Liputan6.com, Jakarta - Pada Agustus lalu, pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutkan tarif baru untuk masuk ke kawasan wisata Pulau Komodo dan Pulau Padar, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, sebesar Rp3,75 juta per pengunjung berlaku mulai 1 Januari 2023.
Dengan demikian, menurut dia, selama periode Agustus-Desember 2022, wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang masuk ke Pulau Komodo dan Padar tetap berlaku tarif lama yaitu Rp75 ribu bagi wisatawan domestik dan Rp150 ribu bagi wisatawan mancanegara. Sebelumnya, rencana kenaikan tarif masuk ke Pulau Komodo dan Pulau Padar sebesar Rp3,75 juta sempat jadi polemik.
Advertisement
Baca Juga
Para pelaku wisata menunjukkan ketidaksetujuan mereka dengan menggelar mogok massal selama sebulan sejak 1 Agustus 2022. Namun kebijakan itu akhirnya ditunda dan baru akan diberlakukan pada Januari 2023.
Sementara, harga tiket masuk ke Pulau Rinca yang juga menjadi habitat komodo tetap di angka Rp150 ribu. Di sisi lain, Ketua Astindo Labuan Bajo Ignasius Suradin, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com pada Agustus lalu, mengatakan para pelaku wisata di Labuan Bajo akan terus menolak kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo.
Ia menuding Pemprov NTT melalui PT Flobamora, selaku BUMD, ingin memonopoli bisnis tur operator dan travel agent. Argumennya didasarkan pada fitur yang tersedia dalam aplikasi Inisa.
Selain mereservasi kunjungan ke Pulau Komodo dan Padar, tersedia juga pilihan tiket hotel, tur perjalanan, tur kapal, hingga mobil travel. Lalu bagaimana sikap pelaku wisata diberlakukannya tarif baru tersebut pada Januari mendatang?
Masukan dari Berbagai Pihak
"Sejauh ini para pelaku wisata meminta ada sistem opsional untuk biaya konservasi, karena masih ada ketidakpastian soal harga tiket masuk ke Labuan Bajo. Menurut data dari mereka, setelah tanggal 1 Januari 2023, belum ada yang booking tiket untuk masuk ke kawasan wisata Labuan Bajo," terang Shana Fatina, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) di The Weekly Brief with Sandi Uno di kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Senin (31/10/2022).
"Pihak asosiasi, komunitas sampai warga Labuan Bajo meminta dibuat opsi lain untuk biaya konservasu, karena banyak wisatawan yang menganggap tarif masuk yang baru masih kemahalan. Mereka ingin jangan ada kenaikan dulu karena kita baru bangkit dari pandemi sehingga melihat dulu perkembangannya seperti apa. Mereka tidak menentang konservasi tapi kalau bisa hal itu sifatnya opsional," sambungnya.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, pihaknya akan menerima masukan dari berbagai pihak termasuk para pelaku pariwisata agar tercapai keepakatan yang bisa diterima semua pihak. "Kita masih akan membahas mengenai tiket masuk ke Pulau Komodo ini, kita harap semua pihak bisa bersabar karena kita akan terus mengupayakan ada solusi terbaik. Kita akan membahas ini dengan Kementerian LHK, Kemenko Marves, pemprov, stakeholders dan para pelaku wisata lainnya," terang Sandiaga Uno di kantor Kemenparekraf.
Advertisement
Lomba Marathon Jadi Event Tahunan
Dalam kesempatan itu, Sandiaga memuji penyelenggaraan IFG (Indonesia Financial Group ) Labuan Bajo Marathon, yang disebut setara World Marathon Majors. Sandiaga ikut langsung dalam lari marathon kategori 5 km di lomba yang dilaksanakan di Waterfront City Marina pada Sabtu 29 Oktober 2022.
"Ini mungkin levelnya sama dengan yang disebut World Marathon Majors, jadi walaupun ini lintasannya naik turun, tapi itu jadi tantangan. Ketika saya di puncak, saya melihat pemandangan luar biasa indahnya," kata Menparekraf. Pria yang akrab disapa Sandi ini menilai, penyelenggaraan lomba sangat menarik, tertata dengan baik serta jalur yang sangat memanjakan mata dengan pemandangan alam Labuan Bajo.
"Partisipasinya juga baik dari masyarakat, yang membuat marathon semakin menarik adalah masyarakat di sekitar lintasan memberikan salam dan semangat, ayo semangat. Semangat itu yang membuat menarik dan jarang kita temui di marathon-marathon yang bukan kelas internasional," ungkap Sandi.
Pendapat senada juga diutarakan Shana Fatina. "Sambutan masyarakat terhadap lomba lari IFG ini sangat baik dan luat biasa antusias. Rencananya ini akan jadi event tahunan dan jadi sport tourism andalan Labuan Bajo dan NTT. Kita juga akan menyiapkan paket liburan untuk melihat-lihat destinasi wisata lainnya di Labuan Bajo,” ungkap Shana.
Menyelam di Labuan Bajo
Sandiaga sendiri sempat menyelam bersama Menteri Kesehatan atau Menkes Singapura Ong Ye di laut Labuan Bajo, NTT. Hal itu terlihat dari sederet unggahan yang dibagikan Sandiaga melalui akun Instagram pribadinya yang terverifikasi pada Sabtu, 29 Oktober 2022. Salah satu potret menampilkan kedua menteri itu tengah dipotret di bawah laut Labuan Bajo dengan terumbu karang di depan mereka.
Dalam kolom keterangan, Sandi, begitu ia akrab disapa, tak dapat menutupi rasa senangnya ketika menyelam pada Jumat sore, 28 Oktober 2022 bersama Ong Ye Kung. Momen ini dikatakannya adalah sesuai janjinya saat kunjungan kerja ke Negeri Singa untuk mengajak Menkes Singapura untuk melihat keindahan Labuan Bajo.
"Jujur saya puas sekali ketika melihat ekspresi dan reaksi Mr. Ong Ye Kung yang begitu terkesima dengan keindahan pemandangan bawah laut di bawah lautan Labuan Bajo ini, sangat biru, dan kaya akan biota laut," tulis Sandiaga Uno dalam kolom keterangan.
Sandiaga menyatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkomitmen untuk mengupayakan segala cara agar keindahan alam yang dimiliki Indonesia mampu meningkatkan sektor perekonomian masyarakat sekitar. Salah satunya dilakukan melalui kegiatan menyelam di Labuan Bajo demi terciptanya 4,4 juta lapangan kerja baru berkualitas di NTT.
"Labuan Bajo kita targetkan selesai 2024 dan siap tinggal landas, transisi dari quantity menjadi quality tourism dan nantinya targetnya 1,5 juta kunjungan wisatawan per tahun. Labuan Bajo juga akan menjadi destinasi circular economy serta pengembangan green tourism dan ecotourism dengan energi baru dan terbarukan," kata Sandiaga.
Advertisement