Sukses

Cerita Aktor Yoon Hong Bin Bantu Penyelamatan Tragedi Pesta Halloween di Itaewon

Aktor Yoon Hong Bin berbagi pengalaman langsungnya membantu para korban tragedi pesta Halloween di Itaewon yang terjadi pada Sabtu, 29 Oktober 2022, dan menewaskan lebih dari 150 orang.

Liputan6.com, Jakarta - Tragedi pesta Halloween di Itaewon menggemparkan dunia karena menelan ratusan korban meninggal dunia. Aktor Yoon Hong Bin baru-baru ini membagikan pengalamannya membantu upaya penyelamatan kejadian tersebut.

Dikutip dari Koreaboo, Senin (31/10/2022), pria yang dikenal karena perannya sebagai Pangeran Imhae dalam drama sejarah Korea KBS The Jingbirok: A Memoir of Imjin War, menceritakan pengalamannya di Itaewon pada malam tragedi dalam upaya untuk membantu orang-orang berkabung bersama. Yoon Hong Bin berbagi bahwa ini adalah pengalaman pertamanya ikut dalam pesta Halloween di Itaewon.

Meskipun tidak suka keramaian, Yoon Hong Bin ingin bergabung dengan perayaan setidaknya untuk sekali saja. Ia membenarkan bahwa jalan-jalan utama dipenuhi orang.

Yoon Hong Bin langsung merasa situasi malam itu berbahaya untuk dirinya dan pacarnya. Meskipun dia bukan bagian dari kerumunan di gang, ia menyebut bahwa dia didorong beberapa kali karena banyaknya orang yang berjalan-jalan sepanjang malam.

Pada satu titik, setelah hampir jatuh, dia butuh lebih dari 10 menit untuk keluar dari kerumunan. Selama waktu itu, dia juga membantu orang lain yang jatuh.

Ketika kerumunan terjadi, Yoon Hong Bin berada di bar terdekat dan menyaksikan awal tragedi saat dia melangkah keluar untuk merokok. Sementara lebih dari 142 kendaraan darurat dilaporkan dikirim ke daerah itu untuk membantu para korban. Lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan yang padat menunda upaya penyelamatan karena petugas medis berjuang untuk mencapai lokasi tragedi pesta Halloween Itaewon.

2 dari 4 halaman

Bantu Penyelamatan

Setelah melihat kerumunan melonjak, Yoon Hong Bin menceritakan bahwa dia bergegas membantu para korban, membaringkan orang di tanah untuk melakukan CPR, sementara mereka menunggu petugas medis.

"Selama lebih dari 20 menit, saya memberikan CPR. Pacar saya juga memijat lengan dan kaki korban. Kami mencoba pernapasan mulut ke mulut. Kami menangis dan berdoa agar korban sadar kembali," kata Yoon Hong Bin.

Ia menambahkan puluhan orang melakukan CPR pada para korban di gang tersebut. "Anda bisa mendengar kami semua memohon agar para korban membuka mata mereka," jelasnya.

"Tapi, dari yang saya tahu, hanya satu korban dari gang tempat saya akhirnya sadar kembali. Saya tidak dapat menyelamatkan korban yang saya bantu," terang Hong Bin.

Dalam ingatan Yoon Hong Bin tentang tragedi itu, dia mengungkapkan rasa frustrasinya dengan kurangnya kehadiran polisi yang memadai untuk jumlah orang di Itaewon malam itu. Ia berharap orang-orang akan belajar dari tragedi ini dan menerapkan langkah-langkah keamanan untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi.

3 dari 4 halaman

Kronologi

Dikutip dari CNN, Senin (31/10/2022), gang-gang sempit Itaewon, distrik kehidupan malam yang diterangi lampu neon di ibu kota Korea Selatan, Seoul, sibuk dengan pengunjung pesta dan turis pada akhir pekan lalu. Sekarang ini adalah lokasi salah satu bencana terburuk di negara itu.

Pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022, puluhan ribu orang membanjiri daerah di pusat kota Seoul untuk merayakan Halloween. Tetapi kepanikan meletus ketika kerumunan membludak, dengan beberapa saksi mengatakan mereka menjadi sulit untuk bernapas dan tidak mungkin untuk bergerak.

Hingga Minggu, 30 Oktober 2022, jumlah korban tewas meningkat menjadi 154 orang, dengan puluhan lainnya terluka. Pihak berwenang kini telah meluncurkan penyelidikan mendesak untuk mencari tahu apa penyebab tragedi sehingga keluarga di seluruh negeri berduka dan mencari orang-orang terkasih yang hilang.

Itaewon telah lama menjadi tempat populer untuk merayakan Halloween, terutama karena liburan ini menjadi lebih populer di Asia dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa bahkan terbang ke Seoul dari negara lain di wilayah tersebut untuk perayaan tersebut. Tetapi selama dua tahun terakhir, perayaan ditiadakan karena pembatasan pandemi pada kerumunan dan aturan mengenakan masker.

Sabtu malam menandai Halloween pertama sejak negara itu mencabut pembatasan ini. Hotel dan acara bertiket di lingkungan itu telah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya, dan diharapkan banyak orang.

4 dari 4 halaman

Jumlah Korban

Video dan foto yang diunggah ke media sosial menunjukkan orang-orang berdesakan, berdiri di jalan sempit. Kerumunan tidak biasa untuk daerah itu, atau bagi penduduk Seoul. Seorang saksi mata mengatakan butuh beberapa waktu bagi orang untuk menyadari ada sesuatu yang salah, dengan teriakan panik orang-orang bersaing dengan musik yang menggelegar dari klub dan bar di sekitarnya.

Setelah panggilan darurat pertama datang sekitar pukul 22.24 waktu setempat, pihak berwenang bergegas ke tempat kejadian, tetapi banyaknya orang membuat sulit untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan. Video yang di media sosial menunjukkan orang-orang melakukan kompresi pada pengunjung pesta lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.

Ribuan orang dalam kostum Halloween turut membantu di tengah kondisi kekacauan yang meluas. Seorang saksi menggambarkan melihat seorang petugas polisi berteriak selama bencana, tetapi beberapa orang yang bersuka ria mengira dia sebagai pengunjung pesta lainnya. Penyebab masih dalam penyelidikan, meskipun para pejabat mengatakan tidak ada kebocoran gas atau kebakaran di lokasi.

Korbannya kebanyakan berusia remaja dan awal 20-an, kata pihak berwenang. Di antara 154 orang tewas setidaknya 26 warga negara asing, menurut pihak berwenang, dengan korban dari negara-negara termasuk Amerika Serikat, Cina, Iran, Thailand, Sri Lanka, Jepang, Australia, Norwegia, Prancis, Rusia, Austria, Vietnam, Kazakhstan dan Uzbekistan. Semua kecuali satu korban telah diidentifikasi, Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo mengatakan dalam sebuah pengarahan pada hari Senin. Korban termasuk 56 pria dan 97 perempuan, Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan melaporkan.