari mulai t-shirt hingga pakaian dalam. Ada pula Airsm dengan pilihan seamless yang tidak terlihat berbayang saat digunakan sebagai dalaman.

3 dari 4 halaman

Orang Terkaya

Dengan produk yang berdesain abadi, Uniqlo mampu diterima konsumen di berbagai negara. Penjualan yang stabil menyumbang pundi-pundi kekayaan tak sedikit bagi pemiliknya, yakni Tadashi Yanai.

Dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, tahun lalu kekayaan milik Yanai menempatkannya menjadi orang kedua terkaya di Jepang. Pada tahun ini, Tadashi berhasil merebut kembali posisi pertama orang terkaya di Negeri Sakura.

Sebenarnya, ketidakpastian global akibat geopolitik di Ukraina membuat kekayaan Tadashi turun hingga 44 persen. Namun, dari gurita bisnisnya masih cukup untuk mengumpulkan harta sebanyak USD 23,6 miliar atau setara Rp 340,63 triliun.

Pada akhir Agustus 2021, perusahaan melaporkan laba bersih yang dihasilkan mencapai USD 1,5 miliar. Sedangkan, total pendapatan sebesar USD 19,4 miliar.

Perlambatan terjadi pada penjualan di pasar domestik dan di China. Hal ini membuat saham Fast Retailing miliknya, yakni rantai toko Uniqlo. Yanai berambisi perusahaannya bisa sejajar dengan produk H&M dan Inditex yang merupakan induk usaha dari Zara.

4 dari 4 halaman

Tetap Buka di Rusia

Uniqlo juga menjadi salah satu label asing yang memilih tetap membuka toko mereka di Rusia. Langkah ini berbanding terbalik dengan saingan mereka, seperti Zara dan H&M yang berhenti beroperasi di Rusia.

Lantas, apa alasan UNIQLO tetap buka toko di Rusia? Presiden UNIQLO Tadashi Yanai menyampaikan konflik seharusnya tidak membuat orang-orang di Rusia kehilangan pakaian sebagai kebutuhan dasar manusia.

"Seharusnya tidak pernah ada perang. Setiap negara harus menentangnya. Kali ini seluruh Eropa dengan jelas menentang perang dan telah menunjukkan dukungannya untuk Ukraina. Setiap percobaan memisahkan dunia, sebaliknya, akan memperkuat persatuan," katanya, dikutip dari Japan Today.

Yanai melanjutkan, "Pakaian adalah kebutuhan hidup. Rakyat Rusia memiliki hak yang sama untuk hidup seperti kita."

Ada 49 toko UNIQLO di Rusia. Seorang juru bicara retailer ini menyampaikan perusahaan akan "terus memantau situasi," tetapi "tidak ada rencana sampai sekarang untuk menangguhkan operasi kami". UNIQLO menyebut pada Jumat, 4 Maret 2022 bahwa mereka akan menyumbangkan 10 juta dolar AS (Rp144 miliar) dan 200 ribu item pakaian ke badan pengungsi. Langkah ini guna mendukung orang-orang yang terpaksa mengungsi di Ukraina dan negara-negara tetangga.